25
May

 

VOInews, Belanda: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar forum dialog berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag, Belanda, membahas tentang peluang dan potensi investasi di sektor pariwisata. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam pernyataanya di Jakarta, Kamis (25/5/2023) menjelaskan, realisasi investasi disektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) masih kurang. Menurutnya, agar sektor tersebut bisa maju investasi yang dibutuhkan harus lebih dari Rp100 triliun. Adapun realisasi investasi sektor parekraf dari 2020 hingga kuartal I-2022 tercatat baru mencapai Rp5,31 triliun.

“Kalau kita melihat dari 5 destinasi prioritas dan beberapa destinasi unggulan kita membutuhkan 6miliar-8 miliar dolar AS berarti di atas Rp100 triliun, sementara yang on going masih di bawah level Rp10 triliun," ujarnya.

Sementara itu, dalam dialog yang mengusung tema Dialogue Series: Investing in Indonesian Tourism, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani Mustafa menyampaikan beberapa hal terkait dengan gambaran umum perekonomian Indonesia, potensi pasar wisatawan, performa investasi di sektor pariwisata, gambaran umum 5 DPSP dan potensi investasi di sektor pariwisata Indonesia.

Terdapat potensi investasi yang menjanjikan di Ibu Kota Nusantara (IKN), dimana pada awal tahun 2024 akan terdapat sebanyak kurang lebih 16.900 PNS yang akan pindah ke IKN dan angka tersebut belum termasuk anggota keluarga.

“Hal ini menyediakan potensi bisnis dan investasi yang sangat besar, mengingat bahwa kondisi fasilitas wisata di IKN dan Balikpapan pada saat ini belum dapat menampung kebutuhan para PNS yang akan pindah tersebut,” ujar Rizky Handayani.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Republik Indonesia di Belanda, Mayerfas menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang menjanjikan di wilayah Asia, khususnya ASEAN.

“Hal ini didukung oleh potensi pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, semoga melalui kegiatan Investment Dialogue Series ini dapat mendorong terjadinya peningkatan investasi dari Belanda ke Indonesia, serta meningkatkan citra Indonesia sebagai negara tujuan investasi utama di kawasan ASEAN.” katanya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Ministry of Infrastructure and Water Management, Belanda; ASPINA; BIPO Service Netherlands; STC-Nestra BV; Ampower BV; Benelux Indonesia Association; Garuda Indonesia Netherlands; Negeriku; dan Far East Company (Startup dari Belanda).

Dari hasil diskusi dengan para peserta diketahui bahwa diaspora Indonesia yang berada dan bekerja di perusahaan di Eropa, khususnya di Belanda dapat dimanfaatkan sebagai promotor Indonesia sebagai tujuan investasi, khususnya investasi di sektor pariwisata.

Para diaspora ini tentu tidak dapat berjalan sendiri dan tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah. Contoh bentuk dukungan adalah dalam hal pencitraan dan promosi negara Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang baik.

Terdapat beberapa potensi kerja sama antara perusahaan di Belanda dengan perusahaan di Indonesia terkait dengan optimalisasi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dalam melayani industri kapal pesiar di Indonesia.

25
May

 

VOInews, Belanda: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar business meeting "Indonesia Spice Up The World" dalam upaya penguatan kapasitas usaha restoran Indonesia di Inggris dan Belanda. Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangannya, Kamis (25/5/2023) mengatakan kegiatan ini merupakan upaya nyata dari Kemenparekraf untuk memperkuat promosi potensi kuliner Indonesia di pasar Internasional.

"Lewat program ini potensi kuliner Indonesia yang beraneka ragam akan kami promosikan semaksimal mungkin agar kuliner Indonesia bisa semakin mendunia serta membangkitkan ekonomi dan juga membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat kita," kata Sandiaga

Sementara itu Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani menjelaskan Indonesia Spice Up The World merupakan program kolaboratif antar stakeholder untuk mempromosikan kuliner Indonesia guna mencapai nilai ekspor sebesar dua miliar dolar AS. Selain itu juga mengembangkan sebanyak 4.000 restoran di mancanegara pada 2024 serta mengangkat produk rempah dan bumbu masakan merek lokal Indonesia. Business meeting ini, lanjut Rizki, digelar pada Minggu (21/5/2023) di London, Inggris dan Selasa (23/5/2023) di Amsterdam, Belanda.

"Adapun rangkaian kegiatan dari business meeting ini di antaranya meliputi listing pembiayaan, peresmian Restoran Orient Express, coaching clinic program IndoStar, memperkenalkan Integrated Technology untuk pengembangan bisnis kuliner, diskusi bersama stakeholder dan diaspora di London dan Amsterdam serta benchmarking ke pasar bumbu yang sudah berkembang di London dan Amsterdam untuk mendorong pasokan bumbu rempah Indonesia agar dapat masuk ke pasar Eropa," kata Rizki.

Rizki mengatakan Kemenparekraf akan memfasilitasi para pelaku usaha restoran Indonesia dan melakukan pendampingan yang terstruktur dan masif dengan tujuan agar usaha para pelaku restoran tersebut bisa berkembang dan siap mendapatkan pembiayaan dari calon Investor. Selain itu dengan fasilitasi ini diharapkan juga dapat meningkatkan kapasitas ekspor bagi pelaku usaha bumbu dan rempah Indonesia.

"Hal ini sesuai dengan tagline Menparekraf untuk mewujudkan program yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu, serta berorientasi pada pemulihan perekonomian Indonesia untuk memasuki tatanan ekonomi baru yaitu ekonomi berbasis digital," kata Rizki.

Kegiatan ini mendapat sambutan baik dari para diaspora Indonesia baik yang berada di Inggris maupun Belanda.

Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, mengatakan perlu adanya intervensi pemerintah untuk semakin memperluas promosi kuliner Indonesia di pasar internasional.

"Dengan strategi menghadirkan restoran-restoran Indonesia di luar negeri, mengembangkan branding dan manajemen yang baik akan membuat pangan olahan, rempah, dan kuliner Indonesia makin disukai, dicari, dan digemari di seluruh belahan dunia," kata Mayerfas.

25
May

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut kedua menteri membahas sejumlah hal mulai dari kerja sama bilateral kedua negara, Indonesia dan Uni Eropa hingga isu-isu regional dan global.

“Pertama kami membahas kerja sama ekonomi. Saya menyambut baik pertumbuhan signifikan investasi Luksemburg ke Indonesia yang meningkat 732 persen pada kuartal pertama tahun 2023,” katanya dalam keterangan yang disampaikan usai pertemuan, Kamis (25/5).

Selain peningkatan investasi Luksemburg di Indonesia, menurut Retno, nilai perdagangan kedua negara juga mengalami peningkatan sebesar 15 persen selama 5 tahun terakhir. Untuk meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara, menurut Retno, kedua menteri luar negeri juga membahas kemungkinan pengembangan kerja sama di bidang teknologi informasi dan komunikasi hingga keuangan syariah.

“Kami menjajaki kemungkinan lebih lanjut untuk bekerja sama dengan Luksemburg dalam membangun infrastruktur Tekonologi Informasi dan Komunikasi dan pertukaran keahlian serta berbagi praktik terbaik di bidang keuangan Syariah,” katanya.

Bidang lain yang juga dibahas dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Luksemburg, Jean Asselborn, adalah kerja sama bidang transportasi dan logistik. Menurutnya, Menteri Asselborn akan menandatangani Nota Kesepahaman dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terkait Perjanjian Layanan Udara.

“Kesepakatan ini akan mendorong konektivitas dan memfasilitasi peluang bisnis khususnya di sektor kargo,” katanya.

Di sektor kesehatan, Retno Marsudi menjelaskan kerja sama investasi di bidang kesehatan saat ini menjadi lebih penting dari sebelumnya. Dirinya menyambut baik investasi Luksemburg untuk membangun fasilitas produksi medical refrigerator di Depok yang telah beroperasi sejak Oktober tahun lalu.

“Kami berharap teknologi ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan fasilitas kesehatan, memperkuat kemampuan produksi vaksin, dan menjadikan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasokan medis global,” katanya.

Terkait kerja sama Indonesia dan Uni Eropa, Menlu Retno mengatakan Indonesia dan Luksemburg memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya menyelesaikan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-UE (Indonesia-EU CEPA) sesegera mungkin.

“Diperlukan upaya membangun kepercayaan bagi Indonesia dan Uni Eropa untuk mencapai garis akhir negosiasi,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga menyampaikan keprihatinan atas disahkannya Undang-undang Uni Eropa tentang Deforestasi. Menurutnya, hal ini juga telah ia sampaikan saat menerima Menteri Luar Negeri Slovenia sehari sebelumnya.

“Misi Gabungan Indonesia dan Malaysia akan berkunjung ke Brussel akhir Mei ini untuk membahas situasi ini,” katanya.

Sementara itu terkait isu regional dan global, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambut baik dukungan Luksemburg kepada ASEAN, termasuk Sentralitas ASEAN dan implementasi 5 Poin Konsensus (5PC) untuk mengatasi isu Myanmar.

Ia pun menyampaikan pentingnya seluruh negara menempatkan prioritas dan berkontribusi untuk menjadikan Indo-Pasifik kawasan yang damai dan stabil. Menurutnya, ASEAN Outlook on The Indo-Pacific yang digagas oleh Indonesia, meyakini kerja sama inklusif dan konkret akan berkontribusi untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran di kawasan.

25
May

 

 

VOInews, Jakarta: KBRI Bangkok menyelenggarakan malam budaya Indonesia bertajuk “An Evening of Indonesian Music and Dance”, di auditorium Siam Society, Rabu (24/5). Acara tersebut digagas melalui kerja sama Perwakilan Indonesia di Thailand dengan Siam Society, sebuah organisasi budaya Thailand bertaraf internasional yang memiliki tujuan untuk mempromosikan studi atau pengetahuan tentang budaya, sejarah, seni dan konversi warisan budaya Thailand serta negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

Dalam keterangan resmi KBRI Bangkok yang diterima di Jakarta, Kamis (25/5), Duta Besar untuk Kerajaan Thailand merangkap UNESCAP, Rachmat Budiman dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa melakukan kegiatan promosi seni budaya Indonesia adalah salah satu prioritasnya. Menurutnya, KBRI Bangkok terus berupaya untuk terus meningkatkan pemahaman dan pengertian publik Thailand yang lebih baik tentang Indonesia melalui budaya.

“Pengertian tersebut akan membawa masyarakat dari kedua bangsa untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah, sehingga pada akhirnya akan memperkuat kerjasama kedua negara tidak hanya di tingkat bilateral melainkan juga di kawasan,” katanya.

Pada gelaran “An Evening of Indonesian Music and Dance”, penonton diajak untuk menikmati sebagian kecil dari ribuan keanekaragaman seni dan budaya Indonesia yang dipersembahkan melalui musik dan tari. Penonton seakan dibawa berkelana dan berimaginasi terbang berkeliling Pulau Aceh, Jawa hingga Bali.

Tari Pendet didaulat sebagai tari pembuka pada malam budaya tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan permainan Gamelan Jawa membawakan lagu dari daerah Jawa Tengah yaitu Ladrang Ayun-ayun, Ayun-ayun Tanjung Gunung, dan Srepegan. Kombinasi permainan saron, bonang, gong, dan kempul serta alat gamelan lain yang apik dan selaras turut menghidupkan suasana malam budaya Indonesia tersebut.

Penampilan selanjutnya adalah tari Merak Subal, yang dilanjutkan dengan tari Kelana Sewandana dan ditutup oleh gerak tari rancak dan dinamis melalui tari Ratoh Jaroe.

“Penonton diajak untuk bersama-sama memainkan angklung sekaligus menikmati permainan alat musik tradisional dari bambu tersebut oleh para siswa-siswi Sekolah Indonesia Bangkok. Lagu dari Indonesia Timur berjudul Rasa Sayange, I Have a Dream, serta lagu bergenre pop dari Thailand berjudul Sabai-sabai menarik antusiasme dan decak kagum penonton hingga berdendang bersama,” tulis KBRI.

Malam budaya Indonesia dihadiri oleh lebih dari 120 orang penonton. Para penonton merupakan pecinta dan pemerhati seni budaya di Thailand, dosen, mahasiswa serta jurnalis.

“Suara riuh tepuk tangan kerap terdengar pada setiap pertunjukkan hingga selesai acara dengan total durasi sekitar 90 menit,” tulis KBRI.

Selain promosi seni dan budaya, KBRI Bangkok juga menyisipkan promosi kuliner tradisional Indonesia berupa penyajian kue Pastel dan Bika Ambon serta pemutaran video destinasi pariwisata prioritas Indonesia. Pertunjukan “An Evening of Indonesian Music and Dance” diharapkan menjadi salah satu media promosi yang efektif bagi masyarakat Thailand untuk dapat merasakan dan menikmati keindahan seni dan budaya Indonesia secara lebih dekat, terutama pasca pandemi Covid-19.