06
March

 

VOInews.id- Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alam Syah mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menyusun konsep Papua Masa Depan sebagai Pulau Energi Terbarukan. “Selain dukungan dalam ketahanan pangan, Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat tugas dari Bapak Menteri Pertanian (Andi Amran Sulaiman) untuk menyusun konsep Papua Masa Depan sebagai Pulau Energi Terbarukan,” kata Andi dalam Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat di Jakarta, Selasa.

 

Andi, dalam keterangan resmi di Jakarta, menyoroti potensi pengembangan perkebunan di kawasan timur Indonesia, khususnya Provinsi Papua, sebagai upaya untuk menghadirkan buffer pangan dan sumber energi nabati. Potensi ini terutama terkait dengan penggunaan kelapa sawit dan tebu sebagai bahan baku untuk biodiesel dan biofuel. Menurutnya, pengembangan Papua sebagai pulau energi akan memiliki dampak yang signifikan pada ketahanan pangan dan energi nasional. Selain itu, hal ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja bagi sekitar 60 persen penduduk Papua dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

 

Andi menekankan bahwa pemanfaatan sumber daya alam Papua untuk keperluan perkebunan dan energi nabati menjadi strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan energi Indonesia secara keseluruhan. Dengan mengoptimalkan potensi perkebunan di Papua, diharapkan dapat diciptakan sistem yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi nasional, sambil memberikan dampak positif pada ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat Papua.

 

“Produk hilirisasi yang dihasilkan untuk pemenuhan pangan rakyat Papua (gula dan minyak goreng), substitusi BBM nasional dan ekspor,” ucap Andi. Ia menjelaskan pengembangan Papua sebagai pulau energi menargetkan produksi minyak goreng dan biodiesel (B100), pengembangan 1 juta hektare (Ha) kelapa sawit. “Kemudian investasi 9 pabrik minyak goreng yang akan menghasilkan 1 juta minyak goreng, serta 33 pabrik bidoesel untuk menghasilkan 4,6 juta ton B100,” jelas Andi. Selain itu, Papua juga akan dirancang sebagai penghasil gula dan bioetanol, lewat pengembangan 1 juta Ha tebu, mendorong investasi 42 pabrik gula untuk menghasilkan 10 juta ton gula kristal putih (GKP) atau 6 juta kiloliter bioetanol.

 

 

Antara

05
March

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC) Australia, Selasa (5/3/2024).(Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

 

 

VOInews, Jakarta: Presiden RI Joko Widodo menyambut baik perkembangan kerja sama Indonesia-Australia tentang Kolaborasi Kendaraan Listrik. Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC) Australia, Selasa (5/3/2024).

 

“Saya harap MoU dapat segera diimplementasikan melalui pembentukan joint steering committee dan penyusunan work plan. Khusus terkait nikel saya mendorong kedua negara dapat lebih mengedepankan kolaborasi daripada berkompetisi,” kata Joko Widodo dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

 

Joko Widodo juga menekankan pentingnya kerja sama di sektor jasa keuangan dan mengumumkan rencana pembukaan kantor perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) di Sydney. Ia pun menyambut baik penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan National Capital Authority pada Februari lalu.

 

“Saya juga ingin kembali mengundang sektor swasta Australia untuk turut serta membangun IKN,” imbuhnya.

 

Presiden Joko Widodo juga menyoroti pentingnya perluasan akses pasar untuk menciptakan perdagangan yang lebih berimbang. Ia pun menyambut baik izin impor daging dan ternak sapi dari Australia.

 

“Selain itu kerja sama bidang biosecurity untuk produk-produk Indonesia utamanya buah-buahan dan perikanan perlu terus didorong, utamanya terkait aspek inspeksi dan karantina,” katanya.

 

Dalam hal hubungan antarmasyarakat, Joko Widodo menyatakan rasa bangganya atas popularitas Indonesia sebagai tujuan bagi pelajar Australia dalam skema New Colombo Plan. New Colombo Plan merupakan kemitraan antara pemerintah, universitas, dan sektor swasta untuk memperdalam pengetahuan generasi masa depan Australia mengenai wilayah Indo-Pasifik.

 

Terkait hal itu, Joko Widodo pun merencanakan akan mengundang lebih banyak pemuda Australia untuk berkunjung dan belajar di Indonesia, termasuk budaya dan bahasa Indonesia.

 

Selain itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi atas dukungan Australia selama keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu. Ia berharap kerja sama dan implementasi proyek infrastruktur serta energi akan terus berlanjut, serta menyambut baik peluncuran Strategi Ekonomi Asia Tenggara 2040.(VOI/Ranov/Andy Romdoni)

05
March

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo memastikan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi anak buah kapal (ABK) Kapal Penangkap Ikan Tuna Fukuei-maru nomor 8 selamat. Hal itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

“Seluruh WNI/ABK selamat dan telah dievakuasi menggunakan helikopter JCG (Japan Coast Guard) Shimoda ke RS terdekat di Kozushima, Tokyo. Satu orang luka, namun sudah dalam perawatan,” kata Iqbal.

Kapal Penangkap Ikan Tuna Fukuei-maru Nomor 8 mengalami kecelakaan dan kandas di Kepulauan Izu, Tokyo, Jepang, pada Minggu (3/3/2024). Menurut Iqbal, KBRI Tokyo telah menerima informasi dari Japan Coast Guard (JCG) di Shimoda, Shizuoka, mengenai kecelakaan kapal tersebut.

“Kapal tersebut berlayar dari Pelabuhan Kagoshima di Prefektur Kagoshima dengan jumlah total kru 25 orang yang terdiri atas 1 kapten, 2 orang officer serta 22 ABK. Dari ke-25 orang tersebut, 20 diantaranya WNI,” katanya.

Iqbal menjelaskan KBRI telah berkoordinasi dengan agensi pengirim para ABK serta JCG Shimoda dan akan berkoordinasi untuk langkah-langkah ke depan.

“Sementara ini seluruh WNI akan diantarkan ke KBRI Tokyo pada tanggal 7 Maret untuk disiapkan dokumen perjalanan yang dibutuhkan,” tutupnya.

05
March

Art Museum Kota Vienna, Austria.(Foto: AFP)

 

VOInews, Jakarta: Wakil Kepala Perwakilan RI di Vienna, Akio Alfiano Tamala optimis bahwa hubungan Indonesia-Austria semakin kokoh dilihat sudah tujuh puluh tahun hubungan diplomatik kedua negara.

 

“Mengenai bagaimana kedua negara, terutama dalam konteks 70 tahun ini saya optimis hubungan Indonesia dan Austria ke depan akan semakin dekat, semakin meningkat, dan kedua negara dapat mengambil manfaat tentunya dari hubungan yang baik tersebut," ujar Akio Alfiano kepada Voice of Indonesia, Selasa (5/3) di Jakarta.

 

Akio berpendapat hubungan diplomatic kedua negara semakin kuat dinilai dari berbagai faktor seperti kesamaan prinsip Non Blok yang dianut kedua negara.

 

"Saya menilai ada tiga sebenarnya modal yang bisa kita jadikan peluang untuk menigkatkan hubungan, terutama memang secara politis disampaikan tadi kedua negara memiliki kesamaan, netralitas sehingga sama-sama bisa duduk dengan posisi yang sama, pembicaraan untuk duduk dan berbicara mengenai masalah dunia juga akan lebih enak karena sudah memiliki prinsip yang sama", ungkapnya.

 

Selain itu, Akio menilai minat masyarakat Indonesia-Austria untuk mengenal budaya masing-masing juga menjadi modal hubungan bilateral yang semakin baik.

 

"hubungan people-to-people dan mereka juga intens melakukan promosi music, melalui music klasik tentunya di Indonesia," lanjut Akio.

 

Menurut Akio Alfiano, penjajakan kerjasama logistik di Pelabuhan Koper menjadi modal peningkatan capaian diplomatik lainnya, terutama dalam konteks perdagangan.

 

"Dan kemudian yang terakhir adalah itu pelabuhan Coper tadi kita harapkan dengan adanya pelabuhan itu, secara ekonomi juga hubungan kita akan lebih meningkat hubungan perdagangan kita dengan Austria,” ungkap Akio Alfiano.

 

Akio Alfiano Tamala menguraikan prospek kerjasama Indonesia dan Austria antara lain di bidang teknologi lingkungan hidup, hukum dan pariwisata.

 

“Mereka memiliki gedung pengolahan sampah di tengah kota yang tidak berbau, bersih, bahkan gedungnya unik, dibuat unik sehingga menjadi daya tarik turis untuk berfoto. Ini juga mungkin hal-hal yang bisa kita eksplor untuk pengembangan kerjasama, " ucapnya.

 

Selain itu, kerjasama di bidang hukum menurut Akio Alfiano Tamala dapat dilakukan mengingat Austria merupakan pelopor hukum konstitusi di dunia. Di bidang pariwisata, Indonesia maupun Austria merupakan destinasi wisata tingkat dunia dengan kekhasannya masing-masing. Tercatat, kurang lebih sekitar 40 juta total wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya ke Austria.

 

“Dan saya rasa mungkin Indonesia bisa bertukar pikiran, bisa berdiskusi dengan Austria bagaimana meningkatkan pariwisatanya, managemen pariwisata, industri pariwisata, sehingga termasuk promosinya karena kita ketahui seperti contoh di Austria sini ada apa namanya kota Hallstatt contohnya yang dipromosikan sebagai dulu tempat syuting film Frozen umpamanya,” katanya.(VOI/Daniel)