Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) kembali melepasliarkan lima individu orangutan di Hutan Kehje Sewen, Kutai Timur (Kutim), Senin (25/6/2018). CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite mengatakan, pelepasliaran orangutan ini bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Dikatakannya, lima individu orangutan yang dilepasliarkan adalah hasil proses rehabilitasi di Samboja Lestari, terdiri dari satu jantan yaitu Julien (7 tahun), dan empat betina yaitu Erina (8), Cheryl (7), Nicola (13), dan Choki (7). Kelimanya akan diberangkatkan dari Samboja Lestari langsung ke titik-titik pelepasliaran di Hutan Kehje Sewen yang berjarak 20 jam perjalanan. Kelima orangutan ini dinilai telah memiliki keterampilan dan perilaku yang memenuhi syarat agar bisa hidup mandiri di hutan.
Jamartin Sihite mengatakan, pelepasliaran ini adalah yang keenam belas kalinya dilaksanakan oleh Yayasan BOS, bekerja sama dengan BKSDA Kaltim. Menurutnya, hutan yang menjadi rumah baru bagi lima individu orangutan tersebut merupakan kawasan hutan restorasi ekosistem seluas lebih dari 86 ribu hektar di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur. Hutan tersebut telah menampung 86 individu orangutan hasil pelepasliaran. Dikatakannya, kegiatan pelepasliaran yang secara rutin dilaksanakan oleh Yayasan BOS secara nyata berhasil meningkatkan populasi orangutan di alam liar. Namun di sisi lain, ini mendorong daya tampung hutan pelepasliaran mendekati batasnya. Bahkan, survey yang dilakukan Yayasan BOS di Hutan Kehje Sewen menunjukkan, bahwa hutan ini sanggup menampung 150 orangutan, sementara kini populasinya mencapai 91 orangutan. Kondisi ini mendorong Yayasan BOS untuk terus mencari kawasan hutan alternatif yang memenuhi syarat untuk pelepasliaran orangutan di masa yang akan datang.
Jamartin Sihite menambahkan, masih ada ratusan orangutan di Samboja Lestari menanti dilepasliarkan, namun kapasitas hutan pelepasliaran masih kurang. Oleh sebab itu Yayasan Borneo Orangutan Survival BOS meminta dukungan masyarakat, pemerintah daerah, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menambah areal pelepasliaran di Kalimantan Timur. Jamartin mengatakan, manusia sangat membutuhkan berbagai jasa lingkungan dari hutan, yaitu air dan udara bersih, berbagai hasil hutan, serta iklim yang teregulasi dengan baik. Sementara itu Orangutan menjaga kualitas hutan. Oleh sebab itu keberadaan mereka sangat penting bagi manusia.
Pada hari Rabu besok, 27 Juni 2018, sebanyak 11 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota akan menggelar Pemlihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di seluruh Indonesia. Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) persiapan penyelenggaraan Pilkada hingga saat ini sudah cukup baik. Ketua Komisi Pemilhan Umum Arief Budiman bahkan mengklaim bahwa hingga 2 hari lalu tidak ada laporan terkait hal-hal yang mengganggu rencana pelaksanaan perhelatan akbar ini.
Untuk mempersiapkan Pilkada yang lancar, aman serta netral, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memimpin rapat koordinasi yang diikuti Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ketua Badan Pengawas Pemilu, Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian beberapa hari lalu.
Walaupun semua persiapan penyelenggaraan termasuk keamanan sudah dilakukan, masyarakat dan pemerintah tetap tidak boleh lengah. Semua pihak tetap harus waspada. Pihak-pihak yang diduga dikhawatirkan melakukan tindakan teror, harus diawasi terus menerus. Salah satunya, adalah Pengawasan terhadap mereka yang tidak puas atas keputusan vonis mati Aman Abdurrahman, pemimpin Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS juga harus diperketat. Tak memberi mereka celah untuk menyasar sejumlah wilayah yang akan menggelar pemilihan kepala daerah. Khususnya wilayah yang masyarakatnya terdiri dari beragam suku atau ras.
Beberapa hari lalu, pihak Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap beberapa orang yang diduga memiliki kaitan dengan JAD Bogor dan ditengarai akan melakukan teror saat Pilkada di Jawa Barat.
Pihak Detasemen Khusus 88 Antiteror terpaksa melakukan tindakan tegas dan terukur, karena dalam proses penyergapan terduga teroris mencoba melawan.
Kasus tersebut menunjukkan bahwa ancaman teroris saat penyelenggaraan Pilkada tetap ada. Untuk itu, kerja sama masyarakat dengan pihak keamanan harus ditingkatkan, demi terselenggaranya Pemilihan Kepala Daerah yang lancar, aman dan jujur.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono melaksanakan pertemuan The 6th Strategic Dialogue Indonesia-Jepang di Jakarta, Senin (25/06/2018).Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Menteri Luar Negeri Taro Kono ke Indonesia. Selain unsur Kementerian Luar Negeri, wakil Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Maritim dan Kementerian Kelautan dan Perikanan turut berpartisipasi sebagai delegasi RI.Pertemuan dilaksanakan bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Jepang. Pertemuan ini bertujuan untuk tingkatkan kerja sama bilateral antara lain di bidang politik dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi, people to people contact, serta penjajakan peluang kerja sama strategis kedua negara.Selain isu bilateral, kedua Menteri Luar Negeri (Menlu) juga membahas isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian kedua negara.Kedua Menlu telah mengidentifikasi kerja sama strategis yang diwujudkan melalui pengembangan kerja sama bilateral.Jepang merupakan mitra kerja sama strategis bagi Indonesia dan kedua Menlu sepakat akan pentingnya peningkatan kerja sama di bidang investasi, khususnya di bidang infrastruktur.
Terkait kerja sama perubahan iklim, kedua Menlu menyambut kerja sama Joint Crediting Mechanism (JCM) yang telah terjalin selama ini, dan sepakat bahwa implementasi kerja sama tersebut harus dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan kapasitas Indonesia dalam penanganan dampak perubahan iklim. Dalam pertemuan tersebut, kedua Menlu menyambut baik perkembangan positif di Semenanjung Korea, yang diharapkan mampu membawa perdamaian dan stabilitas kawasan.
Turis Polandia Semakin Ramaikan Pasar Wisatawan Indonesia.
Wakil Menteri Luar Negeri RI, A. M. Fachir, turut menyambut kedatangan 252 penumpang pesawat LOT Polish Airlines di Denpasar, Bali (25/6/2018).M. Fachir mengapresiasi adanya keberlanjutan penerbangan charter dari Polandia ke Indonesia sebagai bentuk dari peningkatan kerjasama people-to-people contacts, khususnya di bidang pariwisata.Wamenlu RI meyakini para turis Polandia akan menikmati berbagai atraksi pariwisata yang dimiliki Indonesia, terutama wisata kepulauan/maritim dan keragaman budaya.Secara khusus, Wamenlu menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Panorama Tour dan Rainbow Tour yang telah banyak berperan dalam merealisasikan kerja sama kunjungan wisatawan dengan memanfaatkan pesawat charter LOT Polish Airlines.Wamenlu menambahkan kerja sama kunjungan wisatawan Polandia dengan pesawat charter bisa menjadi model rujukan untuk mengembangkan kerja sama serupa dengan negara lain.
KBRI Kairo Terus Pantau Situasi di Mesir, dan Keadaan Darurat Diperpanjang.
Pemerintah Mesir secara resmi memperpanjang keadaan darurat setelah Parlemen menyetujui keputusan Presiden Abdel Fattah el Sisi untuk memberlakukan keadaan darurat selama tiga bulan kedepan. Perpanjangan kondisi darurat pertama kali diberlakukan pada bulan Oktober tahun 2017 dan terus dipepanjang pada bulan Januari dan April lalu.Penambahan masa keadaan darurat di Mesir kedepan akan dimulai pada tanggal 14 Juli 2018. Pernyataan resmi Pemerintah Mesir menyebutkan, Angkatan bersenjata dan polisi harus menjaga keamanan diseluruh negeri, untuk melindungi properti publik dan swasta dan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna memerangi terorisme.
Pemerintah Indonesia melalui KBRI Kairo mengaku terus memantau kondisi dan situasi di Mesir.Atase Pertahanan KBRI Kairo, Kolonel Laut Kemas Muhammad Ikhwan Madani, menjelaskan, penambahan masa darurat merupakan kebijakan Pemerintah setempat yang dilakukan berdasarkan assessment terhadap kondisi aktual untuk menjaga stabilitas keamanan dalam negeri.Kemas Muhammad Ikhwan di Kairo, Senin (25/6/2018) mengatakan, pihaknya terus memonitor situasi di Mesir.Dengan perpanjangan masa darurat ini, salah satu dampaknya untuk Indonesia mungkin lebih ke sikap represif aparat serta lebih ketatnya sistem pengamanan terutama di beberapa wilayah kritis termasuk akses ke Jalur Gaza.
“Jadikanlah karya-karya seni, sebagai sumber inspirasi pemersatu bangsa, pemersatu suku-suku yang ada dari bangsa ini. Jadikan seni, sebagai sumber energi peradaban bangsa.” Itulah pesan yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko WIdodo, saat menutup kuliah umum di Kampus Institut Seni Indonesia, Denpasar, pada Sabtu lalu. Secara khusus Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan itu dalam kuliah umumnya yang bertema “Pemajuan Kesenian Nusantara dalam Menjaga Kebhinekaan dan Persatuan Indonesia”.
Paparan mengenai kesenian itu disampaikan dalam rangka Pesta Kesenian Bali ke 40, yang rencananya akan digelar selama satu bulan dengan menampilkan aneka kesenian, termasuk dari mancanegara. Namun, ada pesan lebih mendalam, yaitu agar bangsa Indonesia terus menggali, menjaga dan mengembangkan kesenian.
Bangsa Indonesia yang memiliki 714 suku yang beragam, pastinya memiliki kesenian yang berlipat jumlahnya. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 2015, ada lebih dari 5.700 kesenian dari berbagai jenis. Sayangnya di seluruh Indonesia, paling tidak ada 58 kesenian tari dan 33 kesenian musik yang hampir punah. Bahkan masih banyak lagi jenis kesenian daerah, yang dikhawatirkan akan berkurang jumlahnya.
Hilangnya kesenian Indonesia, tentu akan mengurangi ciri Bangsa Indonesia. Di Indonesia yang begitu luas, setiap daerah memiliki kesenian yang menjadi ciri khasnya. Keberagaman ini adalah salah satu kelebihan bangsa Indonesia, yang tidak dimiliki bangsa lain dan merupakan potensi untuk dikembangkan menjadi daya tarik. Bukan hanya karena memiliki nilai budaya, namun juga karena adanya nilai ekonomi kreatif.
Upaya pemajuan kesenian Nusantara tidak semata menjadi tugas pemerintah. Pelaku seni, siswa atau mahasiswa dan pengajar sekolah khusus kesenian, tentu diharapkan untuk menghasilkan karya seni, dengan menggali kekayaan budaya bangsa serta memperkuat kearifan lokal.
Hendaknya, lebih banyak lagi kesempatan dan fasilitas diberikan kepada berbagai kelompok, untuk menampilkan karya seni mereka. Perlu ada kerjasama dengan banyak pihak, untuk lebih mempromosikan kesenian Indonesia. Seperti misalnya, dengan mendaftarkan lebih banyak lagi kesenian Indonesia di Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB - UNESCO. Dengan demikian, rasa memiliki bukan hanya ada pada suku bangsa tertentu, tetapi dipunyai oleh seluruh bangsa Indonesia. Sehingga pada gilirannya, karya seni menjadi jati diri bangsa Indonesia.