ofra voi

ofra voi

23
January


Bagi anda pencinta kopi, anda wajib mengunjungi Indonesia, karena Indonesia kaya akan kopi lokalnya dengan berbagai kekhasan rasa dan pengolahan. Ada pula cara penyajian kopi yang tidak kalah menarik yang bisa anda temui di berbagai daerah di Indonesia seperti Kopi Joss, Kopi Durian, Kopi Tarik, hingga Kopi Tubruk. Bila Anda berkunjung ke Aceh, cobalah untuk menikmati kopi dengan racikan khas Aceh di kedai-kedai yang tersebar di berbagai daerah di Aceh. Pada umumnya, kedai-kedai kopi di Aceh akan menawarkan anda Kopi Sanger (dibaca Sangeeh), perpaduan kopi hitam dengan susu. 

Kopi Sanger adalah awalnya bernama Kopi Sanggeng. Dalam Bahasa Aceh, sanggeng berarti bodoh. Disebut bodoh karena takaran kopi dan susu yang ada di kopi sanggeng jauh lebih sedikit  dibanding kopi susu pada umumnya. Takaran yang jauh lebih sedikit pun menyebabkan harganya jauh lebih murah dari kopi susu biasa. Nama Sanggeng berganti ke Sanger, karena di tahun 1990-an, kopi sanggeng populer di kalangan mahasiswa. Cukup populer, karena harganya yang murah. Porsi yang sedikit dan harga yang pas di kantong mahasiswa menjadikan kopi ini sebagai kopi yang “paling mengerti” keadaan mahasiswa masa itu. Dari sanalah istilah sanger muncul yang merupakan singkatan dari “sama – sama ngerti.”

selain memiliki kisah yang unik, Kopi Khas Aceh ini juga punya keunikan dalam penyajiannya. Awalnya bubuk kopi hitam dimasukkan ke dalam saringan kain.

Lalu air yang telah mendidih dituangkan ke dalam saringan tersebut selama beberapa kali. Kopi yang telah disaring tersebut akan ditarik panjang selama beberapa kali, secara bergantian dan akan pindah ke mug atau gelas yang berbeda secara berulang. Secara sederhana mirip dengan cara pembuatan teh tarik. Setelah dirasa pas, kopi kemudian dituang kedalam cangkir yang telah berisi susu kental manis. Takaran susu hanya boleh mencapai garis paling bawah dari dasar gelas. Kopi yang telah bercampur dengan susu lalu dikocok sampai berbusa. Setelah itu, kopi sanger pun siap disajikan.

Meski takarannya lebih sedikit dari kopi susu pada umumnya, kopi sanger memiliki sensasi rasa yang berbeda. Kopi ini juga punya aroma yang khas. Ketika dinikmati, rasa kopinya pun sangat kuat dengan sedikit rasa manis dari susu. Untuk menikmati segelas kopi sanger, anda hanya perlu merogoh kocek antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Harga itu tergantung dari jenis kopi—robusta atau arabika dan penyajiannya, panas atau dingin.

demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topik Kopi Sanger. Besok, akan berjumpa kembali dengan topik- topik menarik lainnya.

21
January

Pelangi Nada edisi kali ini, meghadirkan penyanyi pria berkebangsaan Indonesia, Petra Sihombing.

demikian sebuah lagu berjudul “Mine” yang dinyanyikan oleh Petra Sihombing. Bakat Petra berasal dari keluarga yang dekat dengan musik. Petra tidak hanya piawai dalam bernyanyi tetapi juga memainkan alat musik, seperti gitar dan piano.

Lagu “Mine” yang telah anda dengar sebelumnya, merupakan salah satu lagu hits dari Petra. Lagu ini terdapat dalam album kedua Petra bertajuk “Pilih Saja Aku” yang dirilis pada tahun 2012. bercerita tentang seorang lelaki yang begitu memuja kekasihnya dan ia menginginkan kekasihnya agar terus berada di samping dirinya, selamanya. Lagu “Mine” merupakan lagu yang melambungkan namanya. Kesuksesan lagu ini, membuat lagu ini dirilis dalam dua Bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Inggris. Pendengar, sebelum membahas Petra lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Nirmala”.

demikian satu lagu dari Petra Sihombing berjudul “Nirmala”. Lagu ini dirilis oleh Petra pada bulan Mei 2017 lalu. Lagu ini menggambarkan sosok dua insan yang selama ini tidak pernah saling melihat kesalahan dan kekurangan pada pasangannya. Petra mengatakan bahwa arti dari ‘Nirmala' sendiri adalah tanpa cacat dan tanpa cela. Jadi Nirmala adalah tentang menerima apa adanya. Pendengar, menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu dari album kedua Petra berjudul “Istimewa”, dan “Inilah Cintaku”. 

21
January

UGM Kembangkan Kacang Tanah Varietas Baru

VOI WARNA WARNI Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai UGM Kembangkan Kacang Tanah Varietas Baru. Peningkatan ketahanan pangan nasional merupakan salah satu misi yang relevan dengan peneliti Biologi di Indonesia. Beragam penelitian terus dikembangkan para peneliti  untuk peningkatan kualitas pangan sekaligus kesejahteraan masyarakat. Salah satunya penelitian untuk pengembangan kacang tanah atau Arachis Hypogaea. Kacang tanah termasuk  jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, setelah kacang kedelai. Selain enak, kacang tanah memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya membantu mengurangi gula darah, mengurangi depresi, sebagai sumber energi dan mencegah berbagai kanker. Di Indonesia, kacang tanah cukup banyak dibudidayakan di sejumlah daerah seperti daerah Aceh, Bali, Jawa Timur, Jambi, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat dan sejumlah daerah lainnya.

berdasarkan hal tersebut, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengembangkan penelitian kacang tanah varietas baru. Varietas kacang baru ini memiliki keunggulan antara lain mempunyai jumlah biji lebih banyak, ukuran lebih besar dan produktivitas lebih tinggi dibandingkan kacang tanah pada umumnya. Penelitian ini telah dimulai sejak Juli 2017 di Green House Ngombol, Purworejo bekerja sama dengan salah satu petani setempat.

Budi S Daryono, Dekan Fakultas Biologi UGM sekaligus Ketua Peneliti kacang tanah mengatakan, varietas kacang tanah baru ini memiliki karakter yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang ada selama ini. Kacang ini memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima. Budi menjelaskan, biji dan polong yang ada memiliki ukuran lebih besar dibandingkan kacang tanah pada umumnya. Selain itu produktivitas pertanaman juga tergolong tinggi, kurang lebih 25 polong pertanaman. Menurutnya, kacang ini dikembangkan melalui teknik polipodisasi atau penggandaan kromosom tumbuhan. Dengan demikian, tanaman yang dihasilkan memiliki ukuran karakter fenotip (karakteristik seperti struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) seperti akar, batang, daun, bunga dan biji yang umumnya lebih besar dari tanaman aslinya.

selain itu, Budi S Daryano menilai kacang yang dikembangkan di bawah Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM ini memiliki ciri yang unik. Bagian kulit biji kacang varietas baru ini memiliki corak lurik atau bercak-bercak garis berwarna ungu kecoklatan. Karena  adanya karakter unik berupa lurik pada kulitnya, maka Dr. Budi Daryono mengatakan akan mengajukan nama ilmiah baru khususnya pada tingkat varietas menjadi kacang tanah Arachis hypogaeavar. Lurikensis. Dia mengatakan pihaknya terus berupaya mengeksplorasi lebih jauh informasi ilmiah mengenai jenis kacang tanah ini. Bukan tidak mungkin kedepan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama ilmiah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis).

Hal itu diperkuat oleh Ahli Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Dr. Purnomo yang mengatakan bahwa pengajuan nama varietas bukanlah suatu hal yang mustahil asal dilengkapi dengan beragam data pendukung guna mendapatkan deskripsi yang komprehensif.  Menurutnya  sampai saat ini belum ada klasifikasi intraspesifik formal untuk kacang tanah jenis ini.

21
January

KOPI KERTUP DARI GAYO, ACEH

VOI PESONA INDONESIA Hari ini akan mengajak anda mengunjungi Aceh yang merupakan ibukota provinsi Aceh, untuk mencicipi kopi khas Aceh. Aceh selain terkenal dengan Serambi Mekkah, juga popular dengan warung-warung kopinya. Di Aceh terdapat dua jenis kopi yang dibudidayakan, yaitu kopi Arabika  dan kopi Robusta. Untuk kopi jenis Arabika umumnya dibudidayakan  di wilayah dataran tinggi “Tanah Gayo, Aceh Tenggara dan Gayo Lues”, sedangkan di Kabupaten  Pidie terutama wilayah Tanse dan Geumpang  serta Aceh Barat lebih dominan  dikembangkan kopi jenis Robusta.

kopi Gayo memang terkenal dengan rasa pahit gurihnya dan aromanya yang tajam. Di dataran tinggi Gayo Aceh  ada cara minum kopi yang diwariskan   secara  turun temurun disebut Kopi Kartup.  Pada dasarnya, kopi kartup adalah minum kopi tubruk yang disajikan bersama dengan potongan gula aren. Gula aren atau gula merah ini menambah kaya rasa kopi di lidah.

kertup berasal dari bahasa Aceh yang berarti digigit. Cara menikmati kopi kertup ini yaitu dengan cara meminum kopi terlebih dulu kemudian memasukkan potongan gula aren ke dalam mulut. Kunyah pelan-pelan gula aren agar tercampur antara rasa kopi dengan gula aren. Rasakan sensasi campuran kopi cair dan lelehan gula aren, dan resapi rasa dari kafein yang bertemu  dengan gula aren di langit-langit mulut, rasanya unik sekali. Rasa manis yang dihasilkan oleh gula aren berbeda dengan rasa manis  dari gula pasir.saat ini kopi kertup dari Gayo  sedikit susah ditemukan. Hanya  pengelola dari keturunan Gayo lah yang melestarikan tradisi minum kopi ini. Bagi anda yang ingin mencoba minum kopi ala kopi kertup bisa melakukannya sendiri asalkan mengikuti cara-caranya.

Pilihlah kopi bubuk yang berasal dari Gayo yang sekarang sudah banyak dijual dan dikemas secara apik.   Mengapa kopi Gayo? Ini tak lain agar mendapatkan rasa yang tidak jauh berbeda Karena Kopi Kertup berasal dari Gayo, Aceh. Sebelumnya anda harus masak air hingga mendidih, kemudian  tuang air kurang lebih 100-120 cc untuk 1-2 sendok makan kopi. Jangan tuangkan air panas sekaligus, tapi bagi untuk dua kali tuang.  Pertama tuang sebanyak seperempat nya, biarkan  bubuk kopi larut terkena air, lalu aduk tanpa menggunakan sendok, caranya dengan memutar gelas. Setelah tercampur, tuang sisa air ke dalam gelas Diamkan beberapa saat agar aroma keluar.  Bubuk kopi yang kasar akan berada di atas permukaan Turunkan atau pinggirkan dengan menggunakan sendok. Tunggu beberapa saat, kopi sudah bisa dinikmati. Jangan lupa untuk menyiapkan gula arennya. Sensasi  unik segera anda rasakan.

menikmati kopi kertup  adalah cara lain  menikmati kopi tubruk. Hadirnya  gula merah atau gula aren di jamin menambah   kaya rasa kopi di lidah.

demikianlah edisi Pesona Indonesia kali ini, dengan topic  Kopi Kertup dari Gayo, Aceh. Kita akan berjumpa kembali esok dengan topik-topik menarik lainnya.