ofra voi

ofra voi

05
September

(voinews.id)objek wisata Monumen Bajra Sandhi, adalah sebuah monumen yang berada di jantung kota Denpasar. Monumen ini dibangun dan didedikasikan untuk perjuangan rakyat pulau Bali. Lokasi monumen ini terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Provinsi Bali dan Gedung DPRD Provinsi Bali, tepatnya di Renon. Pembangunan monumen mulai dilakukan pada tahun 1987 atas prakarsa mantan Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra. Pada tanggal 14 Juni 2003, monumen baru diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri bersamaan dengan pembukaan Pesta Kesenian Bali (PK-Bali/PKB). Sejak saat itulah, monumen ini dibuka untuk umum.

Koleksi yang ada di dalam Museum Monumen Perjuangan Rakyat Bali antara lain diorama berjumlah 33 buah, koleksi foto dan lukisan. Dalam diorama tersebut wisatawan dapat melihat kehidupan orang Bali dari masa prasejarah, masa Bali Kuno, masa Bali madya dan masa Bali memperjuangkan serta mengisi kemerdekaan. Setiap diorama diberi keterangan dalam tiga bahasa yakni bahasa Bali, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Monumen Bajra Sandhi merupakan Monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk menghormati para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman. Selain itu, juga merupakan lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desain arsitektur dari Ir. Ida Bagus Gede Yadnya, seorang arsitek yang memenangkan kompetisi arsitektur untuk monumen ini, memiliki arti hari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, dengan design 17 gerbang pintu masuk, 8 pilar utama dan ketinggian monumen 45 meter.

nama Bajra Sandi berasal dari kata Bajra dan Sandhi. Bajra artinya Genta dan Sandhi artinya suci. Jika dilihat dari bentuk bangunan monumen, memang terlihat seperti Genta Suci yang digunakan oleh para pendeta agama Hindu, saat mengucapkan mantra dalam upacara persembahyangan. Monumen Bajra Sandhi juga memiliki daya tariknya tersendiri bagi wisatawan Asia seperti Jepang, China dan Korea. Bentuknya yang mirip pagoda membuat para wisatawan tersebut tertarik untuk berkunjung. Karena di negara-negara mereka juga banyak ditemukan pagoda. Fasilitas monumen Bajra Sandhi selain museum, juga terdapat perpustakaan, kolam ikan, kerajinan tangan dan toilet. Untuk masuk ke monumen ini pengunjung harus membayar Rp. 25.000 untuk pengunjung dewasa dan Rp. 10.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk Pelajar hanya perlu membayar Rp. 2.000 dan untuk Mahasiswa sekitar Rp. 5.000.

29
August

(voinews.id)Masjid Wawoangi merupakan masjid tertua di pulau Buton. Lokasinya di atas pegunungan Desa Wawoangi, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara. Masjid ini juga dikenal dengan nama “Masjid Di Atas Angin”. Dalam bahasa 'cia-cia', bahasa masyarakat setempat, wawoangi artinya di atas angin, sehingga masjid ini disebut Masjid di Atas Angin. Masjid Wawoangi didirikan oleh Syekh Abdul Wahid di tahun 1527 dan dipercaya sebagai masjid pertama dalam mensyiarkan agama Islam di Pulau Buton.

bangunan Masjid Wawoangi tampak sederhana, meski demikian masjid ini punya keunikan tersendiri. Semua bangunan masjid terbuat dari kayu, dindingnya terbuat dari bambu-bambu kecil dengan posisi berdiri dan tidak rapat. Bambu ini diikat dengan ijuk pepohonan. Atapnya terbuat dari kayu jati yang tipis dan tidak ada kubah ataupun menara di samping masjid. Di halaman masjid terdapat pohon cendana dan beberapa makam tua . Salah satu dari makam tua tersebut adalah  makam ayah Sultan Buton VII, Sultan La Saparagau.

masjid Wawoangi sehari-harinya sudah jarang digunakan warga untuk shalat, karena letaknya lumayan jauh dari perkampungan warga. Namun masjid ini masih tetap dijaga kelestariannya dan dipelihara dengan baik oleh warga Desa Wawoangi. Karena untuk kegiatan-kegiatan adat, masjid ini kerap digunakan. Pada saat bulan suci Ramadhan, Masjid Wawoangi ini biasanya dikunjungi warga yang ingin menjalankan shalat Tarawih.

15
August

(voinews.id)Terletak di Kampung Ciharegem Puncak, Desa Cibural, Bandung, Tebing Keraton merupakan salah satu tempat wisata dengan pemandangan yang indah di Bandung. Saat menapakkan kaki di area Tebing Keraton, anda akan disambut oleh pemandangan yang spektakuler. Waktu yang paling tepat untuk datang ke tebing keraton adalah sebelum fajar tiba. Di Tebing Keraton anda akan takjub dengan pemandangan  terbitnya matahari yang perlahan keluar dari balik bukit-bukit yang ada di sebelah timur. Semua keindahan inilah yang membuat sebagian orang percaya bahwa nama Tebing Keraton berasal dari kemegahan alam dan panoramanya yang indah dipandang mata.

Banyak kegiatan yang dapat anda lakukan di Tebing Keraton ini, misalnya, trekking, bersepeda, berkemah dan lainnya. Untuk sampai ke puncak bukit, anda membutuhkan waktu kurang lebih 15-30 menit dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan menuju puncak bukit, anda akan disuguhkan pemandangan hutan yang rindang di sisi kiri dan kanan jalan. Perjalanan pun tidak terlalu sulit karena jalan menuju puncak Tebing Keraton sudah disediakan untuk memudahkan perjalanan pengunjung ke puncak tebing. Tempat wisata ini juga menyedia camping ground untuk para pengunjung yang ingin menikmati malam di Tebing Keraton.

Dari pusat kota Bandung, anda bisa bertolak ke arah Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda melalui Dago Pakar. Memasuki tempat wisata ini anda perlu membayar tiket masuk sekitar Rp 12.000. Tiket masuk ini juga memberikan anda akses ke tempat wisata lain yang berada di kawasan yang sama yaitu Tahura Maribaya. Pengelola kawasan wisata ini sudah menyediakan fasilitas umum. Beberapa di antaranya adalah tempat untuk beribadah dan juga kamar mandi. Selain itu, di sekitar area wisata, banyak warung dengan beragam makanan dan minuman, jadi anda tidak perlu khawatir.

08
August

VOI PESONA INDONESIA Air Terjun Jumog kerap disebut sebagai surga yang tersembunyi di Karanganyar. Dikatakan demikian karena letaknya yang berada di balik bukit yang tertutup belukar. Destinasi wisata ini awalnya tidak banyak dikunjungi oleh wisatawan. Namun atas kesadaran warga setempat, jalur menuju lokasi ini dipermudah. Karena itu, kini Air Terjun Jumog menjadi salah satu wisata andalan yang menambah pendapatan penduduk.

di kawasan Air Terjun Jumog, terhampar pemandangan hijau dan pepohonan tinggi yang merupakan perpaduan sempurna. Ditambah suara gemericik air yang menenangkan hati kala menuruni 116 anak tangga hingga sampai ke air terjun. Setelah menuruni tangga, sekitar beberapa meter dari air terjun, ada jembatan kecil. Tempat ini adalah spot yang paling pas untuk menikmati panorama sekitar yang mempunyai ketinggian 30 meter dengan debit air yang cukup deras. Derasnya air terjun menjadikan angin yang berhembus di dekat air terjun terasa kencang.

, Air Terjun Jumog terletak di Dusun Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat ini, arahkan kendaraan anda menuju arah Grojogan Sewu. Setelah sampai terminal Karangpandan, ambil jalur menuju Ngargoyoso. Kemudian anda dapat mengikuti petunjuk arah yang akan membantu anda sampai di Air Terjun Jumog. Fasilitas di Air Terjun Jumog terbilang cukup lengkap. Sudah tersedia arena permainan anak, kolam renang, gazebo, area untuk istirahat dan rumah makan. Di sekitar kawasan destinasi wisata ini juga ada beberapa rumah warga yang biasa dijadikan homestay. Tarif homestay cukup bervariasi, mulai dari 50 ribu sampai 250 ribu rupiah per malam.