Di zaman yang serba modern ini, masyarakat Indonesia masih melakukan berbagai macam tradisi yang sudah ada ratusan tahun lamanya. Ketika mendengar kata potong jari, mungkin terdengar mengerikan di telinga Anda. Namun ini adalah salah satu tradisi yang dimiliki oleh salah satu suku di Indonesia. Lebih tepatnya suku Dani di Papua. Suku Dani adalah sebuah suku yang mendiami satu wilayah di Lembah Baliem.
Suku ini dikenal sejak ratusan tahun lalu sebagai petani yang terampil dan telah menggunakan alat atau perkakas. Suku Dani bahkan merupakan suku pertama yang diketahui telah mengenal teknologi penggunaan kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang binatang, bambu dan juga tombak yang dibuat menggunakan kayu galian yang terkenal sangat kuat dan berat.
Suku Dani memiliki tradisi yang menyedihkan ketika mereka kehilangan salah satu anggota keluarga atau orang terkasih mereka. Jari menjadi sasaran mereka untuk mengenang kepergian keluarga mereka. Kesedihan saat telah ditinggal pergi oleh orang yang cintai dan kehilangan salah satu anggota keluarga sangat perih. Lain halnya dengan masyarakat pegunungan tengah Papua yang melambangkan kesedihan lantaran kehilangan salah satu anggota keluarganya yang meninggal tidak hanya dengan menangis saja. Melainkan ada tradisi yang diwajibkan saat ada anggota keluarga atau kerabat dekat seperti; suami,istri, ayah, ibu, anak dan adik yang meninggal dunia. Tradisi yang diwajibkan adalah tradisi potong jari.
Bagi Suku Dani, jari bisa diartikan sebagai symbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Kehilangan salah satu ruasnya saja, tangan kita tidak lagi berfungsi optimal. Itulah nilai filosofi dari tradisi ini. Zaman sekarang, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan, tapi Anda masih bisa menjumpai sesepuh suku Dani yang jemarinya sudah tidak utuh lagi. Walaupun dalam penamaan jari yang ada ditangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu Ibu jari. Akan tetapi jika dicermati perbadaan setiap bentuk dan panjang memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan kebersamaan untuk meringankan semua beban pekerjaan manusia.
Tradisi potong jari di Papua dilakukan dengan berbagai cara ada yang menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak atau parang. Cara lainya yaitu mengikat jari dengan seutas tali sampai beberapa lama waktunya sehingga menyebabkan aliran darah terhenti dan pada saat aliran darah berhenti baru dilakukan pemotongan jari. Tradisi potong jari pada saat ini belom ada sumber yang mengatakan bahwa masih berlangsung tradisi potong jari, namun belum ada sumber juga yang menyebutkan tradisi ini telah punah dan tidak dilaksanakan lagi.
Bisa dikatakan ada namun jarang ditemui atau dilakukan dikarenakan mungkin karena pengaruh agama yang mulai berkembang di sekitar daerah pegunungan tengah Papua. Apapun tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, semua merupakan bagian dari perkembangan kehidupan tradisi masyarakat Indonesia. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai tradisi potong jari suku dani di Papua.
Pulau Buton adalah pulau yang terkenal dengan produksi aspalnya. Selain itu, di pulau ini juga terdapat beragam suku, salah satunya adalah Suku Cia-Cia, dengan jumlah penduduk sekitar 80 ribu jiwa. Suku ini cukup dikenal dengan keunikannya yang menggunakan aksara Hanggeul dalam kesehariannya. Tetapi selain itu, suku ini juga memiliki budaya yang tidak kalah unik, yaitu, Tari Cungka.
Tarian Cungka telah ada sejak sebelum datang agama di desa Wabula, salah satu desa yang ditinggali Suku Cia-Cia. Tarian ini pun punya makna tersendiri. Tarian cungka dibawa oleh manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Desa Wabula yang saat itu belum datang agama, baik Hindu maupun Islam. Kini, tarian ini dimainkan saat upacara pernikahan.
sebelum tarian Cungka dimulai, lagu tradisional Waironi dinyanyikan terlebih dahulu tanpa diiringi tarian dan gendang. Kemudian tarian Cungka dimulai oleh penari laki-laki, lalu dilanjutkan oleh penari perempuan. Tarian tersebut diiringi dengan alat musik tradisional seperti gong besar, gong kecil dan gendang.
Dalam sesi tarian ini, parabela atau ketua adat dan tokoh adat lainnya yang berjenis kelamin laki-laki menari tarian Cungka. Bagian tarian ini bermakna proses terjadinya manusia dari perjalanan roh manusia yang menjadi segumpal air. Setelah laki-laki, tarian cungka ini ditarikan oleh para perempuan atau istri dari parabela dan tokoh adat lainnya.
Tarian Cungka yang dibawakan oleh para perempuan ini bermakna perjalanan manusia dalam kandungan yakni dari air menjadi segumpal darah. Dalam upacara pernikahan masyarakat setempat, setelah Tarian Cungka akan dilanjutkan dengan Tarian Ngibi. Tarian ini ditarikan berpasang-pasangan dengan menggunakan selendang. Tarian ini bermakna kegembiraan, karena dari segumpal darah menjadi daging dan tulang.
Tarian tersebut kemudian ditutup oleh tarian dari kedua mempelai pengantin bersama keluarga. Tarian Kedua pengantin ini mempunyai arti proses yang menjadi insan manusia secara utuh. Karena punya makna yang sangat tinggi, tarian ini harus ditarikan oleh pengantin.
Pelangi Nada kali ini, kami hadirkan penyanyi wanita berkebangsaan Indonesia, Alika.
demikian satu lagu berjudul Aku Suka Temanmu dinyanyikan oleh Alika. Penyanyi bernama lengkap Karis Alika Islamadina ini mengawali karier bernyanyi dengan mengikuti ajang pencarian bakat di salah satu televisi swasta nasional. Melihat bakat Alika di ajang tersebut, komposer Elfa’s Secioria tertarik membuatkan lagu untuknya. Akhirnya pada tahun 2006, saat Alika berusia 12 tahun, ia merilis lagu berjudul “Sahabat Tersayang”. Lagu ini diterima dengan baik oleh penikmat musik di Indonesia. Melalui lagu ini, Alika berhasil meraih 3 AMI Awards 2006 dengan kategori penyanyi anak terbaik, album anak terbaik, dan komposisi lagu anak terbaik. Pendengar, sebelum membahas Alika lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Luka”. Selamat mendengarkan.
baru saja anda mendengarkan sebuah lagu dari Alika berjudul “Luka”. Lagu ini baru saja dirilis oleh Alika pada 26 Januari 2018 lalu. Lagu “Luka” diciptakan oleh komposer dan produser Aldi Nada Permana. Sedangkan aransemen musiknya digarap oleh Tohpati. Lagu ini menceritakan tentang kepedihan hati seorang gadis yang harus kehilangan kekasihnya secara tiba-tiba di kebahagiaan mereka yang akan sampai pada puncaknya.
Lagu “Luka” ini menjadi jembatan untuk menuju album berikutnya. Rencananya, album tersebut akan dirilis pada bulan Maret mendatang. Pendengar, menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu lainnya dari Alika berjudul “Andai Dia Tahu” dan “Sendiri”. // Enggar
Kota Tobelo terletak di sebelah timur semenanjung utara pulau Halmahera dan merupakan kota terbesar di pulau ini . Tobelo merupakan ibukota kabupaten Halmahera Utara. Kota ini juga merupakan kota yang terindah di kabupaten Halmahera Utara . Daya tarik utama dari Tobelo antara lain terdapat pada banyaknya gugusan pulau kecil dengan pantai yang berpasir putih , laut yang bening seperti kristal dan juga keindahan bawah lautnya yang mempesona。Tidak hanya itu, adat istiadat yang masih mengakar kuat di masyarakat juga merupakan alasan utama bagi wisatawan untuk datang ke kota ini。Selain itu salah satu keindahan alam yang luar biasa menakjubkan yang wajib anda kunjungi di Tobelo Halmahera Utara adalah Air Terjun Jembatan Batu.
Air terjun Jembatan Batu terletak di sekitar Sungai Mede, Tobelo, Hamahera Utara, Maluku Utara 。Namanya yang unik terilhami dari bentuk bebatuan di depannya yang membentuk semacam jembatan batu alami. Keistimewaan Jembatan Batu tidak terletak pada tingginya yang hanya 10 meter, namun dengan adanya air terjun mini lainnya yang ada di lokasi yang sama. Letaknya yang tersembunyi dan dikelilingi oleh hutan yang lebat menjadikan air terjun Jebatan Batu sebagai tujuan wisata yang menarik terutama bagi wisatawan pecinta petualang alam。
Bagi para pecinta alam yang memiliki hobi mendaki, tempat ini merupakan salah satu tempat yang patut dikunjungi untuk menaklukkan terjalnya dinding batu yang ada di tempat wisata air terjun Jembatan Batu. Selain terkendala tebing yang terjal, bebatuan yang licin juga merupakan salah satu kendala dalam mencapai puncak tebing tersebut.
Tetapi kesulitan itu akan segera terbayar ketika anda sampai di puncak tebing yang menyuguhkan keindahan panorama alami。Saat anda melihat panorama Air Terjun Jembatan Batu , anda akan melihat sensasi yang luar biasa. Anda akan melihat seperti kolam renang dari atas atap yang berlubang.Tetapi apabila hujan, air terjun ini berwarna coklat bercampur dengan tanah. Tetapi apabila tidak hujan, air yang ada di kolam berwarna biru kehijauan。Airnya yang jernih ini membuat siapa saja ingin segera menceburkan diri ke kolam. Di langit-langit jembatan batu terlihat cukup banyak sarang burung wallet dan banyak juga burung lain yang beterbangan di sekitar kolam air terjun.
apabila anda sudah sampai di Halmahera Utara, Kota Tobelo dan akan menuju Jembatan Batu, anda bisa menuju desa Mede. Karena Air terjun Jembatan Batu terletak di sekitar 6 Km di sebelah barat desa Mede. Jika anda menggunakan transportasi umum ke tempat ini, anda bisa menggunakan mikrolet tujuan Galela dari pertigaan Jl. Kemakmuran-Karianga, Kota Tobelo. Kemudian anda turun di desa Mede atau desa Ruko. Selanjutnya diteruskan dengan berjalan kaki masuk ke hutan. Oleh karena itu disarankan sebaiknya anda menyewa jasa pemandu lokal。
apabila anda seorang yang senang menguji adrenalin, dan menyukai ketenangan, pilihlah Jembatan batu di Tobelo , Halmahera Utara ini sebagai tempat liburan dan tempat menguji adrenalin anda. Kita akhiri pesona Indonesia hari ini dengan topic mengenai Air terjun Jembatan Batu.