Akbar

Akbar

25
November

 

VOInews.id, Moskov:Dekrit Presiden Rusia Vladimir Putin yang memperbarui doktrin nuklir Rusia dapat dianggap sebagai sinyal kepada Barat dan bukan sebuah kebetulan, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam wawancara dengan jurnalis Rusia, Pavel Zarubin, yang disiarkan pada Minggu (24/11). "Tentu saja, ini bukan kebetulan. Ada konsistensi tertentu," ujar Peskov ketika ditanya tentang pembaruan doktrin tersebut.

 

Peskov menambahkan bahwa Rusia harus terus merespons eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dipicu oleh Barat. "Meski Presiden Putin telah menugaskan persiapan amandemen itu untuk menyesuaikan doktrin (nuklir) kami dengan kondisi konfrontasi saat ini yang dipicu oleh negara-negara Barat, Putin juga harus merespons eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama dipicu oleh pemerintahan yang akan berakhir di Washington," jelas Peskov.

 

Ia juga menambahkan bahwa Amerika Serikat terus mengambil langkah-langkah yang semakin ceroboh untuk memperburuk konflik di Ukraina.

 

Sumber: Sputnik-OANA

25
November

 

VOInews, Kiev:Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu menyatakan keyakinannya bahwa negaranya memiliki peluang baik untuk mengakhiri perang dengan Rusia pada 2025. Saat berbicara pada konferensi Keamanan Pangan Ketiga bertema "Gandum dari Ukraina" di Kiev, Zelenskyy juga membahas upaya untuk mengakhiri konflik yang mulai berlangsung pada 2022. Zelenskyy juga menyatakan terbuka pada usulan pemimpin negara-negara Afrika, Asia, dan Arab menyangkut upaya tersebut. "Kami siap untuk mempertimbangkan usulan mereka. Saya juga ingin melihat usulan dari Presiden baru AS," katanya.

 

"Saya yakin kami akan dapat usulan ini pada Januari, dan kami punya rencana untuk mengakhiri perang ini," kata presiden Ukraina itu.

 

Sumber: Anadolu

25
November

 

VOInews.id, Jakarta:Komisaris Utama PT PLN (Persero) Burhanuddin Abdullah mengungkapkan strategi PLN menarik investasi hijau melalui pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), guna mendukung percepatan transisi energi berkelanjutan di Indonesia. "Kami tengah menjalankan beragam langkah strategis guna menarik investasi dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan," kata Burhanuddin dalam keterangan di Jakarta, Minggu. Burhanuddin menyampaikan hal itu dalam pembukaan talkshow bertajuk "8 persen Economic Growth and Energy Transition: Challenges and Opportunities" pada rangkaian gelaran Electricity Connect 2024 di Jakarta. Burhanuddin menjelaskan bahwa melalui kehadiran beragam investasi pengembangan EBT di Tanah Air, upaya transisi energi akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

 

"Bersama-sama, kita berupaya menjajaki dan mengembangkan solusi pembiayaan proyek EBT yang sejalan dengan komitmen kita untuk transisi energi yang mulus dan berkelanjutan menuju masa depan yang rendah karbon," jelas Burhanuddin. Ia menjabarkan bahwa PLN terus berkolaborasi dalam menciptakan inovasi teknologi untuk mendukung pengembangan EBT sekaligus meningkatkan kapasitas domestik secara signifikan di Indonesia.

 

"Salah satu langkah penting adalah pembangunan fasilitas manufaktur panel surya bertaraf internasional. Fasilitas ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga memperkuat industri dalam negeri serta menciptakan lapangan kerja hijau," jelasnya. Lebih lanjut, dirinya juga mengedepankan pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif di tengah ketidakpastian global. Menurutnya, di tengah ketidakpastian global, pihaknya menyadari adanya tantangan dalam menarik investasi. Transparansi, regulasi dan komunikasi yang terbuka menjadi kunci dalam membangun kepercayaan dan meningkatkan keyakinan investor di sektor EBT.

 

Antara

25
November

 

VOInews.id, Jakarta:Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto mengalokasikan 20 persen dari total anggaran dana desa khusus ketahanan pangan untuk mewujudkan swasembada pangan. Yandri di Serang, Provinsi Banten, Minggu, menjelaskan 20 persen dari total dana desa yang akan digunakan untuk ketahanan pangan diperkirakan mencapai Rp16 triliun.

 

"Untuk anggaran dana desa nya berbeda-beda ada yang Rp1 miliar lebih, ada yang di bawah Rp1 miliar. Tapi totalnya itu kira-kira Rp71 triliun untuk di tahun 2025 dan 20 persennya itu untuk ketahanan pangan," katanya.Agar dana desa tersebut dapat dikelola dengan baik, ia mengaku telah melakukan kerja sama dengan pihak terkait, di antaranya TNI/Polri, Menteri Pertanian, Menteri Kelautan Kehutanan dan Perikanan untuk kemajuan desa di Indonesia. "Pokoknya kita kolaborasi karena untuk mewujudkan ini semua tidak bisa sendirian. Dan bagaimana dana-dana yang masuk ke desa itu kita komunikasikan dengan baik, kita kelola dengan baik untuk kemajuan di desa tersebut," katanya.

 

Dengan anggaran ini, ia berharap, setiap desa dapat swasembada pangan. Dengan begitu, visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 semakin mudah karena seluruh kebutuhan pangan terpenuhi, yang mana sebagian besar berasal dari desa. "Uang ketahanan pangan itu tidak sekali pakai dan langsung habis. Jadi bisa untuk diputar kembali, melalui pengembangan potensi yang ada di desa sehingga ekonomi terus tumbuh," katanya. Yadri juga berharap pada 2025 sebanyak 75.000 desa di Indonesia dapat lebih fokus kepada produktivitas bukan lagi kepada infrastruktur.

 

Antara