VOInews.id- Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Sabtu (10/2) ketika Israel bersiap untuk melancarkan operasi darat di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (9/2) memerintahkan angkatan bersenjata Israel untuk menyusun rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari kota yang penuh sesak itu menjelang serangan yang bertujuan untuk membasmi empat batalyon Hamas yang tersisa. "Kerajaan Arab Saudi memperingatkan tentang bahaya akibat serangan dan serangan terhadap Rafah di Jalur Gaza, tempat perlindungan terakhir bagi ratusan ribu warga sipil yang mengungsi akibat agresi biadab Israel," kata Kemenlu Arab Saudi seperti dilansir Kantor Berita Sputnik.
Pernyataan tersebut menekankan "perlunya DK PBB mengadakan pertemuan luar biasa untuk mencegah Israel melancarkan bencana kemanusiaan." Israel telah melancarkan serangan udara di Rafah dalam beberapa hari terakhir. Kota di perbatasan dengan Mesir itu telah dipenuhi oleh warga Palestina yang mencari keselamatan dari serangan Israel yang semakin meluas. Padahal, militer Israel sebelumnya telah menyuruh warga Palestina untuk melarikan diri ke daerah selatan selama empat bulan terakhir pertikaian tersebut.
Antara
VOinews.id- Balazs Orban, direktur politik Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, mengatakan pada Sabtu (10/2) bahwa Hongaria sedang berusaha membujuk negara-negara anggota Uni Eropa untuk kembali melanjutkan dialog diplomatik dengan Rusia. "Pendapat kami tetap sama selama bertahun-tahun, yaitu tidak ada solusi militer di medan perang," kata Orban dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Austria, Exxpress.
"Kita harus kembali ke jalur diplomasi. Kami berusaha meyakinkan sekutu-sekutu kami tentang hal ini di Brussels dan di tempat lain," ujarnya. Pada saat yang sama, dia mencatat bahwa, meskipun Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina, Barat terus memicu konflik. "Kami tidak menganggap ini sebagai ide yang baik, karena jalan ini akan menyebabkan runtuhnya militer Ukraina atau peningkatan ketegangan yang akan mengarah pada perang dunia ketiga," kata Orban. Ada perbedaan posisi antara Hongaria dan Rusia karena alasan yang jelas, katanya, "Tetapi menurut kami juga, Barat memikul tanggung jawab." Menurut dia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia pada akhirnya akan mencapai kesepakatan jangka panjang untuk menyelesaikan ketegangan tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
VOInews.id- Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Minggu memberi tahu Amos Hochstein, kepala penasihat Presiden Amerika Serikat Joe Biden, bahwa Tel Aviv siap menyelesaikan masalah dengan kelompok Hizbullah di Lebanon melalui kesepakatan diplomatik. Gallant bertemu Hochstein di Tel Aviv untuk membahas masalah keamanan di perbatasan Lebanon dan mencari cara agar pengungsi Israel bisa kembali ke rumah mereka, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Israel.
"Kami siap menyelesaikan masalah dengan Hizbullah di Lebanon selatan melalui langkah diplomatik. Namun, kami juga siap dengan skenario lain," ujar Gallant. Dia mengatakan Israel bertekad memperbaiki keamanan di perbatasan Lebanon dan memberantas ancaman serangan dari sana. Sejak 8 Oktober tahun lalu, ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon meningkat dan baku tembak sporadis terjadi antara tentara Israel di satu pihak dan Hizbullah dan dengan faksi-faksi Palestina di pihak lainnya, yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka, termasuk warga sipil Lebanon.
Sumber: Anadolu
VOInews.id- Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menekankan perlunya solidaritas umat Islam di seluruh dunia untuk terus menyuarakan penyelesaian konflik di Jalur Gaza, Palestina. Hal itu ditegaskan Ma'ruf dalam pertemuannya dengan Imam Besar Al Azhar, Ahmed Al-Tayeb, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Senin. Dia menyoroti isu tersebut mengingat eskalasi konflik yang masih memanas antara Israel dan Palestina, meskipun berbagai upaya internasional telah ditempuh untuk menghentikan genosida terhadap penduduk Gaza. “Dibutuhkan kesatuan suara dan tekad dunia Islam untuk menyelesaikan secara adil masalah Palestina,” kata Ma’ruf, seperti dikutip dalam keterangan dari Biro Pers Sekretariat Wapres (Setwapres) RI.
Dia menegaskan bahwa tindakan genosida yang dilakukan pasukan Israel terhadap warga Palestina harus segera dihentikan karena telah melanggar hukum, etika, dan norma. “Serangan ini jelas melanggar hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan,” ujar dia, seraya menyampaikan keprihatinan atas kejadian yang menimpa warga Muslim di Gaza. “Saya sedih dunia tidak berdaya untuk memberhentikan kekejaman Israel di Gaza.” Sebelum mengakhiri pertemuannya dengan Imam Besar Al Azhar itu, Ma’ruf menyampaikan harapan agar konflik di Gaza dapat terselesaikan secara adil. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Kepala Setwapres Ahmad Erani Yustika, dan tiga anggota Staf Khusus Wapres, yaitu Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, dan Robikin Emhas.
Antara