Akbar

Akbar

31
August

 

(voinews.id)Pesta kembang api berlangsung di Kabul pada Selasa (30/8) malam untuk menandai tahun pertama penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan, yang disebut Taliban sebagai 'Hari Kebebasan'.

"Kembang api dengan berbagai warna indah akan ditampilkan untuk menandai Hari Kemenangan," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid sebelumnya pada Selasa.

Pesta kembang api itu diiringi dengan perayaan dengan tembakan ke udara dari banyak kawasan di Kabul, ibu kota Afghanistan. Taliban, yang merupakan pemerintah de facto Afghanistan, juga menyatakan Rabu sebagai hari libur nasional dalam rangka hari peringatan tersebut, kata kementerian ketenagakerjaan.

Penarikan tentara AS pada 2021 diselesaikan satu menit menjelang tengah malam waktu setempat pada 30 Agustus --ketika kendali Afghanistan direbut oleh Taliban. Sebelum itu, Taliban melancarkan gerilya selama 20 tahun terhadap pasukan internasional pimpinan AS, yang melakukan invasi ke Afghanistan pada 1 Oktober 2001 setelah serangan 11 September di New York.

Kepala Komando Pusat AS tahun lalu mengatakan "banyak kesedihan" terkait penarikan tersebut. Setelah gagal mengantisipasi bahwa Taliban akan merebut kemenangan begitu cepat, AS beserta negara-negara sekutunya sesama anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) menarik pasukan mereka dengan tergesa-gesa.

AS menyelesaikan penarikan dari Afghanistan dengan menerbangkan para personel secara besar-besaran.

Penerbangan itu, yang berlangsung kacau, menewaskan 13 personel AS. Kekacauan itu juga membuat ribuan warga Afghanistan serta ratusan warga Amerika, yang berebut pergi untuk menyelamatkan diri dari kekuasaan Taliban, tertinggal. Beberapa dari mereka kemudian bisa berangkat, namun banyak lainnya masih berada di Afghanistan.

Taliban sedang berusaha membangun pemerintahan yang berfungsi penuh serta diakui oleh masyarakat internasional. Kelompok tersebut saat ini juga harus menghadapi perlawanan dari dalam, yang dipimpin oleh kelompok Afghanistan jaringan ISIS.

 

Sumber: Reuters

31
August

 

(voinews.id)Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev, demikian dilaporkan Kantor Berita Rusia RIA Novosti, Rabu.

"Presiden Putin menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Mikhail Gorbachev," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. Putin dijadwalkan akan mengirimkan telegram ungkapan duka cita kepada keluarga Gorbachev.

"Pada pagi hari nanti (Rabu), Putin akan mengirim sebuah telegram berisi ucapan belasungkawa kepada keluarga dan sahabat Gorbachev," tambah Peskov. Gorbachev tutup usia di usia 91 tahun pada Selasa malam (30/8) waktu setempat.

Menurut Rumah Sakit Klinis Pusat, Gorbachev meninggal setelah menderita penyakit yang serius dan berkepanjangan.

 

antara

31
August

 

(voinews.id)PT PLN (Persero) menyatakan komposisi bauran energi baru terbarukan dalam pembangkit listrik yang dikelola oleh perusahaan telah mencapai 12,6 persen sampai paruh pertama 2022. "Hingga Juli 2022, bauran energi adalah sebesar 12,6 persen.

Kami harus mencapai target tahun ini sebesar 12,7 persen dan kami masih memiliki gap untuk mencapai angka bauran energi 23 persen pada tahun 2025," kata Executive Vice President Perencanaan dan Enjiniring Energi Baru Terbarukan PLN Cita Dewi dalam agenda paralel G20 bertajuk Energy Transition Project Facilitation Day yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Cita mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sangat mendukung akselerasi bauran energi di dalam negeri yang sejalan degan Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Sebagai perusahaan milik negara, lanjut dia, PLN memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan bauran energi dan mempersiapkan peta jalan transisi energi untuk mendukung Indonesia dalam mewujudkan target karbon netral pada tahun 2060.

PLN telah menyiapkan strategi tidak hanya dari sisi penawaran atau supply, tetapi juga dari sisi permintaan atau demand untuk mengimplementasikan peta jalan transisi energi tersebut. Dari sisi permintaan, perseroan telah menyiapkan langkah jangka pendek hingga tahun 2030 dan jangka panjang sampai tahun 2060.

"Untuk tahun 2030 kami sudah memiliki beberapa program yang sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang sudah dikeluarkan pemerintah pada akhir tahun lalu," kata Cita.

Berdasarkan RUPTL tersebut, PLN menargetkan pembangunan pembangkit energi baru terbarukan mencapai 51,6 persen atau sebesar 20,93 gigawatt dengan rincian hidro 10,4 gigawatt, pembangkit panas bumi 3,4 gigawatt, pembangkit solar fotovoltaik 4,7 gigawatt, dan energi terbarukan lainnya sebesar 2,5 gigawatt sampai tahun 2030 mendatang.

Perseroan juga menjalankan program konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke energi baru terbarukan dengan total 499 megawatt yang akan menurunkan pemakaian BBM sebanyak 67 ribu kiloliter, menurunkan emisi karbon dioksida sebesar 0,3 ton, serta meningkatkan bauran energi sebesar 0,15 persen.

Saat ini, PLN memiliki 5.200 unit pembangkit listrik diesel yang tersebar di 2.130 lokasi di Indonesia dengan total konversi mencapai 1.873 megawatt.

Selain itu, perseroan juga mengembangkan biomassa untuk co-firing PLTU batu bara agar dapat mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik.

"Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya energi, salah satunya biomassa (co-firing) itu akan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan energi baru terbarukan pada tahun 2025 dengan kontribusi yang kami harapkan sebesar 3 persen," kata Cita.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa PLN tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan program transisi energi dan mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060 mendatang. Oleh karena itu, PLN membutuhkan dukungan baik dari pemerintah, pemangku kepentingan, maupun pembeli.

Dari sisi permintaan, PLN telah menerbitkan sertifikat energi terbarukan atau REC yang menjadi bukti kepemilikan sertifikat berstandar internasional untuk produksi tenaga listrik dari pembangkit energi terbarukan. Terdapat pula program lain dari sisi permintaan untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik melalui penyiapan infrastruktur pengisian baterai kendaraan yang memadai di banyak daerah di Indonesia.

 

31
August

 

(voinews.id)Penasehat Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial mengatakan keuangan menjadi faktor penting untuk mempercepat transisi energi yang sekarang sedang menjadi topik pembahasan dalam forum Kelompok Kerja Transisi Energi (ETWG) pada Presidensi G20 Indonesia.

"Peningkatan keuangan harus dimobilisasi untuk mendorong mitigasi dan adaptasi iklim di semua sektor, termasuk energi yang menyumbang sekitar tiga perempat dari emisi gas rumah kaca global," ujarnya dalam agenda paralel G20 bertajuk Energy Transition Project Facilitation Day yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan bahwa investasi energi bersih di negara-negara berkembang perlu tumbuh dari 150 miliar dolar AS pada tahun 2020 menjadi lebih dari 1 triliun dolar AS per tahun pada akhir dekade untuk menjaga batas kenaikan temperatur bumi tetap pada jalurnya 1,5 derajat Celsius.

Ego menegaskan negara-negara ekonomi maju harus berkontribusi untuk memobilisasi keuangan publik dan swasta untuk negara-negara berkembang agar dapat mempercepat transisi energi. Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) memperkirakan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050 secara global, investasi tahunan perlu dilipatgandakan menjadi 4,4 triliun dolar AS untuk menyebarkan energi bersih.

"Kita juga perlu memperkokoh komitmen negara-negara maju untuk menyediakan dana 100 miliar dolar AS per tahun untuk menangani perubahan iklim," terang Ego. Lebih lanjut ia mengatakan kolaborasi keuangan dapat digunakan untuk investasi energi bersih, karena menarik modal komersial ke proyek-proyek untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan sambil memberikan pengembalian finansial kepada investor.

Oleh karena itu, penting untuk mengkanalisasi investasi berkelanjutan untuk sistem energi yang lebih bersih guna memastikan kelayakan proyek energi bersih dan menggunakan kebijakan politik untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk investasi, termasuk kemitraan untuk mendukung negara berkembang dan pasar negara berkembang untuk mencapai target emisi nol bersih.

Ego optimistis kolaborasi global dapat membangun instrumen pembiayaan yang inovatif untuk mewujudkan jalur yang lebih kuat, lebih inklusif dan representatif guna memberikan percepatan implementasi nol emisi.

Sementara itu, Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera mengatakan mobilisasi keuangan sangat dibutuhkan untuk melakukan transisi energi guna memungkinkan penyebaran energi terbarukan yang akan berkontribusi terhadap pencapaian target rencana energi jangka panjang nasional dan Perjanjian Paris. Menurutnya, IRENA sangat menyadari kebutuhan negara-negara berkembang untuk beralih dari energi fosil ke energi terbarukan, sehingga forum investasi menjadi kunci untuk membantu pendanaan dalam melakukan program transisi energi.

Tahun ini, IRENA mencanangkan dua forum investasi yang pertama digelar di Bali, Indonesia pada 31 Agustus sampai 1 September 2022 dan kedua akan digelar di Abuja, Nigeria pada 31 Oktober sampai 4 November 2022.

Francesco menargetkan jumlah forum investasi akan meningkat menjadi 14 forum investasi dalam dua tahun ke depan di seluruh wilayah IRENA. "Kami memiliki lebih dari 330 mitra, semua lembaga keuangan multilateral berada di dalamnya, sehingga kami dapat menunjukkan proyek kami kepada calon investor atau pemodal," ujarnya.

 

antara