Warna Warni edisi kali ini kami akan mengajak Anda untuk mengetahui cerita rumah informasi budaya kencana lepus di Lampung. Desa Sukadana, merupakan ibukota pemerintahan Kabupaten Lampung Timur. Kota kecil ini merupakan pemekaran wilayah administratif baru dari Lampung Tengah yang terus bergeliat melakukan pembangunan. Kota Sukadana berlokasi sekira 30 km sebelah Timur Kota Metro dan 80 Km dari Kota Bandar Lampung. Kota ini terkenal akan rumah informasi budaya kencana lepus.
Rumah tradisional berukuran 24 x 20 meter ini dibangun pertengahan abad ke-17 (1650 M) pada masa kepemimpinan Minak Rio Kudu Islam. Saat awal dibangun, rumah ini terbuat dari kayu nangi tidak berpaku dengan beratapkan genteng yang didatangkan langsung dari Palembang. Pada masanya dipastikan inilah salah satu rumah tradisional paling mewah dan terbesar. Rumah Adat Lampung di Sukadana ini lokasinya ada di Jalan Diponegoro 56, Dusun Sukadana, Kelurahan Sukadana, Kecamatan Sukadana. Letaknya persis berada di depan Kantor Kelurahan Sukadana.
Kini rumah tersebut sudah mendapatkan beberapa perbaikan di berbagai sisi namun nuansa dan keasliannya tetap dipertahankan. Hj. Uzunuhir kini menjadi pewaris dan pemilik rumah tradisional tersebut. Ia merupakan istri dari Suttan Kencana (alm) dimana dengan arahannya rumah tradisional ini bertransformasi menjadi Rumah Informasi Budaya Lampung untuk kemudian dinamai Rumah Informasi Budaya Lampung Kencana Lepus.
Rumah Informasi Budaya Lampung “Kencana Lepus” merupakan suatu rumah yang menyimpan, merawat, dan memamerkan benda-benda, replika dan informasi budaya masyarakat adat Lampung, termasuk nilai-nilai adat istiadat dan sejarah sebagai sumber pengetahuan, pelestarian kebudayaan dan pengembangan pusat-pusat pariwisata. Koleksi benda karya budaya yang ditata rapi serta dipamerkan di Rumah Informasi ini. Selain itu, Rumah Informasi ini juga menyimpan dokumen tertulis mengenai sejarah kampung, serajarah rumah, dan silsilah keluarga.
Dokumen ini sangatlah penting karena ikut melengkapi informasi latar belakang benda, sejarah, identitas, dan hubungan-hubungan kekeluargaan antar masyarakat adat Lampung. Secara khusus tempat ini menjadi representasi pelestarian budaya adat Lampung Pepadun karena beragamnya koleksi benda bersejarah yang dimiliki maupun fungsi dan informasi kegunaannya. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai rumah informasi budaya kencana lepus, Lampung. Terimakasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada Warna Warni edisi berikutnya.// Wati
Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi wanita Indra Utami Tamsir. untuk membuka perjumpaan kali ini, mari dengarkan sebuah lagu berjudul Wanita.
Lagu ini bercerita tentang wanita dengan dengan segala kekuatan atau kelebihannya, kecantikan fisik maupun kelembutannya. Lagu ini menjadi andalan dalam Album keroncong Indra Utami Tamsir bertajuk Wanita Indonesia yang diluncurkan pada pertengahan 2016, yang berisi 13 lagu. Utami mengatakan, lagu Wanita merupakan karya komposer Ismail Marzuki, bergendre pop yang dikemas ulang menjadi keroncong. Indra menilai saat ini musik keroncong kurang begitu mendapat apresiasi dari anak muda masa kini. Karena itulah dia ingin terus memperkenalkan musik ini kepada generasi muda.
Pendengar, Indra Utami Tamsir adalah penyanyi Blora, Jawa Tengah. Dia pernah menerima penghargaan AMI AWARDS dari Yayasan Anugerah Musik Indonesia pada tahun 2013 sebagai penyanyi solo wanita kategori keroncong (langgam) terbaik. Saat itu Utami tampil berkolaborasi bersama orkes keroncong “Pesona Jiwa” pimpinan Koko Thole. Baiklah pendengar, berikut kita dengarkan sebuah lagu keroncong yang dibawakan oleh Indra Utami Tamsir berjudul Tanah Airku.
seperti judulnya, lagu ini menceritakan tentang keindahan alam tanah air Indonesia. Sebuah negara kepulauan yang subur, hijau, gunung-gunung yang menjulang, lembah, sungai dan hamparan pemandangan alam lainya yang luar biasa. Lagu ini merupakan lagu bergendre keroncong asli dan juga pernah dinyanyikan oleh sejumlah penyanyi keroncong Indonesia lainnya.
keberadaan Indra Utami Tamsir tergolong baru dalam dunia hiburan Indonesia, khususnya dalam jalur musik keroncong. Namun kemampuannya di bidang musik keroncong mendapat sambutan yang cukup baik di tengah masyarakat pencinta musik tanah air. Setelah peluncuran album bertajuk Wanita Indonesia pada 2016, Indra Utami Tamsir menyelenggarakan konser di sejumlah kota di pulau Jawa, yaitu di kota Blora, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Bali dan diakhiri di Jakarta. Konser yang diadakan pada bulan September itu mengangkat tajuk yang sama dengan judul albumnya, Wanita Indonesia.
Untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan sebuah lagu yang dibawakan oleh Indra Utami Tamsir berjudul Cinta Sejati. Selamat mendengarkan dan sampai jumpa pada pelangi nada edisi berikutnya.// Wati
Hari ini akan memperkenalkan Tari Jonggan di Kalimantan Barat. Jadi tetaplah bersama kami hanya di RRI World Service Voice of Indonesia.Kalimantan merupakan pulau yang sangat luas yang membuat pulau ini memiliki beragam budaya dan tradisi masing-masing suku yang mendiami pulau ini. Salah satu tradisi yang hingga saat ini masih di lakukan adalah Tari Jonggan dari suku Dayak Kanayant.
Jonggan adalah salah satu kesenian tradisional di Kalimantan barat yang menggambarkan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan masyarakat dayak. Tarian ini berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak Kanayant di Kalimantan barat. Nama jonggan di ambil dari bahasa dayak yang berarti joget atau menari. Menurut beberapa sumber, tarian Jonggan mulai muncul sekitar tahun 1950-an di kabupaten Landak, Kalimantan barat. Tarian ini awalnya di gunakan sebagai hiburan masyarakat dayak pada berbagai acara adat di sana. Kemudian, Jonggan sering di tampilkan pada acara besar seperti pernikahan, penyambutan tamu, dan lain lain.
Sebelum Tari Jonggan di pentaskan, ada sebuah ritual khusus yang harus dilakukan terlebih dahulu. Ritual tersebut disebut nyangahant yang berarti berdoa. Ritual ini di lakukan untuk meminta ijin atau meminta perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar.
Nyangahant diawali dengan bapamang yaitu penyampaian doa oleh pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah di siapkan. Jonggan dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita. Ketika menari, mereka mengenakan busana kebaya, paca dan selendang. Paca merupakan pakaian berbentuk kain batik yang panjang. Kostum yang di gunakan dalam tarian ini sangat sederhana dan tidak banyak menggunakan aksesoris.
Jonggan merupakan salah satu jenis pertunjukan tarian yang memperbolehkan penonton untuk ikut menari dan ikut berbalas pantun, tapi pantunnya harus sesuai dengan tema yang disampaikan. Karenanya, tarian ini pun digolongakan sebagai tarian yang interaktif dan komunikatif.Tarian ini di iringi oleh musik tradisional yang terdiri dari gadobong (gendang), dau (gamelan), dan suling bambu.
demikian Pesona Indonesia edisi kali ini tentang Tari Jonggan dari Kalimantan Barat. Kita akan berjumpa kembali esok dengan topik-topik menarik lainnya.
VOI WARNA WARNI Berawal dari kepedulian akan merosotnya literasi Indonesia di skala dunia, muncullah konsep membuat GEROBAK BATJA oleh group diskusi Mlandingan pada bulan Januari 2016.
Mengusung konsep perpustakaan keliling dalam bentuk gerobak yang ditempatkan di ruang publik, dan dapat diakses oleh siapapun secara gratis, mereka mengajak masyarakat untuk gemar membaca.Menurut Widiantoro pendiri Gerobak Batja, dipilihnya media gerobak dengan pertimbangan bentuknya yang sederhana dan humanis untuk meletakkan buku-buku maupun majalah.Untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada masyarakat di hari minggu di Taman Tirto Agung Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Widiantoro menjelaskan, pemilihan hari Minggu, karena hari Minggu merupakan hari keluarga. Di hari itu biasanya banyak orang berkumpul dan bersantai di beberapa taman.
Dan, sebagai bentuk apresiasi hari aksara sedunia pada tanggal 8 September 2016, maka tanggal 11 September 2016, Gerobak Batja secara resmi dihadirkan untuk masyarakat Semarang. Acara peresmian dimeriahkan dengan kegiatan-kegiatan menarik seperti lomba mewarnai.
Layaknya sebuah perpustakaan, setiap orang diperbolehkan meminjam dan membaca buku yang ada. Bedanya, peminjaman tersebut harus dikembalikan pada hari itu juga. Hal ini untuk mengantisipasi agar buku tersebut tidak hilang, sekaligus mendidik peminjam untuk bertanggung jawab. Selain itu, karena buku tidak bisa dibawa pulang, jadi ada alasan untuk balik lagi membaca.
Ada sebutan unik untuk anggota komunitas Gerobak Batja yaitu Para Pendorong Gerobak. Bukan tanpa kendala, komunitas baca ini memiliki kendala pada cuaca. Karena berkonsep perpustakaan terbuka. Jika hujan turun kegiatan perpustakaan dihentikan atau ditiadakan.
Memiliki jumlah koleksi buku lebih dari 8000 buku, setiap tiga bulan sekali, buku-buku tersebut akan dirotasi dari masing-masing titik baca, sehingga masyarakat tidak jenuh. Tidak hanya menghadirkan buku bacaan, komunitas ini juga sering mengadakan event kecil yang mengundang beberapa komunitas lain untuk bergabung setiap minggu. Hal tersebut bertujuan untuk menambah pengetahuan, serta lebih menarik minat warga yang datang.
Diharapkan Gerobak Batja dapat menggerakan masyarakat untuk lebih peduli akan permasalahan literasi, termasuk meningkatkan minat baca masyarakat.