Daniel

Daniel

02
April

 

Seorang wanita pribumi atau suku asli di hutan hujan Amazon, Brazil, telah terinfeksi virus corona baru, COVID-19.  Terpaparnya wanita tersebut menjadi tanda bahwa virus ini sudah menyebar hingga ke hutan pedalaman di Amerika Latin. Terpaparnya wanita suku hutan Amazon oleh COVID-19 dilaporkan layanan kesehatan suku Kementerian Kesehatan Brazil.

Menurut layanan tersebut, itu adalah kasus pertama di antara lebih dari 300 suku di Brazil. Salah seorang juru bicaranya melalui telepon, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/4) mengatakan, wanita 19 tahun dari suku Kokama dites positif terinfeksi COVID-19 di distrik Santo Antonio do Içá.  Lokasinya terletak di dekat perbatasan dengan Kolombia sekitar 880 km di atas sungai Amazon dari ibu kota negara bagian Manaus. (Sindo)

01
April

Pandemik Corona Covid19 di berbagai negara menunjukkan kecenderungan perkembangan berbeda. Selain kabar duka, muncul juga sisi menggembirakan. Italia, negara dengan kekuatan ekonomi ketiga di Eropa meningkat keprihatinannya. Seiring semakin banyaknya penduduk yang meninggal dunia, ekonomi negara itupun di ambang resesi. Sampai Selasa kemarin dikabarkan sedikitnya 11 ribu 590 orang penduduk Italia telah meninggal dunia. Hal ini menyebabkan pemerintah mengumumkan masa berkabung nasional dengan menaikkan bendera setengah tiang. Pemerintah Italia mencatat telah lebih dari 100 ribu orang terinfeksi Covid 19. Karena itu, walaupun berbiaya mahal dan berdampak berat secara ekonomis, Pemerintah Italia terpaksa memperpanjang lockdown sampai pertengahan April.

Sementara negara-negara lainnya mengumumkan lockdown atau memperpanjangannya, di Wuhan, Cina, tempat virus Corona pertama terditeksi, lockdown akan segera diakhiri.   Pemerintah di Wuhan mengumumkan penutupan atau lockdown akan berakhir 8 April mendatang. Setelah dua bulan aktivitas terhenti, warga Wuhan akan memulai kembali kehidupan seperti biasa. Pusat perbelanjaan terbesar di Wuhan, International Plaza, dilaporkan sudah mulai dibuka. Meski begitu, para petugas dan pegawai masih tetap menggunakan masker saat melayani pelanggan, yang secara disiplin menjaga jarak antara satu sampai satu setengah meter. Kabar baik seiring segera diakhirinya Lockdown di Wuhan adalah tidak adanya laporan kasus baru selama 6 hari terakhir. Tim Medis dari luar propinsi Wuhan juga berangsur dipulangkan ke kota atau provinsi awal diiringi ucapan terima kasih penduduk Wuhan. Selain di Wuhan, propinsi Hubei juga mencatat optimisme baru. Pemerintah setempat menyatakan 4,6 juta orang sudah dapat mulai bekerja pada hari Sabtu. Ponsel penduduk baik di Wuhan maupun Hubei telah menunjukkan tanda hijau yang berarti mereka sehat. Lockdown di Wuhan memang sudah dipersiapkan dengan baik. Setiap penduduk mengisi data pribadi di Ponsel melalui aplikasi yang dirancang pemerintah. Melalui pengiriman data lengkap masing masing. dapat diketahui kondisi kesehatan setiap orang. Secara otomatis sinyal warna hijau akan menyala bagi yang sehat dan merah bagi yang sakit atau terindikasi terinfeksi. Peraturan tidak keluar rumah yang diberlakukan secara ketat disertai monitoring pergerakan penduduk, membuat lockdown di Wuhan berhasil baik.

Kabar baik dari Wuhan dan Hubei Cina tentu merupakan informasi yang penting bagi pemerintah negara lain dalam melawan Covid 19. Perencanaan dan pendataan yang baik, ketegasan pelaksanaan aturan serta kedisiplinan warga, dapat menjadi salah satu acuan bagi negara manapun yang sedang berperang melawan virus yang masih terus merajalela itu. Ketika negara negara lain sedang mulai memulai perjuangan, Wuhan dan Hubei memulai hidup baru dan kembali menata ekonominya, setelah menunjukkan keberhasilan melawan Corona. Semoga sukses Wuhan,China, juga dapat diikuti oleh negara-negara lain.

04
April


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus mendorong pengoptimalan produktivitas industri Alat Pelindung Diri (APD) sebagai upaya penanganan pandemi Virus Corona-COVID-19 di dalam negeri. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Muhammad Khayam lewat keterangannya yang diterima kantor berita Antara, Selasa (31/3).

Menurut Muhammad Khayam kebutuhan alat pelindung diri di domestik kian meningkat, terutama untuk memenuhi permintaan tenaga medis, mengingat semakin bertambahnya kasus COVID-19 di Indonesia.

Muhammad Khayam menjelaskan, produsen alat pelindung diri tengah menghitung kemampuan produksinya hingga 6 hingga 8 bulan mendatang. Perhitungan ini akan disesuaikan dengan jadwal distribusi ke setiap pengguna, seperti rumah sakit yang memang sangat memerlukan.

Khayam menyebutkan dalam kondisi normal atau ketika belum adanya wabah COVID-19, industri alat pelindung diri di dalam negeri memproduksi sebanyak 1 juta unit per bulan. Namun dalam kondisi saat ini kebutuhan alat pelindung diri jadi terus meningkat.

Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada pelaku industri tekstil di Indonesia yang turut berpartisipasi memproduksi alat pelindung diri. Hal ini diharapkan dapat mendorong kinerja industri tekstil dalam negeri di tengah tekanan kondisi ekonomi global. Dengan keterlibatan industri tekstil itu kapasitas produksi APD bisa lebih dari 17 juta unit per bulan. Kemenperin proyeksikan, hingga bulan Mei 2020 kebutuhan APD dalam negeri sekitar 3-5 juta unit.

Saat ini, Indonesia memiliki 28 produsen alat pelindung diri dengan total kapasitas produksi hingga 17,8 juta unit per bulan. Dari 28 produsen APD tersebut, lima perusahaan sedang meningkatkan produksinya, sedangkan sisanya dalam persiapan dan dimulai awal April ini. Muhammad Khayam menambahkan, pada akhir April ini diperkiraan 5-10 juta alat pelindung diri bisa didistribusikan.

Alat pelindung diri yang sedang dibutuhkan meliputi pakaian, tutup kepala, masker, handuk, sarung tangan, pelindung kaki, pelindung tangan dan kacamata pelindung wajah (goggles). Dalam upaya memasok kebutuhan alat pelindung diri ini Kementerian Perindustrian terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan. 

02
April

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian Indonesia berpotensi hanya tumbuh 2,3 persen atau dengan skenario terburuk akan terkontraksi hingga 0,4 persen akibat adanya wabah virus corona atau COVID-19. Dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu Sri Mulyani menyatakan wabah virus corona menyebabkan kegiatan ekonomi menurun serta menekan kegiatan lembaga keuangan sehingga berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi jauh dari target APBN 2020 yakni 5,3 persen.

Sri Mulyani menjelaskan menurunnya kegiatan ekonomi membuat pertumbuhan konsumsi rumah tangga menurun di level 3,22 persen untuk skenario berat dan 1,6 persen pada skenario terberat dengan target dalam APBN 2020 mencapai 5 persen. Kemudian, Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga diperkirakan terkontraksi 1,78 persen pada skenario berat dan minus 1,91 persen.Sementara itu, untuk konsumsi pemerintah hanya diperkirakan tumbuh 6,83 persen untuk skenario berat dan 3,73 persen skenario terberat dengan target dalam APBN 2020 sebesar 4,3 persen. Antara