Akbar

Akbar

16
July

 

VOinews.i, Brussels:Uni Eropa (UE) mengumumkan perpanjangan sanksi pembatasan terhadap Iran hingga 27 Juli 2025, Senin (15/7). Dilansir dari keterangan di situs Uni Eropa, Selasa, perpanjangan sanksi yang diberlakukan terhadap Iran itu karena Iran memberikan dukungan militer terhadap perang Rusia di Ukraina. Selain itu, UE juga menyatakan bahwa Iran juga memberikan dukungan militer terhadap kelompok bersenjata di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah.

 

UE mengumumkan bahwa sanksi pembatasan tersebut akan terus ditinjau setiap tahun. “Saat ini rezim sanksi berlaku untuk 12 orang dan sembilan entitas,” menurut pernyataan tersebut. Mereka yang terkena sanksi UE akan dibekukan asetnya dan dilarang melakukan perjalanan ke Uni Eropa, serta dilarang menerima sumber dana atau sumber daya ekonomi secara langsung atau tidak langsung. Diketahui beberapa individu yang terkena sanksi UE itu adalah Menteri Pertahanan Iran Mohammad-Reza Gharaei Ashtiani, Ketua Organisasi Industri Penerbangan Iran (IAIO) Afshin Khaji Fard, Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Gholam Ali Rashid.

 

Selain itu, Komandan Pasukan Qods IRGC Ismail Qaani, Ketua Dewan Direksi Kavan Electronics Behrad Hossein Hatefi Ardakani, dan CEO Kavan Electronics Behrad Mehdi Dehghani Mohammadabadi juga terkena sanksi UE. Sedangkan beberapa entitas Iran yang diketahui terkena sanksi UE adalah Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGCN), Markas Pusat Khatam al-Anbiya (KCHG), dan Kavan Elektronik Behrad.

 

Antara

16
July

 

VOInews.id, Jakarta:Presiden Joko Widodo meminta para perwira TNI dan Polri menjadi pembelajar yang cepat di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Hal itu disampaikan Presiden dalam amanatnya pada acara Upacara Prasetya Perwira dan Pelantikan Perwira TNI-Polri, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa. "Jadilah pembelajar yang cepat dan terampil," kata Presiden. Presiden merasa bangga karena para perwira TNI dan Polri telah menguasai banyak ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun dia mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat sehingga para perwira TNI-Polri harus cepat belajar.

 

"Disrupsi terus berlangsung, banyak hal-hal yang baru bermunculan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Saat ini banyak disrupsi berlangsung, revolusi 4.0 dan society 5.0, digitalisasi, otomasi dan kecerdasan buatan, ketegangan geopolitik dan perang dagang, perubahan iklim dan transisi energi semuanya berlangsung dengan sangat cepat,” ujarnya. Dia berpesan agar para perwira TNI dan Polri selalu mengikuti perubahan-perubahan itu dan selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan keterampilan baru. Dia juga mengatakan saat ini dunia berada pada perang generasi kelima, yang tidak semata-mata perang fisik, tapi juga aksi militer nonkinetik dan perang siber yang bisa merobohkan fungsi pertahanan, keamanan dan pelayanan publik.

 

Demikian pula di bidang penegakan hukum serta ketertiban dan keamanan, di mana terjadi kejahatan transnasional, judi daring, perdagangan orang, narkotika dan obat-obatan terlarang serta peretasan siber yang semakin canggih. Jokowi meminta para perwira TNI-Polri untuk menjadi sosok yang unggul, profesional, andal dan terampil, menguasai profesi dan tidak berhenti belajar yang bisa beradaptasi dengan cepat, yang terus meningkatkan kemampuan, dan menguasai teknologi termasuk teknologi digital dan kecerdasan buatan.

 

Antara

16
July

 

VOInews.id, Jakarta:Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal, sehingga bisa menciptakan penganekaragaman atau diversifikasi konsumsi pangan. "UMKM pangan lokal memiliki peran strategis dalam upaya mendorong kemandirian pangan sesuai spirit UU Pangan dan meningkatkan perekonomian lokal," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan di Jakarta.

 

Arief menyampaikan bahwa Bapanas berkomitmen dalam mendukung pengembangan UMKM di sektor pangan lokal, karena merupakan aspek yang sangat penting dan strategis dalam upaya membangun kemandirian pangan. "Badan Pangan Nasional memberikan dukungan penuh terhadap UMKM pangan lokal, agar dapat berkembang dan berdaya saing," ujar Arief. Dia menuturkan, salah satu program inisiatif yang dilakukan adalah pelatihan dan peningkatan kapasitas pelaku UMKM pangan lokal yang dilaksanakan di berbagai daerah.

 

Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto mengatakan bahwa diversifikasi pangan lokal sangat penting untuk mendukung kemandirian pangan nasional. "Kami harus memberikan dukungan penuh kepada UMKM pangan lokal, agar mereka dapat meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produknya," ujarnya pula. Menurut Andriko, pangan lokal memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dengan inovasi dan teknologi yang tepat, maka bisa mengembangkan produk pangan lokal yang berdaya saing tinggi.

 

Ia menyebutkan bentuk dukungan Bapanas terhadap UMKM pangan lokal berupa fasilitasi alat produksi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional UMKM. Alat produksi pangan lokal tersebut terdiri dari alat pembagi adonan dan mini freeze dryer. "Pada tahun 2024 fasilitas alat produksi untuk UMKM pangan lokal diberikan kepada 16 provinsi dan 27 kabupaten/kota," ujarnya.

 

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas Rinna Syawal mengatakan, agar penerapan alat produksi tersebut berjalan dengan baik, pihaknya merancang pendampingan dan pelatihan kepada para UMKM pangan lokal, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka di pasar. "Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa UMKM pangan lokal mampu memanfaatkan teknologi modern secara efektif, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan mendorong kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut," katanya pula. Rinna berharap dengan menjaga kesinambungan usaha UMKM pangan lokal, juga mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terkait, pemerintah daerah, swasta dan komunitas lokal.

 

Antara

16
July

 

VOInews.id-Sebuah serangan diluncurkan terhadap pasukan Ukraina dan gudang amunisi di wilayah timur Ukraina, Kharkov (Karkiv) semalam lalu, ungkap koordinator perlawanan kepada Sputnik pada Senin. "Di Kharkov, terjadi serangan terhadap personel (Ukraina), dan sebuah gudang amunisi juga terkena serangan signifikan," kata Sergey Lebedev, koordinator jaringan bawah tanah pro-Rusia di Nikolaev (Mykolaiv), melalui pesan di Telegram.

 

Tidak ada detail lebih lanjut yang disediakan. Pasukan Rusia telah menyerang infrastruktur dan aset yang sangat penting di seluruh Ukraina sebagai respons terhadap serangan militer Ukraina terhadap target sipil di Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak mengincar aset sipil. Hubungan Rusia dan Ukraina kian meruncing dalam lebih dari dua tahun terakhir. Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022, dan masih berlangsung hingga kini.

 

Konflik keduanya tidak lepas dari sejumlah permasalahan politik dan kekuasaan pasca bubarnya Uni Soviet dan Pakta Warsawa pada tahun 1991. Ukraina merdeka melalui sebuah referendum yang disetujui mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin melalui pembentukan CIS (Commonwealth of Independent States) yang terdiri dari Rusia, Ukraina dan Belarusia. Namun, perpecahan terjadi karena Ukraina menganggap CIS adalah upaya Rusia untuk mengendalikan negara-negara di bawah kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.

 

Pada Mei 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan yang memungkinkan Rusia mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam yang berbasis di Krimea Ukraina. Hubungan kedua negara mulai memanas lagi pada 2014, ketika mencuat revolusi menentang supremasi Rusia. Massa antipemerintah berhasil menggulingkan mantan presiden Ukraina pro-Rusia, Viktor Yanukovych.

 

Revolusi itu juga membuka keinginan dari Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Menurut Al-Jazeera, hal itu membuat Putin berang dengan adanya prospek berdirinya pangkalan NATO di sebelah perbatasannya. Saat Yanukovych jatuh pada 2014, Rusia menggunakan kekosongan kekuasaan untuk mengambilalih Krimea. Rusia juga mendukung separatis di Ukraina timur yakni di Donetsk dan Luhansk, untuk menentang pemerintah Ukraina.

 

Sumber: Sputnik-OANA