Daniel

Daniel

27
July


Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerja sama melawan kampanye negatif terhadap produk minyak sawit yang terjadi di wilayah Uni Eropa. Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin, 23 Juli 2018. Usai pertemuan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia dan Malaysia akan terus bekerjasama walaupun proses trialog antara kedua negara dan Uni Eropa sudah selesai. Selain itu ia juga menyatakan kedua negara juga sudah mengirimkan surat resmi kepada Uni Eropa untuk menanggapi proses trialog tersebut.

" Jadi kelapa sawit, proses trialog sudah selesai tapi kita masih harus terus bekerjasama untuk post-trialognya. Saya sampaikan saya sudah berkirim surat kepada Menteri Luar Negerinya Uni Eropa dan beliau juga mengatakan bahwa akan mengirimkan surat menanggapi proses trialog ini. Oleh karena itu beliau juga  sampaikan kepada Presiden bahwa Indonesia dan Malaysia juga tidak ada pilihan lain selain bekerjasama kuat untuk menangani kampanye negatif yang dialami oleh kelapa sawit ".

Hal yang sama disampaikan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah. Dia mengatakan Indonesia dan Malaysia sebagai dua negara produsen minyak sawit terbesar di dunia harus bekerja sama dalam memelihara pasar produk sawit di Eropa. Dikatakan, kedua negara merupakan penghasil produk minyak sawit terbesar di dunia maka kedua negara harus kompak. Pihaknya sepakat kedua negara harus mengintensifkan diskusi dan kerja sama karena isu ini begitu besar. Selanjutnya, kedua Menlu juga sepakat memainkan perananan masing-masing agar masalah kampanye negatif terhadap produk sawit di wilayah Uni Eropa dapat dikelola secara terstruktur.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad menyampaikan kepada Presiden RI, Joko Widodo bahwa  Malaysia dan Indonesia perlu bekerja sama memperjuangkan kelapa sawit. Mahathir mengatakan, tudingan Eropa bahwa produksinya merusak lingkungan tidaklah benar. Perdana Menteri Malaysia tersebut meyakini, alasan Eropa melakukan kampanye negatif terhadap kelap sawit asal Indonesia dan Malaysia lebih kepada motif bisnis semata. Namun, selama ini alasan yang dikemukakan selalu masalah lingkungan yang telah dibantah dengan berbagai penelitian oleh Indonesia dan Malaysia. Terkait dengan isu lingkungan dan kelapa sawit, Indonesia merupakan salah satu anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dibentuk tahun 2004. RSPO berperan menginformasikan tentang minyak kelapa sawit yang lestari serta sistem sertifikasi minyak kelapa sawit. Indonesia telah berkomitmen kepada Uni Eropa melalui proyek kelapa sawit berkelanjutan Eropa tahun 2015. Proyek itu diadakan untuk membantu meningkatkan kepatuhan terhadap standar sertifikasi sesuai definisi RSPO.

26
July


Kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sangat krusial dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Hal itu dikatakan Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto saat membuka "The 2018 International Conference on Biosphere Reserve: Engaging Stakeholders towards Community Empowerment di Palembang, Sumatera Selatan. Senin (23/7). Bambang Subiyanto  mengatakan, peran setiap pemangku kepentingan sangat krusial sehingga perlu untuk terus diperkuat. Ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030 (SDGs).

Konferensi internasional ini merupakan side-event dari sidang ke 30 “International Coordinating Council of The Man and The Biosphere (ICC MAB) UNESCO, 23-28 Juli 2018. Hadir dalam kesempatan ini lebih dari 300 partisipan dari lebih 50 negara anggota MAB UNESCO.

Pada kesempatan itu, Bambang secara khusus menyoroti peran sektor swasta. Menurut dia, peran pelaku usaha di Indonesia dan juga di banyak negara lain perlu ditingkatkan untuk mengimplementasikan hasil penelitian dalam mendukung industrilisasi. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dikatakannya, LIPI sebagai focal point program manusia dan biosfer UNESCO di Indonesia bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Daerah akan terus mempromosikan cagar biosfer untuk mendorong pengelolaan Sumber Daya Alam berkelanjutan. Cagar biosfer adalah tempat untuk membentuk pengelolaan berkelanjutan melalui berbagai program seperti manajemen Sumber Daya Alam dan ekosistem, pengembangan jasa lingkungan, serta penelitian dan pengembangan.

Bambang juga mengatakan, sejak tahun 1977 hingga saat ini, Indonesia telah memiliki 11 cagar biosfer. Indonesia sudah mengajukan tiga lokasi lagi kepada UNESCO untuk mendapat pengakuan sebagai cagar biosfer yaitu Berbak-Sembilang, Betung Kerihun-Danau Sentarum, dan Gunung Rinjani-Lombok.

Sementara itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno menyatakan ada perubahan arah kebijakan. Masyarakat sekarang dijadikan subyek dalam pegelolaan dan konservasi Sumber Daya Alam.

Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Inovasi, Agus Justianto mengatakan, sumber daya hutan Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Agus menyatakan, ada tantangan untuk memastikan adanya pemanfaatan ekonomi sekaligus pada saat yang bersamaan mengkonservasi hutan. Disinilah peran penting penelitian dan pengembangan menentukan.

24
July

 

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan Otoritas Inspeksi dan Pengawasan Kegiatan Ekonomi Sanitasi dan Makanan Republik Demokratik Timor Leste (AIFAESA) dalam bentuk pelatihan inspektur pangan. Pelatihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas aparatnya sekaligus pengembangan dan pengaturan sistem keamanan pangan di negara itu. Hal itu dikatakan Kepala BPOM RI Penny Lukito dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin. Ia mengatakan pelatihan yang diselenggarakan BPOM RI pertama kali dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan ini diharapkan dapat mendukung kebijakan politik luar negeri RI. BPOM berharap dapat berbagi dengan negara berkembang lainnya melalui bantuan di berbagai bidang, khususnya pengawasan obat dan makanan. Pada kunjungan kerja Kepala BPOM RI ke Timor Leste tahun 2017, BPOM telah menyampaikan komitmennya untuk membangun kerja sama yang lebih konkrit dengan Timor Leste melalui kolaborasi dalam bidang pengawasan pangan dan keamanan pangan, laboratorium obat, penyusunan standardisasi obat, dan kerja sama dalam pengawasan peredaran obat di perbatasan Indonesia dan Timor - Leste. Antara

24
July

 

Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Meksiko di Jakarta menggelar pameran foto bertajuk “Saling Menatap” atau “Miradaz Cruzadas” di Kantin Diplomasi, Kementerian Luar Negeri RI, tanggal 23 hingga 26 Juli. Pameran foto tersebut digelar dalam rangka perayaan 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Meksiko. Pameran foto tersebut akan menampilkan karya dua fotografer, yakni Desiree Harahap dari Indonesia dan Marcela Taboada dari Meksiko. Keduanya sama-sama pernah menyusuri kota-kota di Indonesia dan Meksiko kemudian menuangkan kisah perjalanannya melalui karya foto. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Muhammad Anshor dalam pidato pembukaan pameran foto tersebut mengatakan foto adalah media seni yang tepat untuk menggambarkan kondisi manusia yang ada di kedua negara.

“ Ini adalah pameran yang unik, foto, seperti yang kita tahu fotografi adalah cara yang paling mudah diakses, paling demokratis untuk menciptakan seni. Setiap orang memiliki akses untuk membuat foto. Foto adalah media artistik yang paling mampu menangkap kondisi manusia. Tapi tentu saja saya katakan ini istimewa, karena sepengetahuan saya keduanya berasal dari dua negara yang bagi mereka masing–masing negara itu saling cocok. Dan tentu saja juga ada lintas budaya “. Kata Muhammad Anshor 

Duta Besar Meksiko untuk Indonesia, Armando Alfares yang juga hadir pada pembukaan pameran tersebut mengatakan selama 65 tahun menjalin hubungan persahabatan, Indonesia dan Meksiko merupakan dua negara yang terus maju bersama. Ia berharap karya foto yang terpampang di pameran tersebut menjadi saksi bagaimana kedua negara bertumbuh dan maju. Melalui perjalanan mereka, kedua fotografer memberikan gambaran dalam karya foto mereka kesamaan dalam kehidupan sehari-hari orang-orang di Indonesia dan Meksiko. Pameran foto ini juga mencerminkan aspek kehidupan sehari-hari yang berbeda dari Indonesia dan Meksiko seperti tradisi, kehidupan wanita, anak-anak dan keluarga, serta daerah perkotaan dan pedesaan. (VOI/Rezha)