Rektor Institut Pertanian Bogor -IPB, Arif Satria, dan Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama, Anas Miftah Fauzi, melakukan kunjungan kerja ke Inggris. Rektor IPB itu menyebutkan salah satu tujuan kunjungan ke Inggris kali ini, untuk mengokohkan kerja sama akademik antara IPB dengan beberapa universitas di Inggris yang telah terjalin selama ini. Seperti keterangan pers Kedutaan Besar RI London yang diterima Antara, Minggu (11/2), dalam kunjungan ke Inggris pada tanggal 4 sampai 9 Februari, Rektor IPB menandatangani dua nota kesepahaman masing-masing dengan University of Leeds dan University of Leicester. Nota kesepahaman itu antara lain berisi kesepakatan di bidang kolaborasi riset, pengembangan program pengajaran, serta pertukaran mahasiswa dan dosen. Delegasi Rektor IPB juga melakukan pertemuan dengan wakil University of Oxford untuk menjajaki kerja sama di bidang unggulan, seperti food science dan sustainability science program. Inggris merupakan salah satu destinasi utama mahasiswa Indonesia yang jumlahnya mencapai 3.259 orang pada tahun 2017. Antara
Badan Amil Zakat Nasional -Baznas diundang Wakil Perdana Menteri Malaysia untuk membahas kerja sama badan zakat antar kedua negara. Melalui siaran pers Baznas yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (10/2), Ketua Baznas, Bambang Sudibyo, dan Wakil Ketua Baznas, Zainulbahar Noor, memenuhi undangan kenegaraan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi dan Menteri Agama Malaysia Jamil Khir bin Baharom. Zainulbahar Noor mengatakan, Malaysia sangat mendukung gerakan zakat yang digelorakan Baznas di Indonesia. Bukan hanya pengurus Pusat Pungutan Zakat Malaysia, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Agama Malaysia juga sangat antusias untuk membantu Baznas dalam mewujudkan program-program penghimpunan, penyaluran, dan pertanggungjawaban pengelolaan zakat. Menurutnya, hubungan Indonesia dan Malaysia dalam bidang perzakatan sangat erat dan saling mendukung. Apalagi, Ketua Baznas, Bambang Sudibyo, merupakan Sekretaris jenderal World Zakat Forum. Antara
Wonderful Indonesia tampil all out di Thai International Travel Fair (TITF) 2018. Penjualan menjadi fokus utamanya. Sebanyak 10 industri pariwisata serta 1 Dinas Pariwisata diboyong ke Bangkok, Thailand. TA/TO dan hotelier dari Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTT, Yogyakarta serta Sumatera Utara menjadi senjata pamungkasnya.
Promosi yang selama ini bertitik berat di branding dan periklanan mulai bergeser ke penjualan. Misi utamanya, menjaring wisman di jantung pasar pariwisata Thailand.
Salah satu jurusnya yaitu penampilan Sasando dan tarian khas Indonesia dalam Thai International Travel Fair (TITF) 2018 yang betul-betul memukau. Ribuan pengunjung yang terdiri dari kalangan bisnis dan pelancong berbagai penjuru dunia dibuat terpesona. Semua langsung senyap. Semua dibuat terpukau di tengah panggung utama yang ada di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand, Sabtu (10/2).
Pameran pariwisata terbesar di Thailand itu memang terasa beda ketika tim kesenian Wonderful Indonesia tampil di panggung utama. Penonton terlihat serius menyimak setiap sajian budaya yang memesona. Nyaris tak ada yang pindah dari depan panggung. Semuanya terlihat menikmati atraksi tim Wonderful Indonesia.
“Ini sangat keren. Musik dan tariannya spektakuler,” tutur President of Thai Travel Agents Association (TTAA) Suparerk Soorangura.
Soorangura juga memuji musik sasando dan tarian yang ditampilkan
“Tariannya bagus-bagus. Sasando Indonesia juga luar biasa. Ternyata lagu hits ‘Tak Tun Tuang’ juga bisa dibawakan Sasando dengan sangat baik,” tambahnya.
Lagu yang sedang viral di media social ‘Tak Tun Tuang’ yang dialunkan Djitron Pah mendapatkan banjir pujian.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun ikut sumringah. Dia mengaku senang karena lantaran jurus yang dikeluarkan langsung mengena di ‘jantung’ traveller Asia Tenggara dan Asia Pasifik.
“Ini sekaligus mengenali ‘musuhmu’, Ingat kata-kata Sun Tzu, Kenali dirimu, kenali musuhmu, maka engkau akan memenangkan persaingan! Atau dalam bahasa marketing, kenali customers mu, kenali rivalmu, maka kamu akan tampil menjadi pemenang!” ungkap Arief Yahya .
Menpar Arief Yahya menambahkan musik itu universal. Musik yang hebat di ujung dunia, bisa dengan cepat dan mudah dinikmati oleh orang dari belahan lain. Teknologi membuat selera bermusik semakin mudah diakses dari mana saja, kapan saja, dengan berbagai devices.
"Kebetulan pemusik Indonesia memiliki selera yang jauh lebih maju. Kalau di Indonesia sukses, maka jika dipromosikan di level ASEAN dan Asia Pasifik, sangat mungkin juga bisa sukses," kata Arief Yahya.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, ikut mengamini. Dia mengaku makin yakin bisa mendulang banyak wisman Thailand usai TITF 2018. “Jadi, misi utamanya adalah menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia. Lewat musik yang disuka pasar traveller mancanegara, saya yakin peluang mendulang wisman akan jauh lebih besar,” terang Pitana saat didampingi Kepala Bidang Pemasaran Wilayah Singapura dan Thailand Afrida Pelitasari.(sumber : kemenpar.go.id/nouva)
Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya atas komitmen kuat para pemuka agama di seluruh Tanah Air dalam membantu pemerintah menjaga serta memperkokoh kerukunan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apresiasi tersebut disampaikan Kepala Negara saat bersilaturahmi dengan para peserta Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa, pada Sabtu, 10 Februari 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
"Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Din Syamsuddin, kepada seluruh pemuka agama, peserta musyawarah atas komitmennya untuk memperkuat kerukunan bangsa, serta atas komitmennya memperkokoh NKRI, memperkokoh Pancasila, serta memperkokoh Bhinneka Tunggal Ika," ujar Presiden.
Berkat komitmen kuat dan peran penting para pemuka agama tersebut, Indonesia telah dikenal oleh dunia internasional sebagai negara yang penuh keberagaman namun masyarakatnya tetap menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebersamaan.
"Indonesia contoh masyarakat muslim yang mengedepankan Islam moderat, contoh keberhasilan menjaga Bhinneka Tunggal Ika," ungkapnya.
Oleh karena itu, Presiden mengajak para pemuka agama untuk bersama-sama dengan pemerintah membangun sinergi yang kuat guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang kokoh, toleran, dan saling pengertian.
"Tetapi juga saling kerja sama, saling bersinergi menjaga pendidikan, menjaga sikap umat masing- masing. Bekerja sama mengembangkan pendidikan yang terbuka, meningkatkan pengertian antar agama, antar etnis, dan antar status sosial," kata Presiden.
Tak hanya sampai disitu, peran dan kontribusi Indonesia juga dinantikan oleh negara-negara lain dalam rangka menyelesaikan konflik kemanusiaan serta mewujudkan perdamaian dunia.
"Para pemuka agama, visi kita memperkokoh Pancasila dan NKRI tapi kita juga ikut menjaga ketertiban dunia, berkontribusi pada perdamaian saudara kita baik di Afghanistan, Rakhine State, dan belahan dunia lain," ucap Presiden.
Hal tersebut penting dilakukan mengingat perdamaian merupakan fondasi berharga dalam kehidupan bernegara dan memenangkan persaingan dengan negara lain. Sehingga masyarakat harus terus dibimbing dan diingatkan tentang nikmatnya perdamaian, kerukunan, dan persatuan.
"Ini yang harus terus kita syukuri jangan sampai lupa tentang anugerah dari Tuhan mengenai ini. Jangan sampai kita lupa nikmatnya kerukunan, karena kita selama ini selalu rukun," ujar Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki. (Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden)