Tahun ini menandai lima tahun Kemitraan Strategis Indonesia - Tiongkok. Dalam pertemuan ke-3 Indonesia - China Joint Commission for Bilateral Cooperation yang diadakan di Beijing, tanggal 9 Februari 2018, Menlu RI mendorong implementasi konkret Kemitraan Strategis Komprehensif di berbagai bidang khususnya kerja sama ekonomi, investasi dan perdagangan, serta infrastruktur, termasuk program pembangunan empat kawasan terpadu.
Pada bagian lain, Menlu RI juga menambahkan bahwa pertemuan ini penting sebagai upaya untuk mengevaluasi berbagai kemajuan dan hambatan dalam kerja sama kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, Menlu RI mendorong agar Indonesia dan RRT terus meningkatkan upaya bersama untuk memastikan implementasi Plan of Action 2017 - 2021 Kemitraan Strategis Komprehensif RI - RRT.
Salah satu isu penting yang diangkat oleh Menlu RI dalam pertemuan ini adalah perlunya upaya bersama untuk memperbaiki neraca perdagangan kedua negara. Menlu RI mendorong agar kedua negara terus memperkuat upaya perdagangan dua arah, termasuk peningkatan ekspor minyak sawit, biodiesel, cokelat, dan kopi ke RRT, serta untuk dibentuknya kembali sebuah Kelompok Kerja Bersama RI-RRT di bidang minyak sawit. Selanjutnya menindaklanuti visi Indonesia untuk menjadi e-commerce hub di Asia Tenggara, Menlu RI juga mendorong peningkatan kerja sama di bidang digital economy.
Bagi Indonesia, RRT adalah mitra dagang terbesar dengan nilai perdagangan mencapai lebih dari USD 52,7 miliar (Januari-November 2017). Sementara di bidang investasi, RRT adalah investor asing terbesar ke-3, dengan nilai investasi total USD 3,4 miliar. Tahun lalu, wisatawan asal RRT juga mencapai hampir 2 juta orang, menempati peringkat pertama jumlah wisatawan asing ke Indonesia.
Selain membahas kerja sama ekonomi, kedua Menlu juga membahas berbagai isu regional dan global. Menlu RI menyampaikan bahwa Indonesia dan RRT merupakan dua negara besar di kawasan, baik dari sisi wilayah, penduduk maupun ekonomi. Hubungan RI dan RRT sangatlah penting, bukan saja secara bilateral, namun juga bagi kawasan dan dunia. Karena itu, kedua Menlu sepakat untuk terus mengembangkan berbagai peluang kerja sama yang baru, terlebih mengingat masih adanya isu-isu keamanan yang berpotensi untuk mengganggu stabilitas kawasan dan dunia.
Terkait hal ini, Menlu RI kembali menyampaikan pemikiran mengenai konsep Indo-Pasifik yang bersifat inklusif, terbuka dan transparan sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan keamanan dan kesejahteraan di lingkar Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. (Kemlu)
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerja sama dengan Komite Penyelenggara Asian Games 2018 Indonesia atau INASGOC menggelar Asian Games Diplomatic Walk di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Minggu pagi, 11 Februari. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di sela – sela acara Asian Games Diplomatic Walk mengatakan, kegiatan tersebut melibatkan seluruh duta besar Indonesia yang ditempatkan di seluruh dunia beserta pejabat dan staf Kementerian Luar Negeri RI. Selain itu, turut hadir seluruh duta besar dan perwakilan asing dari berbagai negara yang berada di Indonesia. Menteri Retno Marsudi menyebutkan, tujuan dari digelarnya kegiatan ini adalah untuk menunjukkan seberapa besar kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
"Jadi pada hari ini kita melakukan Asian Games Diplomatic Walk, artinya apa bahwa duta besar dan perwakilan asing yang ada di Jakarta bertemu dengan para duta besar kita di seluruh dunia. Karena mulai besok kita akan melakukan rapat kerja bagi semua kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Kita berkumpul di sini untuk melakukan jalan pagi bersama sambil menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang akan dimulai pada bulan Agustus nanti," kata Retno Marsudi.
Menteri Retno Marsudi berharap, Asian Games 2018 sebagai pesta olahraga terbesar di Asia tidak hanya menjadi sebuah platform kompetisi olahraga. Tetapi, Asian Games 2018 juga dapat menjadi sebuah wadah bagi negara- negara Asia menjalin persahabatan di tengah dinamika dunia yang berubah cepat dan penuh ketidakpastian. Hal tersebut yang menjadikan Indonesia perlu menggunakan segala gelaran acara dan kesempatan untuk menjalin persahabatan. Indonesia sendiri terpilih menjadi tuan rumah Asian Games 2018 pada 19 September 2014 menggantikan Vietnam yang sebelumnya telah terpilih sebagai tuan rumah namun mengundurkan diri. Asian Games 2018 di Indonesia akan digelar di dua kota yakni Jakarta dan Palembang, Sumatra Selatan, pada 18 Agustus sampai 2 September mendatang. (VOI-Rezha)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengharapkan, Asian Games ke-18 yang akan digelar pada 18 Agustus sampai 2 September mendatang di Jakarta dan Palembang, Sumatra Selatan dapat dijadikan ajang bagi Indonesia untuk menjalin persahabatan dengan berbagai negara yang terlibat di dalamnya. Selain itu, Menteri juga berharap, di gelaran acara lainnya juga dapat digunakan sebagai ajang untuk menjalin persahabatan.
"Asian Games juga dapat digunakan sebagai ajang untuk menjalin persahabatan, dan persahabatan ini di dalam konteks dunia menjadi semakin penting artinya apalagi di tengah dunia yang sangat berubah dengan cepat, banyak ketidakpastian, kita berusaha untuk menggunakan segala event segala kesempatan untuk menjalin persahabatan," kata Menteri Retno Marsudi.
Dalam gelaran acara Asian Diplomatic Walk yang dihadiri oleh puluhan duta besar dan perwakilan diplomatik berbagai negara di Indonesia, Menteri Retno Marsudi meminta dukungan ke berbagai Negara, agar Asian Games 2018 di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan sukses. Selain itu, ia juga menyatakan, Indonesia siap menjadi tuan rumah dan memberikan pelayanan penuh di Asian Games 2018. Menteri mengajak masyarakat untuk bersinergi di Asian Games 2018 dengan slogannya Energy of Asia. (VOI/Rezha)
Kepala Riset Centre for Indonesian Policy Studies, Hizkia Respatiadi, menyampaikan, pentingnya kerja sama internasional untuk mewujudkan harga pangan yang murah. Hizkia Respatiadi dalam acara Asia Liberty Forum 2018 di Jakarta Pusat, Sabtu (10/2) menyebutkan, kerja sama itu dimulai dengan kerja sama antar negara-negara tetangga, misalnya Indonesia dengan negara-negara di ASEAN.
"Di mana di dalamnya kami mengingatkan betapa pentingnya kerja sama internasional dengan negara-negara sahabat, antara Indonesia dengan negara ASEAN misalnya, di mana di situ kami memandang bahwa kerja sama internasional membuka peluang untuk bisa mewujudkan harga pangan yang lebih murah. Seperti misal tadi saya memberikan contoh untuk beras, kita memiliki tetangga, yaitu Thailand dan Vietnam, yang merupakan produsen beras utama di dunia yang bahkan menjadi patokan bagi dunia, yang mana seharusnya kita melalui mekanisme masyarakat ekonomi ASEAN bisa memperoleh beras yang berkualitas dengan harga yang lebih murah, ketimbang kita memaksakan untuk swasembada dari produksi beras sendiri" kata Hizkia.
Hizkia Respatiadi menambahkan, Asia Liberty Forum ini bertujuan sebagai forum diskusi, forum berbagi informasi dan pengalaman, serta sarana untuk jaringan, untuk para lembaga kajian di berbagai negara di benua Asia. (VOI/Egi)