Saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi, berita, materi pembelajaran dan lainnya kian meningkat. Kebutuhan akan informasi tersebut dapat dipenuhi oleh masyarakat luas dengan menggunakan search engine atau mesin pencari, seperti Google, Bing, DuckduckGo, Dogpile dan Yandex. Dengan beberapa mesin pencari yang sudah ada, masyarakat dapat mencari informasi dalam bentuk web, gambar, video ataupun berita. Namun, beberapa mesin pencari tersebut tidak memberikan fasilitas utuh untuk mencari dokumen seperti PDF, PPT (Power Point), DOC (Word), XLS (Excel), atau tipe dokumen lainnya. Hal ini lah yang mendorong Gusfahmi Alghazali Caniago untuk menciptakan suatu mesin pencari yang dikhususkan untuk mencari dokumen apapun secara mudah, cepat dan tentunya gratis.
Gusfahmi Alghazali Caniago menciptakan mesin pencari bernama Owplus. Owplus adalah mesin pencari yg memudahkan untuk mencari dan mendownload dokumen. Cara kerja dari mesin pencari ini (Owplus) juga sama dengan mesin pencari pada umumnya yaitu pengguna cukup memasukkan keyword dari dokumen yang ingin dicari dan menentukan tipe dokumen apa yang ingin dicari. Ada 12 tipe pilihan dokumen yang berbeda yaitu PDF, PPT, DOC, XLS, TXT, RTF, SVG, ODP, ODT, ODS, SWF dan XML yang bisa dicari dan didownload pada mesin pencari ini.
Selain dapat mengunduh 12 tipe dokumen yang berbeda, Owplus juga menghadirkan fitur preview dimana fitur ini berguna untuk meninjau (melihat) isi dokumen terlebih dahulu sebelum mengunduhnya. Saat ini Owplus sudah tersedia dalam bentuk web yang dapat diakses melalui https://www.owplus.com dan dalam versi aplikasi android yang dapat diunduh di Google Playstore. Dengan adanya Owplus , diharapkan dapat membantu Indonesia untuk menunjukkan kualitasnya ke mata dunia, karena Owplus merupakan mesin pencari pertama di dunia. Selain itu, diharapkan Owplus juga dapat meningkatkan kecerdasan anak bangsa dengan memfasilitasi pencarian dokumen-dokumen seperti materi pembelajaran, jurnal atau bahkan tutorial.
Provinsi Aceh merupakan provinsi yang letaknya di utara pulau Sumatera dan paling barat di Indonesia. Provinsi ini memiliki banyak peninggalan sejarah, terutama peninggalan kerajaan Islam seperti Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan peninggalan Kesulatanan Aceh, yang masih berdiri hingga saat ini. Namun, selain peninggalan sejarah, Aceh juga memiliki wisata alam yang tidak kalah menarik, seperti Danau Laut Tawar.
Danau Laut Tawar terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Untuk menuju destinasi wisata ini, bisa ditempuh dari kota Banda Aceh, dengan bus atau travel yang menuju kota Takengon. Jarak tempuhnya sekitar 315 Kilometer dan memakan waktu 7 jam perjalanan. Sebagai alternatif perjalanan, wisatawan dapat mengunjungi objek wisata ini melalui Bandara Kuala Namu menuju Bandara Rambele dengan waktu tempuh 60 menit. Untuk memasuki objek wisata ini, pengunjung tidak perlu membayar biaya masuk.
masyarakat Gayo menyebut danau ini dengan sebutan Danau Lut Tawar. Danau ini dinamakan “Laut Tawar” karena begitu luas bagaikan lautan dengan airnya yang tawar. Bagi masyarakat Gayo, Danau Laut Tawar sangatlah vital karena selain sebagai tempat wisata yang kerap dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, juga digunakan sebagai sumber air bagi Kabupaten Aceh Tengah dan beberapa kabupaten lain di sekitarnya.
Objek wisata ini menyimpan banyak flora dan fauna, salah satunya yang paling terkenal ialah ikan depik yang merupakan spesies ikan endemik di Danau Laut Tawar. Ikan Depik ini berbentuk kecil memanjang hampir menyerupai ikan teri. Biasanya pada waktu pertengahan tahun yaitu sekitar bulan Agustus hingga pada akhir tahun, para nelayan terlihat sibuk menangkap ikan depik di pinggir Danau Laut Tawar.
Danau Laut Tawar begitu indah, karena diapit oleh dua buah bukit yang menyajikan keindahan tersendiri. Di objek wisata ini, ini para wisatawan juga dapat melihat aktivitas masyarakat sehari – hari yaitu bercocok tanam dan memancing. Disini, pengunjung juga bisa mengelilingi Danau Laut Tawar dengan naik perahu motor, atau bersepeda.
Pengunjung juga dapat berwisata kuliner di Takengon dengan mencicipi Ikan Depik yang nikmat dan khas Danau Laut Tawar. Tempat wisata ini sudah dilengkapi dengan akomodasi diantaranya terdapat penginapan-penginapan yang disewakan bagi para wisatawan yang ingin bermalam di sekitar Danau.
Talas beneng merupakan jenis umbi-umbian asli Pandeglang. Nama "beneng" merupakan singkatan dari besar dan koneng. Koneng adalah sebuah kata dalam bahasa Sunda yang artinya berwarna kuning. Asal mula talas beneng adalah tanaman liar di dalam hutan Gunung Karang, Pandeglang.
Umbi Talas Beneng berukuran besar dengan warna daging kuning. Ukuran tanaman talas bisa sangat besar, yakni sekitar 2,5 meter dengan ukuran satu umbi maksimal bisa mencapai 10-20 kg per batang. Talas Beneng merupakan umbi batang yakni umbinya muncul sampai ke atas permukaan tanah mengikuti batang tanaman. Jadi bisa memanjang atau meninggi sesuai tinggi pohon talas.
Meski telah memasuki masa panen tetapi belum dipanen juga, maka umbi talasnya tidak akan bermasalah. Berbeda dengan Talas Bogor yang jika telah memasuki masa panen kemudian tidak dipanen, maka Talas Bogor akan membusuk.
Selama pertumbuhan, tanaman talas tidak menuntut syarat khusus. Untuk pemanfaatannya, talas beneng banyak diolah warga sekitar menjadi keripik talas. Namun demikian karena masih terbatasnya alat dan sumber daya manusia di Juhut, kebanyakan talas hanya dikupas dan diparut kemudian dijemur hingga kering. Selanjutnya, siap dikirim ke Bogor untuk dijadikan tepung. Tepung tersebut bisa digunakan untuk membuat berbagai olahan makanan seperti brownis dan lain-lain.
Pemda Banten tengah membudidayakan talas beneng untuk dijadikan salah satu komoditi bahan pangan pokok di Provinsi Banten sehingga dapat menguatkan dan mengurangi kerawanan ketahanan pangan. Talas beneng memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas beneng dan menjadi ciri khas talas ini.
Adanya dukungan dari pemerintah daerah, maupun kemitraan dengan perusahaan daerah dalam pengembangan pangan lokal diharapkan bisa memacu keragaman produk talas beneng termasuk upaya memasyarakatkannya.
Melati Pesanku adalah sebuah lagu keroncong asli, didukung oleh balutan musik keroncong yang kental. Lagu ini berisi dukungan atau kekaguman kepada pahlawan. Seperti yang terungkap pada bagian liriknya : Melati putih kutaburkan, Berhamburan sek’lilingku, Harum semerbak, Mengiring pahlawanku....
Mamiek Marsudi memiliki suara yang merdu. Pemilik nama asli Prasitoresmi ini memiliki bakat seni yang tidak diragukan lagi. Tak hanya di bidang tarik suara, khususnya keroncong, Mamiek Marsudi juga adalah seorang penari. Perkenalannya dengan musik keroncong terjadi tanpa sengaja. Bermula saat suaminya membawakan kaset keroncong asli dari Taman Mini Indonesia Indah tahun 1983. Mamiek Marsudi terpikat dengan salah satu lagu di dalamnya yaitu keroncong Bunga Sekuntum. Dengan lagu itu Mamiek kemudian mengikuti berbagai lomba mulai dari tingkat kelurahan dan tingkat yang lebih tinggi. Bergabung dengan orkestra keroncong membuat kemampuannya semakin terasah dan berkualitas. Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Jawa Barat. Legenda tersebut berkisah tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangan dan Gunung Bukit Tunggul. Kisah yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Barat ini kemudian dituangkan dalam syair lagu keroncong Riwayat Sangkuriang. Seperti kutipan lirik pada lagu ini : Riwayat Priangan Ibu yang menanggung malang dipercinta oleh putra sangkuriang sakti walau mengetahui itu ibunya sejati....
lagu yang sangat kental dengan irama Sunda ini dibawakan dengan apik oleh Tetty Supangat, salah seorang penyanyi keroncong berbakat Indonesia.Suaranya yang merdu dan mendayu mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pencinta musik. Dalam berbagai kesempatan Tetty berkolaborasi dengan penyanyi keroncong berbakat Indonesia lainnya seperti Tutty Maryati dan Mamiek Marsudi.//