03
August

 

 

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap agar Forum Walikota dan Gubernur ASEAN dapat mendukung pencapaian visi ASEAN Matters, Epicentrum of Growth yang dicanangkan oleh Indonesia selaku Ketua ASEAN.

"Banyak peran penting yang bisa dilakukan gubernur dan walikota untuk mendukung ASEAN Matters, Epicentrum of Growth," kata Menlu dalam sambutannya pada acara Forum Gubernur dan Walikota ASEAN, di Jakarta, Selasa (1/8).

Sejumlah isu yang mendapat perhatian dalam Forum ini diataranya isu kesehatan, ketahanan pangan dan transisi energi. Menlu Retno mengatakan, pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa penguatan arsitektur kesehatan sangat penting dalam menghadapi pandemi. 

"Hal ini membutuhkan mobilisasi sumber daya yang memadai dan kolaborasi diantara semua pemangku kepentingan," katanya.

Selain itu, Menlu Retno juga mengatakan bahwa perang dan konflik telah menyebabkan kelangkaan pangan dan kenaikan harga bahan pokok. Menurutnya, dengan latar belakang ini, Keketuaan Indonesia di ASEAN juga akan memprakarsai inisiatif yang akan membangun mekanisme regional untuk memperkuat ketahanan pangan, rantai pasok kawasan, serta pertanian berkelanjutan.

"Pemerintah daerah dan pusat harus berperan untuk mendukung hal ini dengan memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan," katanya.

Lebih lanjut Retno Marsudi juga menyebut tentang masa depan kawasan terkait ekonomi hijau. Menurutnya, percepatan transisi energi merupakan kunci untuk mencapainya. 

"Indonesia telah menetapkan target yang ambisius yaitu target bauran energi 23% dari energi terbarukan pada tahun 2025 dan emisi nett-zero pada 2060," katanya.

Sementara itu ASEAN, menurut Retno, juga berkomitmen untuk mencapai pangsa energi terbarukan sebesar 23% dalam pasokan energi pada 2025.

"Tidak saja untuk keberlanjutan transisi ini sangat penting untuk transformasi ekonomi ASEAN. Kunci transformasi ini adalah mengembangkan industri hilir termasuk memproduksi baterai EV," katanya.

03
August

 

VOInews.id- Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto optimistis Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mempunyai kekuatan untuk merawat perdamaian di kawasan. Prabowo menjelaskan keyakinan itu ada karena negara-negara yang tergabung dalam ASEAN-Plus mempunyai kepentingan yang sama untuk menjaga kawasan tetap stabil dan tidak berlarut-larut dalam konflik. "Saya yakin dan optimistis kekuatan ASEAN dapat menciptakan perdamaian.

Kunci dari kemakmuran suatu bangsa adalah kerja sama dan kemampuan dalam memelihara perdamaian," kata Prabowo saat menerima delegasi pejabat senior Kementerian Pertahanan Negara-Negara ASEAN (ADSOM) dan negara-negara mitra (ADSOM-Plus) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Selain pejabat senior pertahanan dari 10 negara ASEAN, dalam pertemuan itu juga ada perwakilan dari delapan negara mitra, yaitu Australia, Amerika Serikat, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Rusia. Kunjungan para delegasi menemui Menhan RI merupakan rangkaian kegiatan para pejabat pertahanan itu selama pertemuan ADSOM dan ADSOM-Plus di Jakarta. Hasil pertemuan para pejabat senior itu yang nantinya dibahas kembali dan disepakati saat pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN, yaitu ADMM Ke-17 dan ADMM-Plus Ke-10 di Jakarta pada November 2023.

"Saya sangat mengapresiasi kehadiran dan dukungan Anda untuk kegiatan ini. ADSOM dan ADSOM-Plus diadakan untuk mempersiapkan ADMM Ke-17 dan ADMM-Plus Ke-10 yang telah dijadwalkan," kata Prabowo kepada para delegasi. Pertemuan tingkat menteri sektor pertahanan ASEAN dan ASEAN-Plus itu bakal dibuka dan dipimpin langsung oleh Menhan RI mengingat Indonesia pada tahun ini memegang keketuaan ASEAN.

Rangkaian pertemuan ADSOM dan ADSOM-Plus berlangsung di Jakarta, Rabu, dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI Marsekal Madya TNI Donny Ermawan Taufanto. "Saya sangat senang dan merasa terhormat untuk memimpin kegiatan ADSOM tahun ini.

Sejalan dengan peran Indonesia sebagai Ketua Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN 2023 dengan tema 'Perdamaian, Kemakmuran dan Keamanan'. Saya ingin menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendorong perdamaian, dan keamanan di kawasan dan sekitarnya. Tema ini juga mencerminkan komitmen bersama kami untuk mendorong stabilitas dan kesejahteraan di seluruh kawasan," kata Donny Dia menjelaskan pertemuan itu menunjukkan ASEAN mendukung kerja sama yang disepakati dalam pertemuan ASEAN Defence Senior Officials’ Meeting Working Group (ADSOM WG).

"Saya optimistis dengan bekerja sama dan menempatkan persatuan ASEAN sebagai prioritas utama, kita dapat mengesampingkan perbedaan dengan tetap menjaga kepentingan nasional masing-masing negara. Dengan demikian, kita akan lebih siap menghadapi tantangan ke depan," katanya.

 

antara

03
August

 

VOinews.id- Pemerintah Indonesia menetapkan ekonomi hijau sebagai salah prioritas dalam kerja sama dengan Korea Selatan di masa depan. “Indonesia mempunyai target untuk mengembangkan ekonomi hijau, sehingga pertumbuhan ekonomi kita bisa tetap memperhatikan kelestarian lingkungan—dan bagaimana Korea bisa berkontribusi dalam proses tersebut,” kata Deputi Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI Vahd Nabyl A Mulachela dalam lokakarya mengenai hubungan Indonesia-Korea di Jakarta,

Dalam diskusi yang diselenggarakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) itu, dia memaparkan tiga tantangan utama yang ingin ditangani melalui kerja sama di bidang ekonomi hijau yaitu soal perubahan iklim, meningkatnya polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Ia mencatat bahwa Indonesia dan Korsel bersama-sama mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terutama yang terkait dengan ekonomi hijau. Kedua negara juga telah berupaya memperluas kerja sama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang investasi hijau yang ditandatangani kementerian/lembaga terkait ketika kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Korsel tahun lalu. “Pada dasarnya kerja sama ini bertujuan untuk menangani masalah lingkungan melalui mitigasi dan adaptasi,” kata Nabyl.

Korsel disebutnya terus gencar menawarkan kerja sama untuk memitigasi emisi karbon, dengan menjalin MoU tentang perdagangan karbon. Namun, ujar dia, saat ini Indonesia perlu merampungkan aturan di dalam negeri mengenai perdagangan karbon sebelum bisa bergabung dalam jaringan perdagangan karbon global. “Perubahan iklim adalah salah satu aspek yang Korsel ingin kerja samakan dengan negara lain, termasuk dengan Indonesia sebagai mitra prioritas,” tutur Nabyl.

Sementara itu, dosen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional dari Korea University Profesor Jae Hyeok Shin menilai pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) menjadi sektor paling menonjol dalam kerja sama Indonesia-Korsel. Dalam hal ini, dia merujuk pada investasi yang ditanamkan oleh perusahaan otomotif Korsel, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution, untuk membangun pabrik produksi baterai EV dengan total investasi 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,7 triliun).

Pembangunan pabrik direncanakan selesai pada 2023, dan pada semester pertama 2024 akan memproduksi baterai untuk mobil listrik Hyundai dan Kia. “Mereka akan membantu Indonesia memproduksi dan menjual mobil listrik di dalam negeri, dalam skala besar,” kata Shin. Pemerintah Korsel juga mendukung upaya Indonesia dalam mengembangkan infrastruktur EV, dengan hibah 15 juta dolar AS (sekitar Rp227,8 miliar) kepada Pemerintah Indonesia untuk pelaksanaan proyek tersebut.

Ketika mengunjungi Indonesia pada Mei lalu, Wakil Menteri Pertama Perdagangan, Industri, dan Energi Korsel Jang Young-jin bahkan mengatakan bahwa kerja sama dalam industri EV adalah “kunci dalam industri masa depan” kedua negara. Ia meyakini Indonesia akan menjadi pusat EV di kawasan Asia dengan investasi yang dilakukan oleh perusahaan otomotif dan baterai yang memimpin pasar Korsel.

 

antara

03
August

 

VOInews.id- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bertemu dengan 33 delegasi EU-ASEAN Business Council (EU-ABC) di Gedung Kemenhub, Jakarta, membahas peluang kerja sama pengembangan transportasi. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Mission Trip to Indonesia 2023 yang diselenggarakan oleh EU-ABC. Delegasi EU-ABC terdiri dari 33 perwakilan beberapa perusahaan Uni Eropa yang dipimpin oleh Executive Director of EU ASEAN Business Council Chris Humphrey. "Kami membahas sejumlah hal di sektor perhubungan mulai dari pengembangan ekosistem kendaraan listrik, pembangunan infrastruktur menggunakan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU), dan isu lainnya di sektor perhubungan," kata Menhub melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta.

Menhub menyampaikan Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi para mitra untuk berinvestasi dalam proyek konstruksi maupun pengoperasian infrastruktur transportasi di bandara, pelabuhan, dan jaringan kereta api melalui skema pembiayaan yang inovatif dan kreatif seperti KPBU.

Adapun, beberapa peluang investasi pada infrastruktur pembangunan dan pengembangan sektor transportasi, di antaranya pengembangan kereta logistik di Sumatera, sinkronisasi akses jalur kereta api menuju pelabuhan di Pulau Jawa (Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pelabuhan Tanjung Priok) serta peluang peningkatan efisiensi infrastruktur transportasi di beberapa pelabuhan dengan perusahaan swasta seperti Maersk.

"Kami juga membuka peluang kerja sama untuk perencanaan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan pengembangan transportasi massal perkotaan di Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Bali," ujar Menhub. EU-ABC merupakan perwakilan utama sektor bisnis Uni Eropa di Kawasan ASEAN yang didirikan untuk membantu mempromosikan perdagangan dan investasi antar Kawasan Eropa dan ASEAN.

Anggota EU-ABC terdiri atas sembilan Kamar Dagang Eropa dan Perusahaan Multinasional Eropa utama (MNC) di seluruh sektor mulai dari keuangan, jasa, kesehatan, logistik, energi, dan lain-lain. EU-ABC bekerja di berbagai sektor dan industri untuk membantu meningkatkan kondisi investasi dan perdagangan bisnis Eropa dan ASEAN melalui kerja sama di seluruh kawasan ASEAN dan Uni Eropa dan berperan sebagai sebuah wadah untuk berbagi informasi dan gagasan.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto, Plt. Dirjen Perhubungan Laut Antoni Arif Priadi, Dirjen Perhubungan Udara Maria Kristi Endah Murni, Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal, dan Direktur Angkutan Jalan Suharto.

 

antara