Suprapto

Suprapto

30
July

Hari ini akan memperkenalkan Wisata Batu Angus di Maluku. meletusnya sebuah gunung tidak selalu membawa kabar duka atau pun hal yang mengerikan. Buktinya adalah bekas aliran lahar saat Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara meletus, saat ini menjadi hiasan alami yang dikenal dengan nama Batu Angus. Batu Angus merupakan salah satu tujuan wisata favorit yang terletak di Kelurahan Tarau, Kecamatan Ternata Utara Kota, Kota Ternate, Maluku.

wisata Batu Angus bisa dikatakan sebagai “Permata Hitam” Ternate, karena Batu Angus merupakan hamparan batu hitam yang tampak seperti hangus terbakar. Hamparan batu itu membentang dari kaki Gunung Gamalama hingga ke pantai. Batu Angus tersebut merupakan sisa lahar letusan Gunung Gamalama pada abad ke-17 dan lahar yang telah berubah menjadi batu itu tampak seperti batu yang baru hangus terbakar.Dinamakan Batu Angus karena lahar beku ini memiki warna yang hitam kelam. Selintas batu ini memang biasa saja, tapi bila melihatnya secara keseluruhan Anda akan melihat keindahan lain dari kumpulan batu-batu ini.Pendengar, di objek wisata Batu Angus juga terdapat situs sejarah. Situs ini merupakan lokasi tewasnya seorang tentara Jepang, yang parasutnya tidak terbuka normal saat terjun dari pesawat pada perang tahun 1945. Selain itu, sejumlah benteng peninggalan masa kolonial seperti Benteng Ford Oranye, Benteng Tolucco, Benteng Kalamata, dan Benteng Kastela juga ada di objek wisata ini. Danau Tolire yang juga jadi objek wisata favorit di Kota Ternate turut menambah keindahan panorama Batu Angus.wisata yang terletak pada poros ruas jalan lingkar Pulau Ternate ini bisa dijangkau menggunakan angkutan kota dengan tarif Rp 3.000 atau menggunakan taksi seharga Rp 50.000 per jam. Tetapi jika anda menggunakan kendaraan pribadi, anda hanya perlu membayar tiket masuk seharga Rp 20.000 untuk mobil dan Rp 5.000 untuk motor.

30
July

Warna Warni edisi kali ini kami akan mengajak Anda untuk mengetahui keunikan batik papua. Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi di mana bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Oleh-oleh koteka begitu pulang dari Papua, itu sudah biasa. Kalau mau yang berbeda, cobalah beli batik. Ya, tak hanya Yogyakarta, Papua juga punya batik yang tak kalah bagus. Meski belum begitu terkenal, batik Papua kini jadi salah satu oleh-oleh yang diburu wisatawan.

Perkembangan seni batik di Indonesia sangatlah pesat, hampir setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki seni batik yang khas sesuai dengan daerah masing-masing, begitu juga dengan daerah papua yang memiliki seni batik yang khas dan bertema etnik. Motif batik papua ini terinspirasi dari peninggalan-peninggalan arkeologi yang ada di daerah papua, seperti burung cendrawasih, motif kamoro (simbol patung berdiri), motif sentani dan adapula motif yang divariasikan dengan sentuhan garis-garis emas dan dinamakan batik prada.

Batik papua memiliki corak yang lebih mencolok dibandingkan dengan corak batik dari wilayah lainnya. Hal ini dikarenakan batik papua pada umumnya berwarna lebih gelap dengan motif berpola patung, lambang-lambang yang dikeramatkan dan ukiran khas papua yang merupakan ciri khas dari batik papua sendiri. Keunikan batik papua banyak di gemari oleh masyarakat lokal maupun internasional, hal ini dikarenakan batik papua tidak hanya melambangkan budaya masyarakat sekitar saja tetapi juga banyak unsur sejarah dan arkeologi yang di tuangkan pada batik papua.

Batik Papua merupakan salah satu batik yang dicari banyak orang karena banyaknya motif yang di tawarkan, terutama dalam hal alam dan budaya. Keanekaragaman luar biasa Papua telah di tuangkan dalam motif batik Papua atau lebih di kenal sebagai batik Port Numbay. Pada dasanya batik Papua memilki ciri khas yang sama dengan batik dari Jawa, namun tetap memilki kekhasannya sendiri. Jika batik-batik dari Jawa, seperti Yogyakarta dan Pekalongan memilki warna-warna yang cenderung gelap seperti coklat tua, berbeda dengan batik Papua yang cenderung memilki warna yang lebih mencolok dan beragam, seperti kuning, hijau, biru dan merah. Selain itu dari segi corak dan motif, batik-batik papua juga memiliki corak yang jika orang pertama kali melihatnya pasti langsung mengenali kalau itu batik Papua.

Asal-usul batik Papua sendiri bermula ketika pemerintah Indonesia mendapat bantuan dari The United Nations Development Program (UNDP), untuk pemberdayaan kebudayaan Indonesia Timur pada tahun 1985. Pemerintah mendatangkan langsung pembatik dari Jawa khususnya Yogayakarta untuk melatih masyarakat Papua. Pembuatan batik Papua juga terinsipirasi dari peninggalan-peninggalan arkeologi yang tersebar di daerah Papua, seperti lukisan gua yang ada di daerah Biak. Selain itu penginggalan artefak dan fosil lainnya juga menginspirasi kreativitas para pembatik Papua. Batik Papua dinilai tak hanya mengandung unsur sejarah tetapi unsur arkeologi didalamnya, tak heran jika batik Papua banyak disukai oleh dunia Internasional. Kekhasan batik Papua membuat siapa saja yang memakainya terlihat lebih anggun karena keunikannya. Tak ada salahnya anda menambah koleksi batik-batik Nusantara dengan batik Papua ini. Meski di Papua tidak mengenal budaya batik layaknya masyarakat pulau Jawa, namun kita tetap bangga dengan semakin berkembangnya kebudayaan asli Indonesia.

30
July

Keroncong

Published in pop music

Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi berbakat Indonesia. Sebagai pembuka perjumpaan kali ini, mari kita dengarkan sebuah lagu berjudul Pahlawan Indonesia yang dibawakan oleh Khirizal Khaidir.

demikianlah lagu keroncong berjudul Pahlawan Merdeka dibawakan oleh Khairizal Khaidir. Lagu yang diciptakan oleh Pandji Kamal ini bercerita tentang pahlawan yang berjuang dan gugur demi kemerdekaan bangsa dan tanah air. Lagu ini berisi penghargaan atas pengorbanan para pahlawan. Walaupun mereka telah gugur namanya tercatat sebagai satria. Karena mereka adalah bunga negara yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Lagu ini dibawakan dengan syahdu oleh Khairizal Khaidir yang memiliki karakter vocal yang kuat. Walaupun lagu ini berisi tentang perjuangan memerdekakan bangsa, namun lagu ini mampu menggugah rasa nasionalisme yang mendengarnya. berikut kita dengarkan sebuah lagu keroncong berjudul Pulau Jawa, dibawakan oleh Keksi Mulyani.

itulah sebuah lagu keroncong berjudul Pulau Jawa dibawakan oleh Keksi Mulyani. Seperti judulnya lagu ini menceritakan tentang salah satu pulau terbesar di Indonesia, yaitu Pulau Jawa. Sebuah pulau yang subur, strategis letaknya dan penuh riwayat. Pulau Jawa menjadi bagian penting dari Indonesia. Kaya akan kesenian murni, masyarakatnya hidup aman bersatu. Demikianlah sekilas tentang lagu keroncong asli berjudul Pulau Jawa. Keksi Mulyani merupakan salah satu penyanyi wanita berbakat Indonesia. Diantara Albumnya bertajuk: Irama Kondang Keroncong Kendang. Keksi Mulyani juga pernah mengeluarkan album bersama Mus Mulyadi si Buaya Keroncong Indonesia. Dalam banyak kesempatan Keksi juga sering tampil bersama penyanyi-penyanyi terkenal Indonesia lainnya.

selanjutnya kami hadirkan 2 buah lagu keroncong untuk anda, yaitu lagu berjudul Dewi Murni dibawakan oleh Khairizal Khaidir dan lagu berjudul berjudul Taman Laut dibawakan oleh Novita Indri. Kedua lagu ini menutup jumpa kita pada Pelangi Nada edisi kali ini.

26
July

D'lloyd

Published in pop music

Pelangi Nada edisi kali ini, Voice Of Indonesia akan menghadirkan lagi-lagu pop nostalgia dari grup band, D'lloyd. demikian lagu "Titik Noda" dinyanyikan oleh D'lloyd. Anggota grup band ini pada awal debutnya terdiri dari Bartje Van Houten (gitar), Andre Gultom (saxophone, flute, vokal), Syamsuar Hasyim (vokal utama), Chairoel Daud (drum), Budiman Pulungan (keyboard), Sangkan Panggabean (bass), Yustian (pemain gitar kedua), Juhanny Fatmarida Susilo (flute, saxophone), dan Totok (bass). Grup ini berjaya pada tahun 1970-an. Nama D’lloyd mulai dikenal masyarakat setelah merilis hits singel "Titik Noda" pada tahun 1972. Lagu “Titik Noda” bercerita tentang seseorang yang ditinggalkan oleh kekasihnya dan yang tersisa hanya setitik noda di hatinya. Pendengar, saya putarkan lagu lainnya dari D’lloyd berjudul "Apa Salah dan Dosaku".

demikian lagu "Apa Salah dan Dosaku". Lagu ini bercerita tentang seseorang yang merasa menderita sepanjang hidupnya sehingga ia ingin Tuhan memberikan petunjuk agar ia tahu apa salah dan dosanya. Lagu ini merupakan salah satu lagu hits dari D'lloyd. Lagu-lagu hits dari D'lloyd biasanya merupakan ciptaan dari Bartje Van Houten atau Barce. Lagu-lagu ciptaannya yang menjadi hits antara lain "Titik Noda", "Apa Salah dan Dosaku", "Mengapa Harus Jumpa", "Keagungan Tuhan", “Tak Mungkin", "Oh Di Mana", dan "Semalam di Malaysia". Pendengar, demikian sekilas tentang D’lloyd. Menutup perjumpaan saya hadirkan 2 lagu dari D'lloyd yaitu "Semalam di Malaysia" dan "Cinta Hampa". Selamat mendengarkan dan sampai jumpa pada Pelangi Nada edisi berikutnya.