ofra voi

ofra voi

27
January

Kebutuhan komunikasi selalu berkembang dari generasi ke generasi, mulai dari berkirim surat melalui kantor pos, email, sms, chatting, sampai video call. Merupakan sebuah tantangan bagi pengembang tekhnologi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi masyarakat yang terus berkembang dan selalu menginginkan yang baru. 

Pengembang teknologi pun semakin tertantang untuk menciptakan aplikasi baru yang melengkapi kekurangan aplikasi yang sudah ada sebelumnya. Salah satu yang paling populer di Indonesia adalah  WhatsApp, yang memiliki beragam fitur, mulai telepon, video call, kirim berbagai file, foto, hingga video.  Baru-baru ini, lahir aplikasi dari perusahaan startup sejenis bikinan anak negeri bernama CALLIND atau Indonesia Memanggil.

Adalah Novi Wahyuningsih, perempuan asal Desa Tepakyang, Kecamatan Adimulyo, Kebumen, Jawa Tengah, berhasil menciptakan sebuah aplikasi pesan bernama Callind atau Indonesia Memanggil. Callind dikembangkan untuk menjawab kebutuhan berkomunikasi, bukan sekedar untuk chat tetapi bisa untuk telepon, video call, kirim berbagai file, foto, video, dan juga untuk pasang iklan atau jual beli produk.

Callind, menurut pembuatnya lebih bermakna menghubungkan seluruh masyarakat di Indonesia. Selain itu,  basis pengguna lokal akan sangat diandalkan oleh pengembang aplikasi pesan ini. Selain fungsi utamanya sebagai media komunikasi atau aplikasi pesan, Callind diklaim memiliki beragam kelebihan yang belum dimiliki oleh aplikasi lainnya. Salah satu fitur yang diandalkan adalah pengguna bisa memasang iklan dengan gratis di aplikasi Callind.

Meski Callind belum diluncurkan secara resmi, aplikasi ini sudah digunakan sejak Maret 2016.Hal itu jadi percobaan dalam perkembangannya. Hingga saat ini, pengguna aplikasi tersebut tercatat ada sekitar 50.000 orang. Dan, menurut rencana Callind akan resmi diluncurkan pada Februari 2018 di Jakarta.

Diharapkan ke depannya Callind bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, menjadi raja di negeri sendiri dan diterima dunia. Bahkan,  ditargetkan bisa mencapai 10 juta pengguna dalam satu tahun. Lalu, tiga tahun ke depan, ditargetkan aplikasi ini bisa mencapai 50 juta pemakai.

 

27
January

Pelangi Nada edisi kali ini akan menyajikan lagu-lagu dari grup musik Yovie & Nuno. Sebagai pembuka Pelangi Nada edisi kali ini, kami hadirkan lagu berjudul "Dia Milikku"

demikianlah lagu berjudul "Dia Milikku" oleh Yovie & Nuno. Lagu ini menceritakan tentang dua orang sahabat yang tengah memperebutkan pujaan hati yang sama. Lagu yang dinyanyikan oleh dua vokalis ini pun saling menyatakan bahwa sang pujaan hati lebih cocok untuk salah satu dari mereka. Meski demikian, keduanya sadar bahwa penentunya adalah sang pujaan hati sendiri.

Yovie & Nuno adalah sebuah grup musik yang digawangi oleh Yovie Widianto, seorang musisi dan pencipta lagu yang sebelumya dikenal sebagai personil grup Kahitna. Dalam Yovie & Nuno, Yovie memainkan peran yang sama seperti yang dilakukannya bersama Kahitna, yaitu menjadi penulis lagu dan keyboardist. Yovie & Nuno terbentuk pada tanggal 29 Mei 2001 di Bandung. Hingga kini, Yovie & Nuno sudah beberapa kali ganti personil.

berikut kami sajikan kembali lagu dari Yovie & Nuno yang kini berjudul "Tak Setampan Romeo"..

Anda baru saja mendengarkan lagu berjudul "Tak Setampan Romeo" dibawakan oleh Yovie & Nuno. Sedikit mengutip kisah Romeo & Juliette karya Shakespeare, lagu “Tak Setampan Romeo” bercerita tentang seorang pria yang sedang jatuh cinta. Namun, sang pria merasa bahwa dirinya tidak pantas untuk mendapatkan cinta sang gadis. Sang pria menganggap dirinya tidak setampan Romeo untuk mendapatkan cinta sang gadis yang lebih indah dari Juliette.

Setelah beberapa kali berganti personil, anggota Yovie & Nuno adalah Yovie Widianto (Keyboard), Dikta (vokal), Arya (vokal), dan Diat (gitaris). Hingga kini, Yovie & Nuno sudah merilis lima buah album dan beberapa single. Berkat apresiasi dari pendengar setianya, Yovie & Nuno pun sudah beberapa kali menyabet penghargaan musik Indonesia bertajuk AMI Awards.

demikianlah Pelangi Nada edisi kali ini tentang penyanyi bernama Yovie & Nuno. Sebelum berpisah, berikut kami hadirkan dua lagu berjudul "Ironi" dan "Tanpa Cinta". Selamat mendengarkan dan sampai jumpa di Pelangi Nada edisi berikutnya.

26
January

Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu dari daerah Maluku Utara.

setiap daerah di Indonesia memiliki lagu daerah masing-masing. Ada lagu yang menonjolkan musik khas daerahnya, atau lagu-lagu yang menggunakan bahasa daerah.  Diantara lagu daerah tersebut ada yang sudah populer tak hanya di dearah asalnya, namun juga di Indonesia, seperti lagu Hela Rotane yang baru saja kita dengarkan. Selain sering dibawakan dalam acara-acara ditingkat nasional, Hela Rotane bahkan juga dibawakan dalam acara-acara internasional. Iramanya yang ceria membuat lagu ini enak didengarkan.

Hela Rotane bercerita tentang sebuah permainan tradisional yaitu hela rotan. Di Daerah lain permainan ini disebut tarik tambang. Hela berarti tarik dan rotan adalah tanaman rotan yang digunakan sebagai alat lomba adu kekuatan. Jika di daerah lain menggunakan tali, masyarakat Maluku menggunakan rotan. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh sosial masyarakatnya pada masa lalu.

seperti judulnya, lagu ini bercerita tentang kota Ternate, sebuah kota di provinsi Maluku Utara. Lagu ini diantaranya juga menceritakan tentang alam dan pemandangan yang indah di Ternate, seperti gunung Gamalama, dan kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan.

Pendengar, dalam kesehariannya masyarakat Maluku Utara menggunakan bahasa Melayu Maluku Utara atau bahasa Melayu Ternate, yang tentunya juga digunakan dalam lagu-lagunya.  Di wilayah kepulauan Sula, masyarakatnya menggunakan bahasa Melayu Sula yang mirip dengan bahasa Melayu Ambon, namun strukturnya tetap mengikuti bahasa Maluku Utara. Seperti masyarakat Maluku pada umumnya, masyarakat Maluku Utara pun gemar menyanyi.   

Untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, mari kita dengarkan 2 buah lagu daerah Maluku Utara berjudul “Halmahera” yang dibawakan oleh Soraya Kamarullah, dan lagu “Banau” yang dibawakan oleh Dewi Usman.// Wati

26
January

Hari ini kami ajak anda berwisata ke provinsi Sulawesi Utara. Jadi tetaplah bersama kami di RRI World Service Voice of Indonesia.Manado merupakan ibukota dari provinsi Sulawesi Utara. Kota ini terletak di Teluk Manado dan dikelilingi oleh pegunungan. Beberapa tahun terakhir, kegiatan pariwisata di kota ini tumbuh dengan pesat serta menjadi salah satu andalan perekonomian kota Manado. Berbicara mengenai pariwisata, Ekowisata merupakan atraksi terbesar Manado. Selain Taman Nasional bunaken, objek wisata menarik lainnya, antara lain Danau Tondano, Taman Hutan Raya Gunung Tumpa, Gunung Lokon, dan Pulah Lembeh.

Edisi pesona indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda keindahan Taman Hutan Raya Gunung Tumpa. Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Tumpa Hein Victor Worang (HV. Worang) merupakan kawasan konservasi hutan lindung yang berada di Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken. Untuk sampai ke tempat wisata ini, Anda harus menempuh jarak sekitar satu jam dari pusat kota Manado ke arah Kecamatan Bunaken melewati jalan raya Bailang - Tongkeina dengan menggunakan transportasi darat. Jarak tempuhnya sekitar 12 kilometer. Tiba di lokasi, untuk masuk kedalam kawasan hutan, anda diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu ke pos penjagaan, kemudian menuliskan nama di buku tamu sambil menyumbang ala kadarnya.

Hutan raya yang berada di perbukitan Tongkaina ini memiliki luas 215 hektar dengan ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Kawasan hutan ini terdiri dari hutan lindung dengan wilayah yang berbukit dan wilayah yang datar serta landai. Didalamnya banyak tumbuh hamparan semak, pohon perdu, pohon kelapa, dan lain sebagainya. Hewan melata yaitu ular dan soa-soa, babi hutan, monyet, tarsius spectrum, dan berbagai jenis burung juga menjadi penghuni hutan raya ini. Berjalan di Hutan Raya ini, keindahan pemandangan hutan lindung yang masih alami dan kesegaran udaranya bisa anda nikmati. Selain itu, anda juga bisa menikmati matahari terbit, bulan purnama, matahari tenggelam, melihat dan mengamati flora dan fauna, hiking dan tracking, serta paragliding.

Di kawasan Hutan Raya Gunung Tumpa juga terdapat taman HV. Worang yang merupakan Gubernur Sulawesi Utara ke 5 periode 1967 hingga 1978 dan juga Wali Kota Manado ke 13 dengan masa jabatan 31 Januari 1975  hingga 23 Agustus 1975. Di dalam taman tersebut, terdapat patung HV Worang dan lukisan di dinding yang menggambarkan perjuangan HV Worrang. Melewati taman HV. Worang ada beberapa bangunan yang disiapkan pemerintah dengan pemandangan luas laut Sulawesi dengan pulau-pulau yang sangat indah. Taman Hutan Raya Gunung Tumpa sendiri sudah dilengkapi dengan kios makanan, toilet dan lahan parker.demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topik Taman Hutan Raya Gunung Tumpa.// Dora