Pemerintah Indonesia mengajak negara anggota G20 untuk berkontribusi konkret dalam upaya melawan terorisme. Demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima kantor berita Antara di Jakarta, Senin. Hal itu dikatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, pada acara "working dinner" Menlu G20 yang mengawali rangkaian Pertemuan Para Menlu G20 di Buenos Aires, Argentina pada Minggu (20/5) waktu setempat. Pertemuan itu dihadiri oleh 21 menteri luar negeri dari negara anggota G20 dan negara-negara lain yang diundang untuk hadir. Dalam pertemuan itu, Menlu Retno menegaskan, ancaman terorisme masih tinggi dan sangat nyata. Hal itu dapat dilihat dari beberapa kejadian di Indonesia pekan lalu. Dia menjelaskan, polisi dan otoritas keamanan Indonesia bergerak cepat mengidentifikasi dan menangkap jaringan pelaku teror. Menlu RI juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dan solidaritas negara-negara G20 dalam menanggapi aksi terorisme di Indonesia. Dia menyampaikan, peristiwa serangan bom bunuh diri di Surabaya memprihatinkan karena melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak dalam aksi terorisme. Terkait hal itu, Menlu Retno mengajak anggota G20 untuk memperkuat kerja sama global dalam melawan terorisme. Untuk itu, Menlu RI mengusulkan agar isu kontra-terorisme menjadi bagian integral dalam pembahasan di G20. Antara
Tokoh perempuan dari 100 negara akan berkumpul di Yogyakarta untuk menghadiri pertemuan Majelis Umum Dewan Perempuan Internasional (General Assembly International Council of Women/GA ICW) ke-35 pada 12 hingga 19 September 2018. Ketua Umum Kowani (Kongres Wanita Indonesia) Giwo Rubianto Wiyogo di Jakarta, Senin, mengatakan, pertemuan internasional GA ICW ke-35 akan dihadiri sejumlah tokoh wanita dunia antara lain, Wakil Presiden Filipina Leni Robredo dan Wakil Presiden Bidang Perempuan dan Keluarga Republik Islam Iran Masoumeh Ebtekar. Giwo mengatakan, delegasi GA ICW ke-35 akan mengunjungi antara lain, Balai Ekonomi Desa yang ada di sekitar Borobudur Magelang, Jawa Tengah. Mereka akan melihat langsung keberhasilan pemerintah bersama masyarakat setempat dalam memberdayakan peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Antara
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendorong seluruh petani Indonesia untuk menggunakan Pupuk Organik Hayati (POH) dalam mengembangkan pertanian. Tanaman yang menggunakan POH akan lebih tahan hama penyakit dan meningkatkan kualitas biokimia tanah pertanian. Teknologi Pupuk Organik Hayati (POH) LIPI telah digunakan lebih dari 6000 petani di 70 pemerintah Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia. Bahkan POH dapat meningkatkan produksi pertanian secara berarti. Demikian diungkapkan Peneliti Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sarjiya Antonius usai acara Media Briefing tentang Pupuk Organik Hayati (POH) LIPI Untuk Penyediaan Bahan Pangan Bergizi dan Berkelanjutan di Media Center LIPI Jakarta Senin (21/05).
‘’Saya ingin pola pikir petani itu berubah. Jadi jangan tergantung pada pupuk kimia tanpa ingat untuk menjaga kesehatan tanah. Itu jadi setiap saya desiminasi, setiap saya presentasi saya selalu bilang, satu, kurangi penggunaan pupuk kimia. Kedua, jaga pupuk organik di tanah. Ketiga, kalau menggunakan pupuk kimia kita harus mengikuti SOP (Standar Operating Procedure-red) karena itu sangat beracun. Jadi yang namanya herbisida itu efeknya ke saraf. Pestisida itu juga efeknya ke saraf. Kita ngga sadar sekarang. Mungkin beberapa tahun berikutnya kita menjadi pikun. Itu saya takutnya disitu.
Sarjiya Antonius juga mengatakan teknologi produksi dan aplikasi Pupuk Organik Hayati POH telah diproduksi secara rutin dan mandiri di berbagai kelompok tani dan praktisi di berbagai wilayah di Indonesia. Antonius menjelaskan bahwa POH memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi masyarakat karena penggunaan POH dapat menekan biaya produksi dan membuat pangan lebih bergizi serta tidak mencemari lingkungan. (voi/faisal)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno menyatakan, perusahaan milik negara di Indonesia siap bersinergi untuk membangun kemandirian pondok pesantren sebagai upaya membantu masyarakat agar lebih sejahtera. Hal itu dikatakan Rini M Soemarno saat berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Arqom di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin. Ia menuturkan, kunjungannya bertujuan untuk bertemu langsung dengan pengurus pondok pesantren sebagai bagian dari elemen masyarakat. Rini M Soemarno menyampaikan, kemandirian pondok pesantren perlu didukung. Kedatangannya itu bertujuan untuk berkoordinasi dengan pengurus pesantren untuk membahas program yang dapat dikerjasamakan dengan BUMN. Ia menyampaikan, Darul Arqom yang kuat dengan pola pendidikannya dapat terus dikembangkan pendidikannya ke arah pelatihan usaha agar para santri bisa mandiri. Salah satu programnya adalah kerjasama dengan Pertamina untuk membuat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum -SPBU mini di Pesantren Darul Arqom. Wakil Pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqom Agus Yusuf mendukung adanya program bantuan dari Kementerian BUMN untuk pesantren. Antara