Dalam kehidupan sehari-hari, keberadaan pasar sangat lah penting. Hal ini karena, jika terdapat kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan sendiri, maka kebutuhan tersebut dapat diperoleh di pasar. Para konsumen atau pembeli datang ke pasar untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhannya dengan membawa sejumlah uang guna membayar harga barang yang dibelinya. Selain uang, umumnya para pedagang di pasar juga menggunakan kantong plastik untuk membungkus barang dagangan yang dijajakan atau yang telah dibeli konsumen. Hal-hal tersebut tidak ditemukan di pasar Papringan, Temanggung, Jawa Tengah.
Pasar yang berada di bawah rerimbunan bambu ini, terletak Dusun Ngadiprono Desa Ngadimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, memiliki luas sekitar 1.500 meter persegi. Sesuai namanya, “papringan” (bahasa Jawa) artinya kebun bambu. Pasar yang hanya buka pada Minggu Pond an Minggu Wage menurut penanggalan Jawa atau setiap 35 hari sekali, menjual makanan dan minuman tradisional yang kini sudah banyak dilupakan orang. Seperti gablok pecel, ndas borok, aneka keripik, grontol jagung. Semua makanan yang dijajakan di pasar ini tidak menggunakan MSG (Monosodium Glutamat) atau yang dikenal dengan sebutan Vetsin serta bahan-bahan kimia lainnya.
Tempat pedagang menjajakan makanannya ditata sedemikian rupa di antara pokok-pokok bambu satu dengan lainnya. Pasar Papringan juga menyuguhkan aneka permainan tradisional. Alat pembayarannya merupakan potongan bambu yang disebut koin pring. Bentuknya mirip koin, namun terbuat dari kayu dan bambu berbentuk bulat atau kotak.
Nilai yang tertera pada koin pring itu ada empat, yaitu "1", "5", "10", dan "50". Nilai "1" itu sama dengan Rp 1.000, nilai "5" sama dengan Rp 5.000, nilai "10" sama dengan Rp 10.000, dan nilai "50" sama dengan Rp 50.000. Sebelum bertransaksi, pengunjung harus menukar terlebih dulu uang dengan koin pring ini.
Menurut Fransisca Callista, Manajer Proyek Pasar Papringan yang juga salah seorang Pengurus Komunitas Spedagi (Sepeda Pagi), tujuan utama penyelenggaraan Pasar Papringan bukanlah bermotif ekonomi melainkan untuk konservasi tanaman bambu. Karena, melakukan konservasi pohon bambu dinilai penting. Sebab pohon bambu merupakan penghasil oksigen tertinggi, memberikan kesejukan bagi orang yang di dekatnya. Memiliki nilai visual yang indah. Siklus panennya lebih cepat dibandingkan pohon kayu, serta merupakan material bangunan masa depan sebagai pengganti fungsi kayu atau besi.
Jika kegiatan pasar papringan berdampak keuntungan ekonomi warga, diharapkan dapat memberikan motivasi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan pohon bambu.
Pada edisi kali ini, kami akan sajikan lagu-lagu dari penyanyi Cakra Khan. Sebagai pembuka, berikut satu lagu berjudul "Harus
Demikianlah lagu berjudul "Harus Terpisah" dibawakan oleh Cakra Khan. Lagu “Harus Terpisah” bercerita tentang suatu pasangan yang selalu bertolak belakang. Setelah melalui berbagai perbedaan, akhirnya keduanya memilih untuk berpisah dan saling melupakan kebersamaan.
Lagu “Harus Terpisah” adalah lagu debut dari Cakra Khan yang dirilis pada tahun 2012. Lirik yang dalam disertai dengan vokal yang khas dan kuat pun langsung membuat Cakra Khan populer. Namun, sebelum terjun sebagai penyanyi pop, Cakra Khan mengawali karir musiknya sebagai penyanyi dangdut. Selain dangdut, Cakra Khan juga pernah membawakan musik blues dan rock sebagai penyanyi bar.
Dengan lirik yang sederhana, lagu “Setelah Kau Tiada” berisikan penyesalan seseorang setelah berpisah dengan sang kekasih. Rasa sesal terasa begitu mendalam karena saat masih bersama, karena tidak sempat memahami betapa berartinya cinta dari sang kekasih. Lagu “Setelah Kau Tiada” merupakan bagian dari album berjudul Cakra Khan.
Album bertajuk Cakra Khan hingga kini menjadi satu-satunya album yang dirilis oleh penyanyi yang bernama lengkap Cakra Konta Paryaman. Selain itu, Cakra Khan telah merilis 8 single. Sebagian besar lagu yang dibawakan Cakra Khan mengisahkan rasa sakit hati yang bisa dihayati pendengarnya berkat vokalnya yang begitu berkarakter.
Meski demikian, Cakra Khan mengaku bahwa dirinya tidak begitu nyaman dengan lagu sedih, sehingga dirinya selalu mempersiapkan lagu-lagu cadangan sebelum naik ke atas panggung.
Kota Gresik yang berada di Provinsi Jawa Timur ini tak hanya dikenal sebagai kota industri saja. Sebab, Gresik juga memiliki tempat pariwisata yang tak kalah menarik dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia. Terlebih lagi di Gresik juga ada salah satu tempat wisata alam untuk menikmati kesejukan di kala siang. Tempat wisata tersebut bernama Sendang Banyu Biru.
Sendang Banyu Biru saat ini telah menjadi tempat wisata andalan di Gresik. Terlebih sejak tahun 2013, pemerintah setempat ikut andil dalam pengembangannya, yaitu dengan memberikan dana untuk mempercantik dan menambah fasilitas penunjang kenyamanan wisatawan. Saat ini bagian pinggir danau telah dipercantik dengan tatanan batu bertingkat. Batu tersebut berguna untuk memudahkan wisatawan mendekati danau yang berdiameter 25 meter ini. Selain itu, batu tersebut juga bisa dijadikan sebagai tempat duduk apalagi saat akhir pekan yang memang tempat wisata ini selalu ramai dikunjungi.
Sesuai dengan namanya, Sendang Banyu Biru memiliki air jernih berwarna kebiruan yang menjadi ikon utama. Air danau ini berwarna biru disebabkan oleh adanya kandungan belerang. Masyarakat setempat percaya bahwa keberadaan Sendang Banyu Biru ini sudah diketahui sejak dulu. Bahkan sebelum masa penjajahan Belanda. Selain itu, air danau ini juga dipercaydapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.
Fasilitas di Sendang Banyu Biru yang sudah tersedia saat ini diantaranya seperti area parkir kendaraan, mushola, dan kamar mandi. Selain itu, apabila anda tidak membawa perbekalan makanan dan minuman, tidak perlu khawatir karena tak jauh dari lokasi ada warung makan sederhana milik warga setempat. Ke depan, fasilitas lainnya akan ditambah seperti wahana permainan anak-anak, kolam renang, gazebo, dan tempat kuliner yang menjajakan aneka makanan dan minuman.
Jika dalam waktu dekat anda akan mengunjungi Provinsi Jawa Timur, jangan lupa untuk mampir ke Gresik untuk berkunjung ke Sendang Banyu Biru. Untuk menuju ke tempat wisata ini, anda dapat mengarahkan kendaraan menuju Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur. Demikian edisi Pesona Indonesia kali ini dengan topik Sendang Banyu Biru.
Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Juria, Kopi unik dari Flores. Indonesia kaya akan kopi lokalnya dengan berbagai kekhasan rasa dan pengolahan. Karena rasanya yang khas dan istimewa, sudah banyak kopi lokal indonesia yang mendunia. Sebut Saja seperti Kopi Toraja, Kopi Luwak, Kopi Gayo Aceh dan Kopi Kintamani. Selain jenis kopi yang sudah populer tersebut, sebenarnya Indonesia masih punya kopi lokal lainnya yang juga tak kalah istimewa. Salah satunya Kopi Juria dari Flores. Kopi ini terbilang langka dan unik. Terbilang unik, karena ada tiga cita rasa dalam satu seruput Juria, yakni karamel, cokelat dan tembakau. Sedang disebut langka, karena para petaninya hanya bisa panen setiap dua tahun sekali. Saat menuju matang, daun kopi gugur total, hanya terlihat buah kopinya.
Kopi Juria merupakan jenis kopi arabika. Perkebunan Kopi Juria hanya ditemukan di desa Colol, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur dengan ketinggian mencapai 1200 hingga 1400 meter diatas permukaan laut. Tanaman kopinya berusia lebih dari 50 tahun dengan ketinggian 4 hingga 5 meter. Juria yang dianggap sebagai "Mother of Coffee" dan dikeramatkan penduduk, hanya ada dalam jumlah yang terbatas karena beberapa kali diujicobakan untuk ditanam di daerah di luar Colol namun tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Uniknya, tidak seperti tanaman kopi pada umumnya, panen buah kopi juria hanya berlangsung dipuncak musim panen untuk memastikan buah kopi pada keadaan matang yang tepat, dan dipilih manual dengan tangan.
Pemetikan dan pengolahan Juria memang cukup rumit. Biji kopi yang akan diolah haruslah biji kopi yang benar-benar merah, matang dan sedikit menghitam. Kemudian biji kopi diperam selama 36 jam di dalam karung. Biji kopi Juria harus dijauhkan dari tanah dan debu karena mudah menyerap bau. Ketika dijemur, tidak boleh langsung ditanah, namun di balai-balai hingga benar-benar kering. Kemudian biji kopi disortir dan disangrai dengan kematangan yang pas, agar tiga rasa dan aromanya terjaga. Menurut Bupati Manggarai Timur, Yoseph Tote, selama ini kopi Juria dipasarkan hingga ke Australia, diekspor oleh pengusaha lokal. Pemerintah senantiasa membantu mendapatkan pembeli yang mampu membeli dengan harga diatas Rp.30.000 hingga Rp.60.000 per kilogram.
Demikian edisi Warna Warni kali ini dengan tema Juria, Kopi unik dari Flores. Kita jumpa lagi dalam edisi Warna Warni berikutnya dengan tema-tema menarik lainnya.