Kementerian Pertanian bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) siap mengembangkan konsep pertanian konservasi di Sulawesi Tengah guna mendukung Upaya Khusus jagung di lahan kering. Hal tersebut terungkap dalam acara "Sosialisasi Pertanian Konservasi di Sulteng", di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Sulawesi Tengah Palu, Senin.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriany Lamakampali, menjelaskan, lahan kering di Sulawesi Tengah berjumlah sekitar 5 juta ha. 600-700 ribu ha diantaranya dapat digunakan untuk pengembangan lahan pangan termasuk jagung. Pertanian konservasi diharapkan dapat menghidupkan lahan tersebut, sehingga mampu mendukung pencapaian target luas tambah tanam dan produktivitas dalam kegiatan upata khusus, terutama jagung. (antara)
Pemerintah Kanada mendorong institusi pendidikan yang ada di negaranya untuk lebih banyak melakukan kolaborasi atau kerjasama dengan berbagai institusi pendidikan yang ada di Indonesia khususnya institusi pendidikan kejuruan atau pelatihan teknis. Hal tersebut disampaikan Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Peter McArthur dalam sambutannya di acara Pameran Pendidikan Kanada atau EduCanada pada Minggu, 11 Februari 2018.
“ Jadi, kami mendorong, institusi Kanada untuk mempromosikan program pelatihan kejuruan teknis untuk mengejar lebih banyak kolaborasi penelitian dengan institusi Indonesia, sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia dalam mengembangkan lebih banyak sekolah kejuruan “.
Selain itu duta besar Peter McArtur mengatakan, pihaknya juga mendorong pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studinya di Kanada. Terlebih Kanada dan Indonesia berada dalam satu wadah kerjasama pendidikan Asean yang bernama Canada-ASEAN Scholarships and Educational Exchanges for Development (SEED). Program ini merupakan program pertukaran pelajar yang secara khusus memberikan peluang bagi pelajar atau mahasiswa dari negara anggota ASEAN untuk melanjutkan studi atau penelitian di institusi pasca sekolah menengah Kanada di tingkat perguruan tinggi, sarjana, dan pascasarjana. (Rezha)
Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri (Raker Keppri), di Jakarta,kemarin (12/5). Tema yang diambil dalam Raker Keppri tahun ini adalah “Diplomasi Zaman Now”. Menurut Presiden Jokowi, diplomasi perdamaian yang dilakukan Indonesia mendapatkan apresiasi dari para pemimpin dunia, antara lain dari Presiden Palestina, Presiden Iran, dan Presiden Afghanistan. Indonesia juga terus membantu upaya perdamaian dan pembangunan bagi negara-negara yang membutuhkan bantuan seperti Palestina, Afghanistan, Myanmar, dan Bangladesh, demi menunaikan amanah konstitusi yang diemban.
“Saya minta Menlu dan seluruh kepala perwakilan melanjutkan kontribusi Indonesia untuk perdamaian dan kemanusiaan,” kata Presiden Jokowi. Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar yang moderat dan majemuk, sekaligus negara terbesar ketiga di dunia, Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan global. Di hadapan para kepala perwakilan RI, Presiden Jokowi memberikan arahan mengenai pentingnya para diplomat menghadapi tantangan-tantangan diplomasi masa kini.
Tantangan-tantangan tersebut meliputi konflik dan perang, krisis kemanusiaan, terorisme, kejahatan lintas batas termasuk perdagangan orang, dan narkoba. Tantangan ini bukan hanya dihadapi oleh Indonesia, namun juga seluruh dunia. Selain itu, Presiden juga menggarisbawahi mengenai persaingan ekonomi yang semakin tajam. Hal ini menyebabkan semua negara ingin menjadi pemenang.
“Masyarakat Indonesia mengharapkan para diplomatnya dapat menjadi diplomat yang mampu memperjuangkan kepentingan Indonesia, oleh karena itu pendekatan baru diplomasi kita harus terus disesuaikan sesuai tantangan zaman yang ada. Diplomasi yang cepat, responsif, dan tanggap,” ujar Presiden Jokowi. Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia sebagai anggota G20 sudah saatnya tidak lagi menerima bantuan, namun memberikan bantuan kepada negara-negara yang membutuhkan bantuan Indonesia, seperti negara-negara di Pasifik. Selain diplomasi perdamaian, diplomasi ekonomi juga menjadi sorotan bagi Presiden Jokowi. Kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah peningkatan investasi dan peningkatan ekspor. Terkait hal tersebut, Presiden mengungkapkan bahwa Indonesia harus lebih serius menggarap pasar-pasar non-tradisional seperti negara-negara Asia Selatan dan Afrika. “Pakistan misalnya, jumlah penduduknya banyak, potensinya besar sekali, jangan dipandang sebelah mata potensi ini.
Hal terakhir yang disoroti oleh Presiden Jokowi adalah pelindungan WNI di luar negeri. Presiden meminta perwakilan RI mempersingkat birokrasi terkait untuk memberikan pelayanan kepada WNI yang berada di luar negeri. “Saya mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan dalam menciptakan standardisasi dalam sistem pelindungan WNI kita di luar negeri, seperti penguatan instrumen hukum, kapasitas SDM, penyadaran publik, dan aplikasi sistem,” ujar Presiden Jokowi. Setelah memberikan arahan kepada para kepala perwakilan RI, Presiden Jokowi meninjau Ruang Pelayanan Terpadu Kementerian Luar Negeri. Ruangan ini menyediakan pelayanan kekonsuleran, fasilitas diplomatik, serta informasi. Presiden juga mendapatkan presentasi singkat tentang aplikasi SafeTravel, yang rencananya akan diluncurkan akhir bulan ini.
Sebelum mengakhiri kunjungannya di Kemlu, Presiden menyempatkan diri untuk beraudiensi singkat dengan para diplomat muda di Kantin Diplomasi.
Raker Keppri dihadiri oleh 134 kepala perwakilan RI yang terdiri dari duta besar, konsul jenderal, dan konsul. Selama raker yang akan berlangsung hingga Kamis (15/2), para kepala perwakilan akan membahas berbagai hal prioritas yang meliputi diplomasi ekonomi, pelindungan WNI, isu perbatasan, diplomasi kelapa sawit, dan pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. (Kemlu)
Senior Advisor World Health Organization -WHO, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, angka penderita influenza semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada seminar medis influenza dan pneumonia yang diselenggarakan di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Senin, 12 Februari, Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, pandemi atau kejadian luar biasa influenza bisa saja terjadi ke depannya. Menurutnya, virus influenza tidak dapat dianggap sepele karena dapat berdampak berat. Untuk itu, WHO menyarankan masyarakat kelompok rentan untuk mendapatkan vaksinasi.
"Kelompok resiko tinggi itu siapa, nomor satu tentu mereka yang punya penyakit kronik paru, jantung, daya tahan tubuh menurun, yang ke dua adalah wanita hamil, yang ke tiga adalah anak-anak umur 6 bulan sampai 5 tahun, yang ke empat lebih dari 65 tahun. Ini yang dianjurkan untuk diberikan vaksinasi" jelasnya.
Tjandra Yoga lebih lanjut menjelaskan, virus influenza yang menyerang binatang seperti H7N9 atau Avian flu dan flu babi atau H5N1 dapat juga menyebar ke manusia yang berkontak langsung dengan binatang.Menurutnya, penanggulangan flu harus dilakukan terhadap manusia, binatang, dan lingkungan. Ketua ruang isolasi kasus pneumoni Rumah Sakit Persahabatan, dr Prasenohadi, mengatakan, pihaknya sudah menangani lebih dari 200 orang yang disebabkan oleh virus H5N1. Untuk itu, Rumah Sakit Persahabatan sebagai Rumah Sakit Pusat respirasi nasional menyelenggarakan seminar mengenai influenza untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi, RS Persahabatan, dr Cahyarini, menambahkan, Rumah Sakit Persahabatan sudah bisa melakukan screening terhadap virus influenza. Kewaspadaan transmisi dan isolasi harus siap. Kewaspadaan transmisi adalah perilaku untuk mencegah infeksi melalui batuk dan penggunaan masker/Sekar