ofra voi

ofra voi

30
January

Pada edisi pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu dangdut  ke ruang dengar anda. Jadi tetaplah bersama kami di RRI World Service Voice of Indonesia yang bisa anda dengar melalui shortwave di 9525 kHz, live streaming di www.voinews.id atau melalui aplikasi RRI Play di ponsel pintar anda.

anda baru saja mendengarkan lagu berjudul COLAK COLEK yang dinyanyikan oleh penyanyi dangdut Camelia Malik. Diciptakan oleh mantan suaminya sendiri, Reynold Panggabean, lagu ini bercerita tentang hobi anak pada masa itu yang suka colak- colek. Lagu Colak Colek dirilis tahun 1977 dan menghadirkan musik dangdut yang berbeda pada zamannya kala itu. Musik Colak Colek mengabungkan musik pop, salsa dan rock dengan musik dangdut. Musik dangdut yang awalnya dianggap kampungan, dengan hadirnya lagu ini musik dangdut naik kelas dan disukai oleh banyak kalangan. Buktinya, saat ia tampil dalam acara Live Show Camelia Malik di Shibuya Seed Hall, Tokyo, Jepang. Banyak pemuda Jepang histeris dan meneriakkan"Telah Lahir Musik Baru", sambil bergoyang menikmati musik dangdut. Demikian pula di Kota San FransiscoLos Angeles, dan New York.Bahkan lagu Colak Colek mendapat penghargaan dari Pusat Penerangan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Suksesnya lagu ini, tentunya memperkukuh posisi Camelia Malik sebagai penyanyi dangdut tanah air. Sebelum kembali mengupas lagu-lagu Camelia Malik lainnya, mari dengarkan lagu berjudul KASAK KUSUK berikut ini.

 

penyanyi kelahiran Jakarta ini memulai kariernya di belantika musik dangdut sejak tahun 1970an. Ia dikenal sebagai “Diva Dangdut Jaipongan”, karena tari jaipongan menjadi ciri khasnya saat membawakan lagu dangdut. Sukses merilis lagu perdananya berjudul COLAK COLEK, Camelia kemudian merilis lagu berjudul KASAK KUSUK yang baru saja anda dengarkan. Seperti lagu sebelumnya, lagu ini pun diciptakan oleh Reynold Panggabean. Suksesnya lagu Colak Colek, Reynold pun terispirasi membuat lagu dengan judul yang mirip, yakni KASAK KUSUK. Ia bermain kata ulang dengan syair yang genit dan menggoda. Lagunya bercerita tentang nasehat agar tidak kasak kusuk hanya karena dengki dan iri, karena semuanya tiada guna. Mengakhiri pelangi nada dangdut kali ini, lagu DIMANA KEMANA dan KELANGKANG CINTA hadir ke ruang dengar anda. // Dora

30
January

Hari ini kami ajak anda berwisata ke provinsi Jawa Barat. Jadi tetaplah bersama kami di RRI World Service Voice of Indonesia. Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan. Pada jaman sekarang, dengan berkembangnya teknologi kedokteran yang semakin pesat dan banyaknya riset penelitian banyak tumbuhan di sekitar yang menyediakan obat yang manjur untuk segala penyakit. Bahkan lebih alami, tanpa efek samping seperti obat kimiawi. Hal inilah yang membuat  banyak orang tertarik mengetahui lebih lagi tentang tanaman herbal. Jika anda salah satu dari mereka, anda wajib mengunjungi Hutan Wisata Sehat Citamiang. Selain mendapat edukasi tentang tanaman herbal, ada bisa beriwisata ke Hutan Wisata ini.

Hutan Wisata Sehat Citamiang adalah kawasan wisata yang berbasiskan edukasi alam yang berada di daerah pegunungan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Area ini berada di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor. Tepatnya, di Jalan Raya Puncak Cianjur-Bogor, Jawa Barat. Dari pusat Kota Jakarta, Hutan Wisata SeHat Citamiang dapat ditempuh selama 2 hingga 3 jam berkendara. Hutan Wisata ini dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ) Puncak Lestari bersama Yayasan Tunas Mandiri (Nastari) Bogor. Di kawasan wisata seluas kira-kira 3 hektar ini, anda bisa mendapatkan pengetahuan secara luas dan komprehensif seputar tanaman herbal.

berkunjung ke Hutan Wisata Sehat Citamiang, pengetahuan tentang tanaman herbal bisa diperoleh papan informasi seputar tanaman herbal yang dipajang di lokasi serta adanya guide herbal yang berasal dari volunteer. Di Hutan sehat wisata Citamiang ini memang terdapat Nurser atau persemaian bibit-bibit herbal. Untuk jumlah jenis herbal ada 100 jenis yang terdiri dari 33 jenis tanaman herbal asli dari Citamiang dan 67 jenis lainnya adalah jenis herbal dari daerah di luar Citamiang

selain aktifitas edukasi wisata yang sudah disiapkan, di kawasan wisata ini juga ada jembatan kayu, trek herbal sepanjang 825 meter, nurseri herbal, satelit pemanen air hujan, kebun kopi, spot selfi dan sepeda keluarga di daerah Pasir Angin. Untuk Track herbalnya sendiri sudah di desain khusus untuk menjadi salah satu spot edukasi tanaman herbal yang tumbuh di habitat aslinya. Dilengkapi dengan label nama ilmiah tanamannya serta barcode untuk mengetahui manfaat serta keguanaannya. Disini pula terdapat camping ground yang dapat menjadi pilihan untuk bermalam.

demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topik Hutan Wisata Sehat Citamiang. Besok, kita akan berjumpa kembali dengan topik- topik menarik lainnya.

29
January

Pada Warna Warni edisi kali ini kami akan mengajak Anda untuk mengetahui pesona seni lukis kaca. Kaca merupakan salah satu media lukis  yang jarang dipilih oleh pelukis. Seni Lukis Kaca adalah lukisan menggunakan kaca sebagai bidang gambar dan cara melukisnya pun menggunakan prinsip terbalik. Lukisan dimulai dengan membuat pola, kemudian mewarnai bagian belakang kaca menggunakan cat dengan kadar minyak sesedikit mungkin. Lukisan Kaca memberikan sensasi visual yang menarik dan menawarkan cara melihat yang berbeda dibandingkan ketika melihat karya dengan medium lain semisal kanvas.

Seni lukis kaca di Indonesia berkembang sejak masa Wali Songo atau 9 Wali yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Sejak abad 17 Masehi silam, seni lukis kaca telah dikenal dan berkembang di Cirebon. Saat itu jenis gambar pada seni lukis kaca hanya ada dua yaitu gambar wayang dan kaligrafi. Ciri khas lukisan kaca Cirebon adalah Kaligrafi, Wayang dan Batik Cirebon. Ada 42 jenis kaligrafi peninggalan para Wali atau Sunan, khususnya Sunan Gunung Jati, semuanya mempunyai makna dan tujuan yang berbeda. Salah satunya adalah Macan Ali berupa tulisan arab dengan lafadz dua kalimat syahadat, kaligrafi ini bertujuan memberikan semangat atau memotivasi pemiliknya agar selalu ingat kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah muncul seni lukis kontemporer pada tahun 70-an, masyarakat di luar Cirebon mulai mengenal seni lukis kaca. Sebagian besar pelukis kaca Cirebon pernah melakukan pembersihan diri agar karya lukisannya mempunyai nilai-nilai yang lebih dari pada sekedar lukisan. Setiap daerah mempunyai tradisi dan kepercayaan yang berbeda, ini menandakan bahwa budaya Indonesia beragam. Terlepas dari semua itu, fenomena lukisan Cirebon ini merupakan budaya, sebuah karya seni bangsa yang harus di jaga dan diwariskan kepada anak cucu kita. Dan dengan pernah dieksportnya lukisan kaca Cirebon ke Korea, Belanda dan Dubai membuktikan bahwa bangsa Indonesia kaya akan budaya.

Untuk mempopulerkan kembali seni lukis kaca, empat orang pelukis kaca Ketut Santosa dari Bali, Hadi Koco (Surabaya), Rina Kurniyati (Yogyakarta), dan Nugroho (Magelang) menggelar pameran seni lukis kaca. Pameran yang bertajuk “Penjinak Kaca” ini digelar di Tembi Rumah Budaya, Yogyakarta. Pameran ini menampilkan 50 lukisan kaca dan akan berlangsung pada 11 Juli hingga 11 Agustus 2014. Empat pelukis ini terlahir dengan cara kerja yang berbeda dalam perkembangan seni lukis kaca di Indonesia. Mereka tidak melawan arus tetapi berupaya menciptakan kawasan kreatifnya tersendiri. Selain itu, karya empat pelukis ini adalah gambaran seni lukis kaca kontemporer Indonesia.

Mereka akan menyajikan perkembangan terbaru lukisan kaca di Indonesia dengan kuratornya adalah Mikke Susanto. Suasana keterbukaan dan demokratisasi medium dalam perkembangan seni rupa telah membuka peluang terjadinya berbagai terobosan dalam karya seni lukis kaca. Pameran Lukisan Kaca selain menjadi irisan terbaru perkembangan seni lukis kaca, juga bisa dianggap sebagai bagian dalam perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia. Banyak yang menganggap lukisan kaca di Indonesia mengalami kemunduran. Akan tetapi, di tangan para pelukis muda itu lukisan kaca berkembang melampaui kebiasaan, konvensi, dan proses teknik yang selama ini terjadi. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai pesona seni lukis kaca. Terimakasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada Warna Warni edisi berikutnya. //

29
January

Keroncong

Published in pop music

Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi keroncong wanita Indonesia. Untuk membuka perjumpaan kali ini, kita dengarkan sebuah lagu berjudul Bandar Jakarta dibawakan oleh Sumiyati.

Bandar Jakarta adalah sebuah lagu keroncong asli yang bercerita tentang kota Jakarta. Bukan tentang kemegahan atau gemerlapnya kota metropolitan di malam hari , namun mengangkat sisi lain dari kota Jakarta. Menggambarkan keindahan suasana pesisir pantai Jakarta yang dilindungi oleh kepulauan seribu. Angin yang berhembus, perahu nelayan dan burung-burung yang hendak pulang ke sarangnya. Itulah lukisan alam keindahan pesisir pantai Jakarta di senja hari.

Sumiati menyanyikan lagu ini dengan sangat baik, sehingga mampu menyampaikan pesan dari penulis lagu. Didukung oleh karakter vocalnya yang kuat dan khas dalam membawakan lagu keroncong.  Sumiyati merupakan saudara perempuan dari penyanyi Mus Mulyadi. Sumiyati sebelumnya berprofesi sebagai penyanyi keroncong di negeri Belanda, dan pulang ke Indonesia bertepatan dengan hari wafatnya Bung Karno, presiden Indonesia.

sebelum kita lanjutkan, berikut kami hadirkan sebuah lagu keroncong berjudul Setangkai Bunga Mawar, dibawakan oleh Gina Sadeli.

lagu Setangkai Bunga Mawar bercerita tentang setangkai bunga berwarna merah yang menjadi tanda cinta antara sepasang anak manusia. Perjalanan cinta terkadang tidak selamanya berjalan indah. Bunga mawar merah yang dulu indah dipandang, kini tinggal kenangan. Karena orang yang disayangi telah pergi dan tidak kembali. Itulah cerita dalam lagu yang dibawakan oleh Gina Sadeli ini.

Meskipun pernah membawakan sejumlah lagu-lagu keroncong, namun tidak banyak informasi tentang perjalanan karier musik Gina Sadeli di dunia hiburan Indonesia. Namun demikian, Gina membawakan lagu keroncong ini dengan baik.

untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan 2 buah lagu yang dibawakan oleh Sumiyati berjudul Kemayoran dan lagu Bandung Selatan di Waktu Malam yang dibawakan oleh Gina Sadeli.  Selamat mendengarkan dan sampai jumpa pada pelangi nada edisi berikutnya.// Wati