ofra voi

ofra voi

16
June

 

VOI PESONA INDONESIA Berwisata  kuliner ke kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, ada beragam kuliner khas yang menggoda selera. Sebut saja salah satunya Sego atau Sega Penek atau Nasi Penek. Sega penek adalah makanan khas dari daerah Purworejo bagian selatan, utamanya di Kecamatan Purwodadi.  Hingga saat ini, belum ada yang tahu persis kenapa makanan selezat itu dinamakan sego penek. Namun menurut cerita, kuliner khas itu sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Bahkan masyarakat percaya jika sego penek kala itu menjadi asupan utama tentara Indonesia yang berjuang di wilayah selatan Purworejo.

Sego penek terdiri dari nasi 
dengan berbagai sayuran, seperti oseng pare dan nangka muda. Sebagai pelengkap, pembeli bisa memilih lauk daging ayam kampung atau jeroannya, tahu, tempe, telur bacem dan kemudian disiram dengan bumbu opor putih super kental yang terasa gurih dan manis. Sego penek amat nikmat jika disantap dengan sepiring nasi hangat. di Purworejo, tak banyak pedagang yang menjajakan Sego penek, namun anda bisa menjumpainya di Pasar Purwodadi, Pasar Jenar, Pasar Gesing dan beberapa penjual saat Bulan Ramadhan. Biasanya Sego penek dijual dari pagi hingga sore hari. Namun jika saat Ramadhan, sego Penek, baru dijajakan sore hari, sekitar pukul 3 sore. Harganya pun relatif terjangkau, dari 5 Ribu Rupiah hingga 20 ribu rupiah tergantung lauknya.

07
June

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese melakukan kunjungan ke Indonesia. Indonesia menjadi negara pertama  dalam kunjungan bilateralnya. Ini mengikuti tradisi yang dilakukan oleh Perdana Menteri Australia sebelumnya.

Ada yang menarik dari kunjungan Perdana Menteri Anthony Albanese. Ia menyampaikan, pemerintahannya berniat mengembangkan kembali kemampuan masyarakat Australia dalam berbahasa Indonesia, melalui dukungan Konsorsium Australia untuk Program Studi Indonesia.  Hal itu dikatakannya usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor,  Jawa Barat,  Senin (5/6).  

Keinginan Perdana Menteri Albanese merupakan kabar menggembirakan. Apalagi dikabarkan peminat  warga Australia belajar turun. Mengutip laporan tempo.co pada Desember 2021, Presiden Balai Bahasa Indonesia Victoria (BBIV), Tata Survi menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia mengalami penurunan daya tarik di kalangan pelajar di negara bagian Victoria.

Bahasa Indonesia pernah populer di Australia. Bahkan bahasa Melayu asal Indonesia justru tercatat sebagai bahasa asing pertama yang masuk dan dipelajari di benua Australia. Mengutip artikel  di abc.net.au yang diunggah pada November 2019, Peneliti dari Monash University di Melbourne, Paul Thomas mengatakan, Suku Yolngu adalah orang pertama di benua Australia yang menggunakan bahasa asing dengan belajar bahasa Makassar dan bahasa Melayu dari Indonesia.

Upaya untuk meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia sebenarnya terus dilakukan. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia. Salah satunya adalah melalui program Perpustakaan Pintar; Kedutaan Besar Republik Indonesia menyediakan materi pengajaran berkualitas bagi guru-guru pengajar Bahasa Indonesia di Australia.  

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib menyampaikan ada tiga langkah agar Bahasa Indonesia menjadi lebih populer dan melakukan penetrasi di masyarakat Australia. Pertama, membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya Bahasa Indonesia bagi masyarakat Australia. Kedua, memfasilitasi ketertarikan masyarakat terhadap bahasa dan budaya Indonesia. Ketiga, mendorong masyarakat Australia untuk mau mengadopsi bahasa dan budaya Indonesia.

Dengan apa yang disampaikan oleh Perdana Menteri Anthony Albanese, keinginan Indonesia dan Australia menjadi sejalan dalam mengembangkan bahasa Indonesia di Australia. Semoga ini akan mencapai hasil maksimal, yang akan memperkuat hubungan kedua negara. Seperti yang disampaikan oleh Perdana Menteri Anthony Albanese, semakin banyak orang Australia yang bisa berbicara bahasa Indonesia, semakin erat pula hubungan persahabatan kedua negara.  

07
June

1 Juni lalu, Presiden Joko Widodo memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 2022. Upacara digelar di Lapangan Pancasila, Kota Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).  Karena kota Ende lekat dengan kelahiran Pancasila. Tempat pengasingan Presiden pertama RI, Soekarno, ini merupakan lokasi lahirnya pemikiran dan gagasan tentang Pancasila, dasar negara Indonesia.  Dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila kemarin, Jokowi mengenakan pakaian adat Ende, yakni Ragi Lambu Luka Lesu.

Dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila kemarin, Jokowi memakai baju kemeja putih, kemudian terdapat kain tenun yang diselempangkan di bahunya. Kain tenun berwarna merah itu memiliki corak khas Ende, dilengkapi dengan pinggiran berwarna hitam.  Untuk bawahannya, Jokowi memakai kain berwarna hitam dengan corak garis kuning. Sebagai pelengkap pakaian adat Ende itu, Jokowi mengenakan ikat kepala berbentuk runcing dengan warna oranye.  Tergantung sebuah kalung berbentuk lingkaran besar sebagai hiasan pelengkap baju adat Ende tersebut. 

Ragi Lambu-Luka Lesu merupakan baju adat pria di Ende, NTT, seperti yang dipakai Jokowi saat memimpin upacara Hari Pancasila. Mengutip berbagai sumber, ragi memiliki arti sarung, sedangkan lambu berarti baju. Ragi atau sarung sendiri terdiri dari dua tipe, yaitu ragi sura merupakan sarung dengan motif garis vertikal, dan ragi sura rembe atau mbao merupakan sarung bermotif garis horisontal. Ragi yang dipakai seseorang menunjukkan status dan kedudukan seseorang. Lambu atau baju, yang sering dikenakan oleh kaum pria, biasanya berwarnah putih polos. Dalam upacara dan tarian adat, para pria biasanya tidak mengenakan baju.  Ada pula yang hanya mengenakan singlet atau baju kaos putih oblong.  Sebagai pelengkap baju adat, ragi juga dilengkapi dengan luka atau selendang dan juga lesu (destar). Luka atau selendang itu dipakai menyilang dan dibuat dari bahan dari sarung yang dipakai wanita. Sedangkan lesu disebut juga ikat kepala.

02
June

(voinews.id)Kain endek Bali dijadikan suvenir khusus bagi delegasi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022. GPDRR adalah pertemuan multi-stakeholders terbesar yang dikelola United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR).  Dalam perhelatan tersebut, tercatat ada sekitar 6.000 peserta yang akan hadir dari 138 negara. Nantinya, inovasi kain endek sebagai buah tangan GPDRR ini akan hadir dalam bentuk tas gail khas Bali dan masker.  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno berharap melalui perhelatan GPDRR, kain Endek Bali bisa lebih mendunia dan terpromosikan secara luas. 

Endek adalah kain tenun tradisional Bali yang sudah digunakan sejak zaman dahulu. Endek berasal dari kata gendekan atau ngendek yang berarti diam atau tetap atau tidak berubah warnanya. Bentuk kain endek terdiri dari sarung, kain panjang, dan selendang. Sarung endek biasanya digunakan oleh laki-laki. Sedangkan kain panjang dipakai oleh perempuan. Bentuk kain endek terdiri dari sarung, kain panjang, dan selendang. Sarung endek biasanya digunakan oleh laki-laki. Sedangkan kain panjang dipakai oleh perempuan. Kain endek memiliki ciri khas lewat corak, motif, warna yang digunakan. Setiap simbol dalam kain endek sarat akan makna tersendiri. Kain ini banyak digunakan dalam upacara adat dan keagamaan di Bali. Motif tertentu juga hanya boleh digunakan oleh raja atau bangsawan.


Beberapa motif yang dianggap sakral hanya boleh digunakan dalam acara keagamaan saja seperti motif patra dan encak saji. Motif ini menunjukkan rasa hormat kepada Sang Pencipta. Motif-motif yang bersumber dari alam seperti flora dan fauna biasanya digunakan dalam kegiatan sosial maupun aktivitas sehari-hari. Ada pula motif yang bersumber dari tokoh pewayangan mitologi Bali. Masyarakat Bali memproduksi kain endek dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Pengrajin kain endek bisa ditemui di kawasan Karangasem, Klungkung, Buleleng, dan Jembrana. Sejak Februari 2021 lalu, Masyarakat Bali mengenakan pakaian berbahan kain endek atau kain tenun tradisional itu setiap Selasa.Aturan tersebut diresmikan oleh Gubernur Bali I Wayan Koster untuk melindungi dan melestarikan tenun endek  sebagai warisan budaya kreatif masyarakat Pulau Dewata.