VOInews.id, Jakarta: Kedutaan Besar Kuwait di Jakarta mengadakan perayaan Hari Nasional Kuwait ke-63 dan Hari Pembebasan ke-33 di Jakarta. Chargé d'affaires Duta Besar (Dubes) Kuwait di Indonesia, Abdullah Yateem Alfadhli dalam sambutannya memaparkan pencapaian hubungan Indonesia-Kuwait. Hal ini terkait peringatan 56 tahun hubungan diplomatik kedua negara, sejak pertama kali dimulai pada 28 Februari 1968.
"Semoga ke depannya hubungan tersebut tumbuh, dan berlanjut ke arah dan atmosfer yang lebih luas dan lebih tinggi melalui perkembangannya di masa sekarang dan di masa depan demi kebaikan kedua bangsa yang bersahabat," kata Abdullah di Raffles Hotel Jakarta, Jumat (23/02/2024).
Abdullah menyebut neraca perdagangan kedua negara tahun 2023 mencapai $AS 500 juta (sekitar Rp7,7 triliun). Jumlah ini meningkat 60% dibandingkan tahun lalu, bahkan sedikit melampaui neraca perdagangan 2019 saat sebelum pandemi COVID-19. Abdullah juga menyinggung kegiatan amal Kuwait di Indonesia 2016-2023, yang mencapai lebih dari AS$135 juta (sekitar Rp2,1 triliun).
Dalam sambutan itu, Abdullah sempat menyebut peran investasi KUFPEC di Indonesia. Perusahaan minyak internasional Kuwait itu sejak 1986 telah berinvestasi pada sejumlah proyek eksplorasi minyak di Indonesia.
"KUFPEC telah menginvestasikan dalam jumlah yang besar pada proyek eksplorasi minyak di Natuna (Kepulauan Riau), Seram (Ambon), Buton (Sulawesi Tenggara), dan Anambas (Kepulauan Riau)," kata Abdullah dalam bahasa Arab, yang diterjemahkan secara tertulis di layar dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Di akhir sambutan, Abdullah menyampaikan ucapan selamat kepada Indonesia atas pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2024 pada 14 Februari lalu. Abdullah juga menekankan solidaritas pemimpin, pemerintah, dan rakyat Kuwait kepada rakyat Palestina.
"Kami mohon doa kepada Allah... semoga para pahlawan yang gugur diberi kerahmatan-Nya dan mereka yang luka diberi kesembuhan," kata Abdullah.
Dalam acara tersebut, Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah hadir sebagai tamu kehormatan. Hari Nasional Kuwait menandai berakhirnya Kuwait sebagai protektorat Inggris pada 19 Juni 1961. Sementara itu, Hari Pembebasan Kuwait merujuk pada pembebasan Kuwait dari Irak pada 28 Februari 1991, selama Perang Teluk.