Berdasarkan Keputusan Presiden nomor 39, tanggal 15 September 2014 , setiap tanggal 29 Juni resmi menjadi Hari Keluarga Nasional ( Harganas ). Meskipun demikian, perayaan pertama kali Hari Keluarga Nasional sudah dilakukan 25 tahun sebelumnya di propinsi Lampung. Tahun ini, kota Manado, propinsi Sulawesi Utara menjadi penyelenggara peringatan Harganas ke 25 dari tanggal 2 – 7 Juli 2018. Tema peringatan tahun ini cukup menarik yaitu, Hari Keluarga: Hari Kita Semua dengan tagline Cinta Keluarga, Cinta Terencana.
Mengapa tanggal 29 Juni ini dipilih sebagai Hari Keluarga Nasional? Ada 2 sebab. Pertam,setelah melalui beberapa kali perundingan sesuai perjanjian Room Rojen tahun 1949, dalam sebuah pertemuan tanggal 22 Juni 1949, Belanda akhirnya dalam salah satu klausul akan mengembalikan kedaultan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat. Setelah perjanjian ini, sepekan kemudian, tanggal 29 Juni 1949, para pejuang yang pada masa perjuangan fisik terpisah, mulai kembali kepada keluarganya.
Kedua, tantangan yang dihadapi setelah Indonesia meraih kedaulatannya, tidak mudah. Angka perkawinan dini begitu tinggi sehingga berpengaruh langsung kepada peningkatan jumlah kelahiran di periode tahun 1950 sampai tahun 60 an. Memang peningkatan jumlah penduduk dapat mendorong laju pembangunan, namun jika tidak dikendalikan potensi itu malah menjadi beban. Oleh karena itu, sejak tanggal 29 Juni 1970 mulai digalakkan perencanaan dalam berkeluarga melalui Program Keluarga Berencana. Setelah program ini dilaksanakan secara resmi melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional di Era Orde Baru, jumlah penduduk Indonesia dapat dikendalikan.
Pada masa reformasi, sejak 1999, program ini sempat kurang mendapatkan perhatian, sehingga, terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan. Mulai ada kesadaran, untuk mengatur kembali perencanaan keluarga, melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ). Jika ditata secara baik, peningkatan jumlah penduduk, menjadi bonus demografi tahun 2030 yang dapat membuat Indonesia menempati posisi salah satu negara maju di dunia.
Kita tentu berharap, peringatan Hari Keluarga Nasional bukan sekedar upacara mengingat peran keluarga dalam pembangunan. Lebih dari itu, peringatan itu harus membuat keluarga harus menjadi salah satu motor dari pembangunan itu sendiri. Ini saatnya Keluarga juga harus menjadi pilar pembangunan dengan mengingatkan kaum muda, yang menjadi bagian dari keluarga, untuk lebih merencanakan masa depannya, masa depan Indonesia.
Konser Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Jepang digelar di Gedung Orkestra Sofia, Kota Sakai, Prefektur Osaka, Jepang (24/6). Konser ini menghadirkan kelompok musik anak-anak dan pelajar ternama dari kedua negara. The Resonanz Children's Choir (TRCC) dan Keluarga Paduan Angklung SMA 3 Bandung (KPA3) yang didatangkan langsung dari Indonesia bersama grup, Sakai Daiko dari Osaka dengan alat musik pukul tradisonal Jepang Taiko menghibur sekitar 750 penonton. Dalam konser, TRCC memukau penonton dengan olah vokal dan koreografi apik membawakan lagu-lagu Jepang seperti Sakura dan Sakura Yo, lagu-lagu tradisional Indonesia yakni Yamko Rambe Yamko, Bungong Jeumpa dan Janger hingga lagu-lagu mancanegara termasuk We Will Rock You dan Segalariak. Konsul Jenderal RI Osaka, Mirza Nurhidayat dalam sambutan pembukanya bersama Walikota Sakai dan Ketua Parlemen Daerah Kota Sakai mengatakan, Momentum 60 tahun hubungan diplomatik ini harus dapat kita optimalkan bersama untuk memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang di berbagai bidang. Perhelatan musik di Osaka ini diselenggarakan oleh KJRI Osaka berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Sakai, Prefektur Osaka serta didukung oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) dan kalangan entrepreneur Indonesia.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia-KJRI di Frankfurt Membuka Kursus Bahasa Indonesia
Konsulat Jenderal Republik Indonesia-KJRI di Frankfurt membuka kursus Bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Jerman. Seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa, KJRI Frankfurt pada tahun ini melaksanakan program kursus Bahasa Indonesia tingkat A2 di gedung KJRI Frankfurt. Kursus bahasa Indonesia di KJRI Frankfurt itu menggunakan buku Bahasa Indonesia bagi penutur asing "Sahabatku Indonesia" dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2016. Program kursus Bahasa Indonesia itu merupakan salah satu upaya KJRI Frankfurt untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada masyarakat Jerman. Pihak KJRI Frankfurt berharap ke depannya akan makin banyak masyarakat Jerman yang terarik untuk mengenal dan mendalami bahasa dan budaya Indonesia.
Kerja sama bilateral Indonesia-Prancis
Kerja sama bilateral Indonesia-Prancis dalam bidang sains, teknologi, pendidikan tinggi, riset dan inovasi adalah bagian dari kemitraan strategis kedua negara yang terbentuk tahun 2011. Berbagai bentuk implementasi dimaksud dibahas melalui forum Joint Working Group (JWG) bidang pendidikan, demi menjalin bentuk kerja sama operasional yang riil antara kedua negara. Forum JWG kini memasuki penyelenggaraan ke-10, yang berlangsung tanggal 26 hingga 28 Juni 2018 di Kota Poitiers, Prancis. Delegasi Pemerintah Indonesia dipimpin oleh Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi dari Kemristek Dikti RI, Dr. Patdono Suwignjo. Dalam sambutannya pada pembukaan forum, Dubes RI Paris Dr. Hotmangaradja Pandjaitan menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. JWG ini merupakan forum strategis untuk terus memperkuat kerja sama bidang pendidikan tinggi, riset, dan inovasi RI-Prancis. Ditambahkan pula, bahwa JWG menjadi cerminan komitmen kedua negara atas nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, toleransi dan keadilan, untuk pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan, baik politik, ekonomi, pertahanan keamanan, pendidikan, kebudayaan, dan lingkungan. Pengembangan hal ini dicermati Dubes RI Paris sebagai kunci partisipasi aktif kedua negara dan bagi tatanan dunia global. Pemerintah Indonesia terus mendukung dan memfasilitasi misi JWG sejak pertama kali diselenggarakan. Selain diskusi antar peneliti, terdapat pula sesi dialog korporat dan bisnis terkait transfer teknologi dan sains. Ini adalah salah satu jalan, agar kerjasama pendidikan, riset dan inovasi dapat memberikan manfaat ekonomi yang baik rakyat banyak.
Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan para diplomat perempuan dan para istri diplomat negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN Ladies Circle/ALC) di Beijing, China, Selasa. Hal itu dikatakan Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing, Listyowati. Pertemuan yang digelar di Wisma Duta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing itu dihadiri sekira 150 orang, termasuk para tokoh perempuan Indonesia di China. Oleh sebab itu, ia mengemukakan, kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan untuk mempromosikan seni, budaya dan kuliner Nusantara.
Acara tersebut juga menjadi ajang pameran beberapa lukisan karya Sih Elsiwi Handayani Oratmangun, istri Djauhari Oratmangun, Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia . Beberapa karya lukisnya menjadi motif busana yang diperagakan dalam acara tersebut dan aksesoris lainnya. Seusai acara inti para tamu undangan menikmati makanan khas Nusantara mulai dari kue pukis, lapis legit, risoles, kue lumpur, hingga nasi goreng, soto ayam, gado-gado, dan sate ayam. Sebelum acara berakhir, para peserta ALC diajak menari poco-poco bersama di rumah dinas Dubes RI tersebut. Antara
Presiden Joko Widodo meminta agar pengamanan terhadap 15.000 delegasi peserta pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) 2018 dari 189 negara di Bali pada Oktober 2018 terjamin. Hal itu disampaikan dalam Rapat Terbatas dengan topik Perkembangan Persiapan Pertemuan Tahunan International Monetary Fund-World Bank Tahun 2018 di Kantor Presiden Jakarta, Selasa. Ia mengatakan waktu pelaksanaan pertemuan IMF-WB 2018 semakin dekat yakni Oktober 2018.
Presiden Jokowi sekaligus menginginkan agar jika ada hambatan dan kendala di lapangan terkait persiapan acara tersebut diharapkan akan dapat diselesaikan sesegera mungkin. Hadir dalam rapat terbatas itu di antaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menkopolhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Menkes Nila F Moeloek, Menkeu Sri Mulyani, dan Menhub Budi Karya Sumadi. Antara