Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar masyakat Indonesia. Karena itu ketersediaan dan kualitas beras menjadi hal yang sangat penting. Secara umum beras yang berwarna putih bersih dan harum dikategorikan sebagai beras yang berkualitas tinggi. Namun, masyarakat harus jeli dan memastikan adanya penggunaan zat kimia sebagai pemutih beras. Penggunaan pemutih beras ini tentunya tidak baik dan berbahaya bagi kesehatan. Untuk mengetahui adanya pemutih pada beras, dua Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat alat bernama SCRAPER, yaitu Smart Chlorinated Rice Portable Detector berbasis microcontrol Atmega8535 dan Light Dependent Resistor (LDR). Mereka adalah Intan Mulia Rahayu dari program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Kevin Ikhwan Muhammad (Teknik Kimia).
Menurut Intan, khlorin yang digunakan sebagai pemutih sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Khlorin dapat merusak sel-sel darah, mengganggu fungsi hati/liver, dan merusak sistem pernapasan. Bila penggunaan klorin mencapai 3-5 ppm dalam beras atau bahkan mencapai dosis lebih dari 30 ppm dapat menyebabkan kematian.Inovasi SCRAPER muncul untuk menjawab persoalan pasar tentang maraknya oknum penjual beras curang yang sengaja menambahkan pemutih/khlorin pada beras berkualitas rendah.
Dengan khlorin beras terlihat putih bersih seperti kualitas super. Sementara sebagian besar konsumen tidak dapat membedakan beras yang mengandung pemutih dan tidak.
Inovasi ini ditampilkan pada Kompetisi Inovasi Internasional Thailand Inventors Day 2018 yang digelar di Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC), Thailand, pada 2-6 Februari 2018. Kedua mahasiswa ini juga meraih special award dari World Invention Intellectual Properti Association (WIIPA). Intan yang merupakan ketua tim penelitian ini mengatakan, mereka berharap alat inovasi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sebagai upaya pencegahan pengonsumsian beras berpemutih, serta dapat membantu pemerintah dalam inspeksi penjual beras di pasar.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) bersama International Federation of Inventor’s Associations (IFIA) dan World Invention Intellectual Properti Association (WIIPA). Ajang Thailand Inventors Day diselenggarakan setiap tahun untuk menampilkan potensi hasil penemuan dan inovasi dari inovator-inovator internasional. Acara ini diikuti oleh 24 negara, yaitu Indonesia, Kanada, China, Mesir, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Lebanon, Makau, Malaysia, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan, Sri Langka, Taiwan, Uni Emirate Arab, Inggris, Vietnam dan Thailand.
Doro Somola akhir-akhir ini populer sebagai objek wisata baru di Halmahera Utara. Bentuk Doro Somola yang unik sepintas mirip dengan Raja Ampat, yang merupakan ikon pariwisata di Papua. Doro Somola adalah kawasan pantai yang didominasi oleh bebatuan lava beku di sekitar Tanjung Bongo yang terdapat di Kecamatan Galela , Halmahera Utara. Laut di sini sangat jernih dengan kumpulan koral yang terlihat jelas dari atas daerah perbukitan di sekitarnya.
etak Doro Somola adalah di antara Desa Soa Sio dan Desa Pune, kecamatan Galela yang tidak jauh dari Pelabuhan Soa Sio , Galela dan berjarak hanya sekitar 15 kilometer dari Bandar Udara Gamarmalamo, Galela, Halmahera Utara, membuat lokasi wisata baru itu mudah dicapai . Dari Pelabuhan Soa Sio tersebut, para wisatawan dengan katinting atau perahu bermesin tempel harus menempuh jarak kurang lebih 300 meter atau sekitar 20 menit untuk sampai di Doro Somola. Biaya pulang pergi dari pelabuhan ke Doro Samola Rp. 20.000 per orang. Sedangkan dari kota Tobelo ibukota Halmahera Utara juga hanya kurang dari 40 menit.
eksotisme Doro Somola memang membuat banyak wisatawan mengaguminya. Begitu anda sampai di Doro Somola anda akan melihat pulau-pulau mini berupa batu-batuan yang berasal dari bebatuan lava beku yang menjulang langsung dari dasar laut, anda juga akan melihat gradasi warna alam yang sangat indah,dan birunya air laut Teluk Galila, hijaunya pepohonan yang tumbuh eksotis di atas pulau-pulau batu, hingga megahnya karang-karang dan keramaian ikan-ikan hias yang terlihat jelas dari dasar laut yang sebening kaca. Dari kejauhan anda juga dapat melihat latar belakang berupa pemandangan yang indah dari gunung Tarakani Lamo dan Tarakani Ici . Saat ini dinas pariwisata jga sudah menyiapkan fasilitas olahraga air untuk anak-anak dan orang dewasa. Selain untuk berenang , bersantai menikmati keindahannya , tentu saja jangan lupa untuk mengabadikan keindahan di sini.
Akhir-akhir ini Doro Somola yang luasnya kurang dari 1 Km menjadi tujuan wisata yang digemari wisatawan dalam dan luar negeri. Keunikan dan keindahannya yang merupakan miniatur Raja Ampat yang membawa wisatawan ke Doro Somola . Yang harus diingat apabila mengunjungi tempat wisata adalah untuk tidak merusak dan mencoret-coret lingkungan, membuang sampah sembarangan bahkan melakukan aktivitas snorkeling yang kasar dengan merusak terumbu karang.
apabila anda belum menentukan tempat liburan, tetapkanlah Doro Somola , miniatur Raja Ampat di Halmahera Utara sebagai tujuan wisata anda.
Memasuki penyelenggaraannya yang ke-11, Solo Batik Carnival-SBC 2018 akan mengusung tema "Ika Paramartha". Ika artinya kesatuan, sedangkan Paramartha artinya hal-hal baik yang menyatukan. Penggabungan keduanya diharapkan membuat SBC menjadi satu kesatuan yang memiliki unsur yang baik sehingga bisa menjadi inspirasi.
Ketua Yayasan Solo Batik Carnival, Lia Imelda di Solo, Jawa Tengah, menjelaskan, tema tersebut diangkat mengingat saat ini kondisi politik maupun sosial di Indonesia sedang rawan gesekan. Dengan tema tersebut, Lia Imelda berharap, Solo Batik Carnival-SBC 2018 bisa menyatukan suku, agama, ras, dan antargolongan yang ada di Indonesia.
Terkait dengan tema tersebut, Koordinator SBC ke-11/2018 Ragowo Ade Kurniawan mengatakan jika tahun-tahun sebelumnya acara ini mengunggulkan batik khas Solo, tahun ini SBC menyatukan ragam batik di setiap daerah dari Sabang sampai Merauke. Ada delapan tema besar yang kami angkat yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, Nusa Tenggara, Bali, Jawa, dan DKI Jakarta.
Untuk Pulau Jawa, nama defile-nya adalah Jawa Dwipa, Pulau Sumatera bernama Nagari Minangkabau, Pulau Kalimantan dengan defile Dayak Borneo, Pulau Bali dengan Janger Dewata, Pulau Sulawesi berdefile Mappalili Mamiri, Pulau Irian Jaya dengan Tana Sajojo, Pulau Nusa Tenggara dengan defile Sasando Timor, dan DKI Jakarta dengan Lenggang Batavia.
gelaran SBC akan berlangsung selama 5 hari dari tanggal 11 - 15 Juli 2018. Puncak SBC 11 akan dihelat pada 15 Juli 2018. Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Surakarta Nunuk Mari Hastuti mengatakan SBC sudah masuk dalam 100 Wonderful Event di Indonesia.//Devi
Pelangi Nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu dari Bangka Belitung.
Lagu yang biasa dinyanyikan masyarakat Bangka Belitung pada masa panen lada ini berisikan semangat gotong royong. Beberapa sumber mengatakan bahwa lagu “Yo Miak” menggambarkan semboyan Bumi Sepintu Sedulang, yang menjadi motto penggerak masyarakat Bangka Belitung bekerjasama demi satu tujuan dan hasil yang dinikmati bersama pula.
Lagu berikutnya yang akan kami sajikan juga mengandung semboyan dari masyarakat Bangka Belitung. Kali ini semboyan Serumpun Sebalai hadir dalam lagu “Zapin Melayu Serumpun Sebalai”. Semboyan Serumpun Sebalai yang tertera dalam lambang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki makna kekayaan alam dan pluralisme masyarakat Bangka Belitung. Dalam lagu “Zapin Melayu Serumpun Sebalai”, Bangka Belitung digambarkan sebagai tempat dengan hasil bumi yang melimpah, objek wisata yang indah, dengan ragam budaya, seperti budaya Melayu, budaya Islam, serta budaya Cina atau Tionghoa
berikut kami hadirkan lagu “Zapin Melayu Serumpun Sebalai” oleh Wandasona Al-Ahmd.
masih dari Bangka Belitung, selanjutnya akan kami hadirkan lagu “Miakku Sayang”. Lagu yang biasa dibawakan berduet ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang tengah salah paham. Sang lelaki telah dimarahi kekasihnya dituduh telah berselingkuh dengan gadis lain bernama Halimah. Ternyata, Halimah hanyalah anak tetangga sang lelaki, sang lelaki tidak selingkuh, dan sang gadis pun meminta maaf. Pendengar, inilah lagu “Miakku Sayang” oleh Tommy Ali & Arin Fahmi.
sebelum menutup Pelangi Nada kali ini, saya putarkan lagu “Bujang Lapuk”. Lagu ini mengisahkan kerisauan hati seseorang yang sudah tua, tetapi belum juga punya pasangan hidup. Dirinya pun menyesal dan sadar bahwa terlalu memilih-milih pasangan membuatnya jauh dari jodoh. Ia merasa hidup tanpa pasangan terasa tidak ada gunanya.