Jakarta (VOI News) - Anggota DPR Komisi 1, Dave Akbarshah Fikarno mengatakan, kunjungan Mattis ke Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki posisi yang strategis dan penting di sisi pertahanan. Kepada Voice of Indonesia, Selasa, 23 Januari di Jakarta, ia menekankan, di sisi pertahanan, apapun bentuk kerjasama yang dibangun kedua negara harus mengutamakan kedaulatan dan kepentingan Indonesia. Menurut Dave, ada berbagai bentuk kerjasama yang dapat dibangun oleh kedua negara diantaranya di bidang counter terorism dan perdagangan manusia.
“Indonesia memiliki posisi yang penting lah dalam kawasan regional Asia Pasifik. Nah Amerika dan tetangganya memiliki sejumlah perjanjian kaya border patrol. Juga pengawasan people smuggling, drugs smuggling ataupun juga counter terorism. Indonesia juga memiliki permasalahan-permasalahan yang sama. Nah ini bisa menjadi bahan yang dibahas juga dan juga untuk mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Amerika untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut.”, ungkap Dave Akbarshah
Dave Akbarshah lebih lanjut menjelaskan, di bidang counter terorrism Indonesia dan Amerika dapat bekerjasama melalui sharing information, pelatihan, membahas sel-sel terorisme yang diawasi oleh Amerika. Di bidang maritim, Dave mengatakan, Indonesia dapat membahas dan mempertimbangkan terlebih dahulu permintaan Amerika untuk membuka jalur laut untuk bisa melintasi bagian utara Pulau Jawa. Menurutnya, harus dipertimbangkan kepentingan dan keuntungannya mengapa Indonesia harus membuka jalur khusus bagi Amerika./Sekar
Jakarta (VOI NEWS) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis bertemu Presiden Joko Widodo, Selasa di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Mattis yang didampingi Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan disambut oleh Presiden yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir. Usai bertemu Presiden, Mattis menyampaikan dirinya bersama Presiden Joko Widodo mendiskusikan berbagai hal terkait kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat.
Mattis menyampaikan, dalam pertemuan tersebut, dirinya juga memastikan komitmen Amerika Serikat untuk mendukung Indonesia mengingat peran penting yang dimainkan Indonesia di kawasan, termasuk di kawasan Indo-Pasifik.
“ Kami berbicara tentang kemitraan kami yang merupakan landasan bersama dalam hal penghormatan dari satu negara demokrasi ke negara demokrasi lainnya. Dan saya di sini untuk mendengarkan pemimpin Anda dan memahami apa yang dapat kami lakukan untuk membantu Anda, satu Negara demokrasi ke negara demokrasi yang lain, Anda yang sangat penting di sini di wilayah Indo-Pasifik.”
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengunjungi Indonesia dari tanggal 22 hingga 24 Januari 2018. Sebelum bertemu Presiden Joko Widodo, Mattis dilaporkan telah bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Pertemuan dengan Menteri Ryamizard merupakan agenda utama kunjungan Mattis ke Indonesia.
Kedua Menteri Pertahanan tersebut bertemu di gedung Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan berbincang mengenai peningkatan kerjasama pertahanan kedua Negara. Kedua menteri tersebut juga membahas upaya penguatan kerjasama dalam konteks Indo-Pasifik, terutama langkah untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil dan sejahtera. (ndy)
Jakarta (VOI NEWS) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis bertemu Presiden Joko Widodo, Selasa di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Mattis yang didampingi Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan disambut oleh Presiden yang didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir. Usai bertemu Presiden, Mattis menyampaikan dirinya bersama Presiden Joko Widodo mendiskusikan berbagai hal terkait kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat. (ndy)
Sebagai langkah memperkuat habit of dialogue, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menerima Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Senin (22/1).
Dalam pertemuan, Menlu RI kembali menyampaikan pentingnya Amerika Serikat untuk mendukung tercapainya perdamaian antara Palestina dan Israel. Menlu RI menegaskan bahwa tidak ada solusi lain dari konflik Palestina-Israel kecuali tercapainya two state solution dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. “Posisi Indonesia sudah sangat jelas dan tegas dalam mendukung perjuangan Palestina sampai terealisasinya kemerdekaan Palestina” tegas Menlu Retno.
Dalam kaitan ini, Menlu Retno juga menyampaikan harapan Indonesia agar AS mempertimbangkan kembali keputusannya untuk memotong kontribusinya ke United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA). Menlu RI menyampaikan bahwa peran UNRWA sangat penting dalam mendukung pengungsi Palestina di bidang pendidikan dan kesehatan. “Pemotongan bantuan ini akan mencederai dan berdampak negatif terhadap proses perdamaian yang telah dibangun di Palestina” sebut Menlu Retno.
Selain isu Palestina, Menlu RI dan Menhan AS juga membahas upaya untuk menciptakan suatu ekosistem perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik. Menlu RI menegaskan bahwa AS sebagai salah satu mitra Indonesia memiliki peran penting untuk menjadikan Indo-Pasifik tidak saja sebagai kawasan yang damai namun juga sebagai kawasan pertumbuhan bagi dunia. Dalam kaitan ini penting bagi AS untuk berkontribusi dalam memperkuat habit of dialogue dan mutual trust di kawasan Indo-Pasifik.
“Arsitektur kawasan dan kerja sama di Indo-Pasifik harus berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, transparansi, inklusivitas, dan berlandaskan semangat kerja sama dan pembangunan rasa saling percaya” jelas Menlu Retno .
Dalam pertemuan, kedua Menteri juga bertukar pandangan mengenai upaya membangun perdamaian (peace building) di Afghanistan. Menlu RI menyampaikan upaya dan peran Indonesia dalam membangun perdamain melalui pendidikan dan bantuan capacity building di berbagai bidang untuk masyarakat Afghanistan. “Indonesia berharap AS juga dapat terus mendorong dan mendukung upaya peace building di Afghanistan” tutur Menlu Retno.
Dalam konteks bilateral, kedua Menteri membahas upaya untuk memperkuat kerja sama sesuai dengan komitmen bersama untuk membentuk kemitraan strategis yang tertuang dalam Joint Statement between the Republic of Indonesia and the United States of America on Strategic Partnership. Perjanjian tersebut ditandatangani dalam kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke Washington D.C., AS pada Oktober 2015 untuk mempererat kerja sama kedua negara di berbagai bidang antara lain, pertahanan, ekonomi dan perdagangan, maritim dan energi. (kemlu.go.id)