ofra voi

ofra voi

04
February

Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai Buah Lindur Sebagai Beras Alternatif . padi atau beras masih menjadi sumber makanan pokok utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras merupakan yang tertinggi di dunia yaitu sebesar 139,5 kg /tahun. Untuk menjamin ketersediaan pangan, berbagai pihak terkait melakukan berbagai upaya. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian misalnya telah mencanangkan diversivikasi pangan yang akan dijalankan pada tahun 2018 ini. Program ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras dan terigu. Namun, pengganti beras dan terigu tersebut harus bersumber dari komoditas lokal bernutrisi dan aman untuk dikonsumsi.

untuk mendukung program diversivikasi pangan dan mengurangi konsumsi beras, dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat, memanfaatkan buah lindur (Bruguiera gymnorrhiza) sebagai bahan pembuatan beras analog dengan cara mengombinasikannya dengan sagu dan kitosan. Beras analog adalah beras yang diproduksi tidak dengan ditanam di sawah, melainkan diproduksi di pabrik dengan mengolah dari bahan-bahan pangan yang ada.

Inovasi ini dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Nurjanah, MS, dosen sekaligus Guru Besar Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) beserta dua rekannya Taufik Hidayat dan Pipih Suptijah. Penemuan ini merupakan salah satu dari empat karya Prof. Nurjanah yang berhasil terpilih sebagai empat dari 109 inovasi Indonesia tahun 2017 yang diumumkan oleh BIC (Business Innovation Center) pada 9 Agustus 2017 lalu.

Buah lindur yang digunakan merupakan salah satu jenis mangrove yang banyak ditemukan di Indonesia dan memiliki karbohidrat yang sama dengan beras. Menurut Nurjanah, timnya menggunakan buah lindur karena buah ini merupakan sumber karbohidrat, terlebih produksinya yang melimpah di Indonesia. Nurjanah menambahkan, salah satu upaya untuk menghindari ketergantungan beras masyarakat Indonesia adalah diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber karbohidrat lokal sebagai produk pangan misalnya beras analog.

Sementara itu, Taufik Hidayat menambahkan bahwa beras analog ini mengandung banyak serat dan sangat cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes. Tim memilih kombinasi buah lindur dengan sagu karena menurutnya sagu termasuk komoditas penting yang belum termanfaatkan secara optimal. Selain itu, Prof Nurjanah juga menggunakan kitosan sebagai bahan pengikat dan penstabil. Kitosan adalah senyawa polimer alam yang diisolasi dari limbah perikanan seperti udang, cangkang kepiting dan lain-lain.  Taufik menjelaskan, kitosan memiliki sifat yang sama dengan bahan pembentuk tekstur sintesis yang dapat memperbaiki penampakan dan tekstur suatu produk karena memiliki daya pengikat air dan minyak yang kuat dan tahan panas. Dari hasil penelitian Prof Nurjanah dan dua rekannya, didapati bahwa tepung buah lindur dapat menjadi alternatif subtitusi terigu karena mengandung karbohidrat yang tinggi yakni 86,10 persen. Sedangkan formulasi beras analog terbaik adalah kombinasi 70 persen tepung lindur, 30 persen tepung sagu, dan kitosan 0,5 persen.

04
February

Hari ini kami ajak anda berwisata ke provinsi Gorontalo, ke pantai Botubarani untuk menyaksikan dan berinteraksi dengan hiu paus. pantai  Botubarani di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo akhir-akhir ini menjadi terkenal di kalangan wisatawan lokal dan mancanegara. Ini karena keberadaan hiu paus  atau yang dalam bahasa latinnya Rhincodon typus yang menetap di pantai tersebut.  Para wisatawan datang  karena ingin menyaksikan dan berinteraksi dengan hiu paus atau yang sering juga disebut dengan whale shark. Spesies  ikan terbesar ini adalah pemakan plankton. Kemunculan hiu paus di pantai Botubarani ini dimulai sejak tiga tahun  lalu seiring dengan beroperasinya pabrik udang  Vaname di Botubarani yang membuang limbahnya ke laut dan menjadi penarik bagi  hiu paus. Sebab limbah tersebut menyuburkan plankton yang menjadi salah satu makanan hiu paus. Selama bulan April sampai dengan Agustus, ada sekitar 18 ekor hiu paus yang muncul. Dan bahkan  akhir-akhir ini ada 4 ekor hiu paus yang muncul bergantian setiap hari dan sudah dipasangi label oleh Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut Makasar dalam rangka mempelajari jalur hiu paus di Gorontalo. Keistimewaan wisata hiu paus di Botubarani Gorontalo   adalah lokasinya yang mudah diakses, yaitu hanya 20-30 meter dari bibir  pantai.  Hiu paus di sini sangat jinak, wisatawan bisa bercengkrama dengan hiu paus ini. Di sini pengunjung juga  bisa memberi makan hiu paus . Untuk melihat hiu paus, wisatawan harus menyewa perahu dengan harga Rp.15.000 per orang.  Sedangkan bagi penyelam dikenakan biaya Rp. 50.000. Untuk  memancing hiu paus keluar ke permukaan air, setiap  perahu yang disewa akan dibekali makanannya, berupa satu atau beberapa bungkus kulit udang  atau kepala udang yang merupakan limbah pabrik, atau ikan-ikan kecil endemik yang hanya ada di Gorontalo pada musim tertentu yang dijual dengan harga Rp. 10.000 per bungkus.Hiu paus ini jinak, wisatawan bisa  bercengkerama atau berenang bersama dekat hiu paus.Tetapi karena makin lama wisatawan yang datang dan ingin bermain dengan hiu paus ini makin banyak, maka oleh pemerintah Gorontalo diambil tindakan.  Perahu yang digunakan untuk melihat  hiu paus ini selain dibatasi juga diberlakukan larangan menggunakan kapal motor. Jumlah  pengunjung  juga  diatur. Wisatawan masih bisa melihat hiu paus tetapi dari luar zona.  Aturan ini diberlakukan demi melindungi jenis ikan terbesar di dunia ini, yang memiliki panjang antara 12 meter hingga 18 meter dari stress dan agar hewan langka  yang berbadan besar dan seluruh kerangkanya terdiri dari tulang rawan ini bisa berusia sampai 100 tahun.

04
February

 

Pelangi Nada edisi kali ini, kami hadirkan penyanyi pria berkebangsaan Indonesia, Piyu. mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Cinta Itu Adalah”.

Piyu adalah seorang lead gitar grup band Padi, band yang mencapai kejayaannya pada tahun 1990-an hingga 2000-an awal. Dalam grup band Padi, Piyu merupakan motor utama. Sebab, Piyu lah yang menjadi komposer musik dan lirikus hampir seluruh lagu band Padi. Saat ini, Padi band sedang dalam masa vakum. Piyu sendiri memilih untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam bermusik. Sedangkan personel lainnya membentuk band baru bernama Musikimia yang menjalani proses bermusik secara independen.

Pendengar, lagu yang telah anda dengarkan berjudul “Cinta Itu Adalah” merupakan hasil kolaborasi antara grup band rock Indonesia, Kotak, dengan Piyu. Lagu ini merupakan lagu soundtrack film berjudul “Aku Cinta Kamu”. Lagu yang dirilis pada 31 Maret 2014 ini menggambarkan tentang seseorang yang sedang jatuh cinta. Pendengar, sebelum membahas Piyu lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Firasatku”.

baru saja anda mendengarkan lagu berjudul “Firasatku” hasil kolaborasi antara Piyu dan Rendy Pandugo. Lagu ini dirilis pada bulan Januari 2015 yang juga merupakan soundtrack dari film “Aku Cinta Kamu”. Lagu ini menggambarkan tentang seseorang yang sedang memiliki sebuah firasat buruk. Ia merasa jika sang kekasih menyembunyikan sesuatu darinya yang dapat merusak hubungan asmaranya. menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu dari Piyu berjudul “Alasan Terbesar” dan “Sakit Hati”. // Enggar

02
February

 

Daerah Nusa Tenggara Barat memiliki lagu-lagu tradisional yang menjadi lagu-lagu wajib daerahnya. Lagu yang telah anda dengarkan, berjudul “Pai Mura Rame”, merupkakan salah satu lagu dari daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi lagu wajib daerah. Meski tidak diketahui siapa penciptanya, masyarakat NTB menyanyikan lagu ini sejak zaman dahulu. Lagu ini bercerita tentang situasi dimana dua insan ingin merasakan kebersamaan dengan perasaan yang lebih lepas. Oleh karena itu mereka saling mengucap janji akan selalu ingat pada pasangannya.

Lagu berjudul “Bentan Jangi” pernah dibawakan oleh penyanyi wanita Indonesia, Yuni Shara. Yuni Shara yang merupakan seorang kakak dari diva pop Indonesia, Krisdayanti, merilis satu album lagu-lagu daerah NTB dengan lagu “Bentan Jangi” di dalamnya. Selain “Bentan Jangi”, lagu berjudul “Poto Tano” juga terdapat dalam album tersebut. Lagu “Poto Tano” dengan versi Yuni Shara ini tidak sepenuhnya berunsur musik etnik NTB. Dalam lagu ini, Yuni Shara mencoba menggambungkan unsur musik pop agar lebih modern dan fresh. Enggar