Daniel

Daniel

31
July

 

Standar penghitungan angka kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Badan Pusat Statistik (BPS) masih lebih tinggi dari standar yang ditentukan oleh Bank Dunia. Demikian dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, Bambang Brodjonegoro dalam Forum Merdeka Barat 9 bertajuk Fakta Penurunan Angka Kemiskinan yang digelar di Jakarta, SeniN (30/7). Bambang mengatakan penghitungan angka kemiskinan yang dilakukan oleh BPS menggunakan unit acuan per kapita dan menggunakan standar berbeda untuk wilayah pedesaan dan perkotaan.

“ Itu sudah diatas standar yang biasa ditentukan World Bank yaitu 2 Dollar AS perhari, ini adalah 2,5 Dollar perhari. Dan kita juga harus lihatnya berdasarkan desa kota dan itu adalah per kapita, per bulan. Jadi ya semua orang kan kebanyakan hidup dalam unit keluarga. Keluarga kita itu rata–rata anaknya adalah 2,3 jadi anaknya antara dua atau tiga orang. Jadi kalau ada 400 ribu harus dikalikan dulu lima. Berarti dua juta (rupiah) sebenarnya per bulan. Bahkan kalau di Jakarta itu sampai 3,1 juta perbulan. Ya intinya sudah sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan secara internasional juga “.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, Selama ini BPS menghitung angka kemiskinan dari kelompok makanan dan non-makanan bukan berdasarkan nilai tukar AS dolar atas rupiah yang sekarang rata-rata Rp14.400 per 1 dolar AS. Namun memakai US dolar PPP (Purchasing Power Poverty). Angka konversi US dolar PPP adalah banyaknya rupiah yang dikeluarkan untuk membeli sejumlah barang yang sama setara dengan 1 dolar di Amerika Serikat. Seperti diketahui BPS pada tahun ini mengumumkan bahwa angka kemiskinan Indonesia adalah 9,82%. Angka tersebut merupakan sejarah bagi Indonesia, karena untuk pertama kalinya persentase penduduk miskin berada di dalam 1 digit. BPS mencatat, jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2018 adalah 25,95 juta orang. Angka itu menurun, jika dibanding September 2017, yaitu 26,58 juta orang atau 10,12 persen. (VOI/Rezha)

31
July


Pancasila merupakan titik temu atau Kalimatun Sawa yang dijadikan sebagai falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Demikian diungkapkan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Ahmad Basarah di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (25/7) 2018. Mengutip laporan mpr.go.id, kepada empat ratus lima puluh lima Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Galuh, Basarah mengungkapkan, Pancasila adalah warisan pendiri bangsa, dan sebagai ideologi bangsa, Pancasila  bukanlah ideologi agama tertentu dan juga bukan ideologi yang kosong dengan nilai-nilai agama dan ketuhanan. 

Dalam kesempatan itu, Ahmad Basarah mengungkapkan keprihatinannya, dengan menguatnya paham-paham yang berpotensi kuat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Ahmad Basarah mengajak kepada segenap mahasiswa dan mahasiswi Universitas Galuh untuk menjaga dan merawat Pancasila. Dengan menjaga dan merawat Pancasila artinya sama dengan menjaga keutuhan dan persatuan Indonesia. 

Sementara itu,  Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Achmad Charris Zubair di Bantul (27/7) seperti dikutip KRjogja.com mengatakan sejatinya Pancasila mengandung dua nilai yang sangat universal, yakni ketuhanan dan kemanusiaan. Pancasila sudah teruji dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Apalagi masyarakat Indonesia ini hidup di tengah kehidupan yang plural dan majemuk. Terbukti bahwa Pancasila dapat menyatukan masyarakat untuk membangun bangsa menuju kesejahteraan.

Menurut Charris, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila mencakup pada nilai nasionalisme di Sila Ketiga dan demokrasi pada Sila Keempat. Nilai-nilai tersebut penting untuk diaplikasikan atau diaktualisasikan dalam keseharian agar tidak berhenti pada hafalan atau slogan semata.

Dalam acara yang sama, kepala Pusat Studi Pancasila UGM, Dr Heri Santoso mengungkapkan Pancasila juga sebagai dasar manusia untuk mawas diri. Menurutnya, seringkali manusia senantiasa memburu ego pribadi tanpa memperhatikan orang lain. Jika hal itu tidak dikendalikan, akan menjadi sumber masalah di kemudian hari.

31
July


Asosiasi Organisasi Pemerintah Daerah se-Asia Pasific atau dikenal "United Cities and Local Governments Asia-Pacific" (UCLG-ASPAC) mengimplementasikan proyek pengembangan ruang publik di Kota Surabaya, Jawa Timur.  Media and Communication UCLG-ASPAC Fulvia, di Surabaya, Selasa, mengatakan saat ini yang baru dilakukan UCLG-ASPAC adalah kerja sama dengan sejumlah pemerintah daerah di Indonesia terkait implementasi program pembangunan berkelanjutan atau "Sustainable Development Goals" (SDGs). Diklatakannya, untuk Surabaya, telah dilakukan implementasi proyek dalam pengembangan ruang publik di daerah Kedinding, Keputih dan Ketandan. Sedangkan di kawasan Asia Selatan, proyek sanitasi. Untuk itu pihaknya memilih Kota Surabaya menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan kongres internasional UCLG-ASPAC ke-7 yang digelar pada 11-15 September 2018.
Menurut Fulvia, kongres dua tahunan ini akan mempertemukan para pemimpin daerah atau aktor-aktor kunci pembangunan di Negara se-Asia Pasifik, dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Peringati Hari Harimau Sedunia, Jatim Park 2 Gelar Lomba Lukis Wajah.

Dalam rangka memperingati “World Tiger Day” hari harimau sedunia, di Batu Secret Zoo, Jatim Park 2 Kota Batu Jawa Timur, Minggu (29/7/2018) menggelar lomba face painting  (lomba lukis wajah mirip harimau). Dalam acara tersebut sebagian  para pengunjung dan karyawan Jatim Park 2 ikut andil mengikuti lomba  face painting.  Selain di gelar lomba face painting, penyelenggara juga menyediakan papan untuk membubuhkan cap tangan bagi para pengunjung. Agus Mulyanto  General Manager  Jatim Park 2 mengatakan para pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia ikut menyemarakan “World Tiger Day” hari harimau sedunia, di Batu Secret Zoo, Jatim Park 2, para pengunjung sangat antosias. Ia mengatakan, dari 9 subspesies harimau saat ini  hanya tersisa 6 subspesies yaitu  harimau Siberian (subspecies terbesar) Harimau Bengala, Harimau Indo-china , Harimau China selatan,  Harimau Malaya dan  Harimau Sumatera. Sedangkan dua subspecies yang telah punah tersebut merupakan Harimau endemic Indonesia. Sementara subspecies Harimau yang telah punah  diantaranya Harimau Kaspia,  Harimau Jawa dan  Harimau Bali.  Dengan peringatan  ‘World Tiger Day’ atau Hari Harimau sedunia, ia berharap  agar para pengunjung dan masyarakat seluruhnya dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga populasi Harimau.

Di Hari Anti Narkotika Internasional, BNNP Jabar Musnahkan 620 Kg Ganja dan 6,2 Kg Sabu. 

Ratusan Kilogram narkoba jenis Ganja dan 6 kilogram lebih Sabu, dimusnahkan Badan Narkotika Nasional BNN Provinsi Jawa Barat, tepat pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional, di halaman Gedung Sate Bandung, Senin (30/7/2018). Narkoba yang dimusnahkan itu, merupakan hasil pengungkapan kasus pada rentang waktu Maret hingga Juli 2018. Penjabat Gubernur Jawa Barat M. Iriawan yang didampingi Ketua BNNP Jawa Barat Brigjen Pol Rusnadi mengungkapkan, peredaran narkoba saat ini khususnya di Jawa Barat cukup luar biasa. Dikatakan M Iriawan, Indonesia masih ada waktu untuk melakukan perang terhadap peredaran narkoba. Untuk itu, pihaknya meminta agar penanganan dan pemberantasan narkoba menjadi atensi semua pihak, sehingga Indonesia khusus Jawa Barat yang kini sudah menjadi wilayah transit dan produsen, tidak  menjadi negara yang dikuasai kartel narkoba seperti Colombia dan Amerika Latin.  Sementara itu Ketua BNNP Jawa Barat Brigjen Pol Rusnadi mengungkapkan, narkoba yang dimusnahkan disita dari 10 orang tersangka. Mereka jelas Rusnadi, merupakan jaringan sindikat narkoba nasional hingga internasional. Berbagai cara mereka lakukan untuk menyelundupkan narkoba, baik antar wilayah provinsi maupun negara. Sedangkan narkoba yang dimusnahkan itu antara lain 620 kilogram lebih ganja asal Aceh siap edar serta 6 kilogram lebih sabu asal luar negeri. Ada 10 orang tersangka dari 4 kasus dan mereka merupakan jaringan peredaran di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.

31
July


Mengubah tantangan menjadi peluang. Itulah yang sepatutnya dilakukan pemerintah Indonesia untuk menghadapi perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, Amerika Serikat (AS) dan China.Meningkatnya perang dagang yang dipicu oleh pengenaan bea impor terhadap barang-barang tertentu oleh kedua negara, telah membuat permintaan komoditas di masing-masing pihak  melemah.

Menyikapi keadaan ini,  pemerintah Indonesia seharusnya dapat memanfaatkan perang dagang tersebut  dengan berbagai strategi yang dapat meningkatkan ekspor , baik ke Amerika maupun China.   

Kementerian Perdagangan Indonesia telah memiliki strategi jangka pendek (6 bulan), jangka menengah (18 bulan), dan jangka panjang (3 tahun) menghadapi hal ini. Langkah jangka pendeknya, pendekatan bilateral dengan AS dan China.

Untuk jangka pendek, Indonesia akan meminta perpanjangan program Generalized System of Preferences (GSP) atau pembebasan tarif bea masuk (nol persen) terhadap impor barang-barang tertentu dari negara-negara berkembang ke AS.

Terkait  kesempatan  mengisi celah perdagangan AS dan China, Indonesia berpotensi mengisi produk-produk impor China yang dicekal AS, seperti buah-buahan, besi baja, dan aluminium. Indonesia juga berpeluang mengisi produk-produk impor AS yang dicekal China, yaitu besi baja dan aluminium.

Dengan China misalnya, Indonesia dapat memanfaatkan kesepakatan dagang ASEAN Plus China.

Seperti diketahui, hampir 95 persen komoditas yang dihasilkan Indonesia  bisa dipasarkan ke Amerika. Sehingga kalau terjadi kekurangan pasokan, Indonesia dapat  mengisinya.

Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini pun  seharusnya membuat daya saing harga produk ekspor Indonesia semakin kuat, bukan  sebaliknya ,  membuat belanja impor  membengkak. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian impor khususnya barang konsumsi.  Impor harus dihitung  berdasarkan kebutuhan dan  dan terjadwal sehingga sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan.

Untuk jangka menengah, Kemendag RI akan mendorong pemanfaatan perjanjian tarif preferensial dan menurunkan tarif bahan baku dan barang modal. Adapun untuk jangka panjang, akan dilakukan diversifikasi ekspor ke negara nontradisional.

Apa yang dilakukan pemerintah saat ini boleh dikatakan sudah di jalur yang tepat, khususnya  dalam menghadapi  perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China. Diharapkan strategi yang dijalankan akan dapat mengubah tantangan menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.