Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri berpendapat jumlah atau angka tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia masih tergolong proporsional pascapenerbitan Peraturan Presiden –Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan TKA. Jadi lapangan kerja yang tersedia jauh lebih banyak dibandingkan yang dimasuki oleh TKA tersebut. Menteri Hanif di Jakarta, Kamis meminta semua pihak tidak perlu khawatir dengan maraknya isu TKA. Menurut dia, terbitnya Perpres tidak akan berdampak makin besarnya jumlah TKA di Indonesia sebab Perpres Nomor 20 Tahun 2018 hanya mempercepat proses izin penggunaan TKA menjadi lebih efisien. Menurut Hanif jumlah tenaga kerja asing di Indonesia masih sangat wajar dibandingkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 263 juta jiwa. Peraturan Presiden tenaga kerja asing menurutnya hanya mengatur kemudahan pada sisi prosedur dan birokrasi masuknya TKA, bukan membebaskannya sama sekali. antara
Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan, dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo Komunitas Muslim Fashion menawarkan program konkrit membawa dunia ke Indonesia untuk busana muslim. Sudah dikenal Milan dengan 'ready to wear', Amerika dengan 'sportwear', Tokyo dengan kontemporer, London dengan 'streetwear', dan Indonesia nanti dapat dikenal dengan 'muslimwear'. Hal tersebut dikatakan Ali Charisma bersama Komunitas Muslim Fashion usai diterima Presiden di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis. Dengan mengusung itu, menurut Ali Charisma, nantinya tidak membawa pelaku usaha ke luar negeri, tapi membawa pelaku usaha Internasional ke dalam negeri. Menurut Ali Charisma, Indonesia cocok dengan pangsa pasar seluruh dunia karena busana Muslim Indonesia sangat beragam. Namun, Ali Charisma mengingatkan masih ada pekerjaan rumah untuk menaikan standar dan inovasi produk menjadi berstandar Internasional. antara
Kondisi bertetangga antara Korea Utara dan Korea Selatan sangatlah rentan. Betapa tidak, sejak ditandatanganinya persetujuan gencatan senjata oleh Amerika Serikat, China, dan Korea Utara pada 1953, Perang Korea belum benar-benar berakhir. Pihak Korea Selatan pun hingga kini belum menjadi bagian dari kesepakatan tersebut. Hubungan kedua Korea tidak membaik bahkan terus berlanjut sampai berakhirnya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Perang seakan dapat setiap saat kembali berkecamuk. Dan ini tentunya akan berdampak pada kerusakan dan jumlah korban yang tidak sedikit.
Berbagai upaya damai juga terus dipayakan baik oleh Korea Utara maupun Korea Selatan serta negara-negara pendukung lainnya. Namun umumnya menemui jalan buntu karena masing-masing bertahan pada sikap enggan mengalah. Meski demikian, optimisme haruslah tetap dihidupkan, bahwa Perdamaian cepat atau lambat, akan terwujud di sana. Harapan besar disematkan pada pertemuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In pada hari ini, Jumat 27 April. Ini sebagai langkah awal dari Konferensi Tingkat Tinggi Amerika Serikat, Korea Selatan dan Korea Utara yang rencananya akan digelar satu bulan ke depan. Semoga pertemuan ini bukan lagi sekadar penanda adanya upaya damai seperti yang sudah-sudah. Melainkan sebagai peletak kesepakatan damai yang sebenarnya.
Tanda-tanda positif sebenarnya sudah coba diperlihatkan oleh Korea Utara dan Korea Selatan. Antara lain dapat dilihat dari sikap Korea Utara yang menegaskan pembekuan program nuklirnya. Di pihak lain, Korea Selatan pun menghentikan siaran propaganda berpengeras suara di perbatasan. Dua hal yang cukup mendapat apresiasi dari banyak pihak.
Memang, ada juga negara yang mempertanyakan keseriusan Korea Utara. Mengingat usulan denuklirisasi Semenanjung Korea secara halus berarti menginginkan kekuatan Amerika Serikat juga harus angkat kaki dari wilayah itu.
Terlepas dari berbagai pandangan yang berkembang, kedua belah pihak harus benar-benar mendengarkan suara rakyat yang umumnya menginginkan perdamaian. Bahkan tidak sedikit yang menghendaki penyatuan kedua negara.
Sementara, komunitas internasional mengharapkan segera terwujudnya perdamaian yang permanen. Perlu diingat bahwa pihak-pihak yang terlibat konflik semenanjung Korea punya kemampuan senjata pemusnah massal. Jika masing-masing tidak menahan diri, perang akan meletus dan korbannya bukan hanya Semenanjung Korea.
MenggenjotIndustri Otomotif Agar Berorientasi Ekspor.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas ekspor perdana Mitsubishi Xpander rakitan Indonesia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/4). Pada peresmian ekspor tersebut Jokowi didampingi oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Dalam laporannya menteri Hartarto mengatakan, Filipina bakal menjadi negara tujuan ekspor pertama mobil jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) yang diproduksi di Cikarang tersebut. Pada tahap awal ini, ada 420 Xpander yang diekspor ke Filipina. Menurut Airlangga, Xpander dirakit di pabrik yang modern. Ditargetkan, sepanjang 2018 akan ada 30 ribu unit Xpander rakitan Indonesia yang diekspor ke luar negeri.
Menteri Airlangga Hartarto menjelaskan peningkatan dan perkembangan dari industri otomotif di Indonesia akan memberikan pengaruh besar bagi kegiatan sektor ekonomi lainnya. Dalam kesempatan itu, Menteri Perindustrian menyebutkan, beberapa capaian positif dari kinerja industri otomotif Indoneisa, antara lain adalah total ekspor kendaraan dalam keadaan utuh (completely build up/CBU) pada tahun 2017 sebesar 231 ribu unit atau mengalami peningkatan 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Ia juga menjelaskan ekspor dalam bentuk komponen mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan mencapai 1200 persen dari tahun 2016 ke 2017, sehingga jumlahnya menjadi 81 juta buah komponen. Untuk itu, Menteri Perindustrian memberikan apresiasi kepada industri otomotif yang telah melakukan ekspor seperti PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI).
Mengutip siaran pers Kementerian Perindustrian, pada tahap awal ini, MMKI mengapalkan sebanyak 400 unit Xpander setir kiri untuk pasar Filipina, dari total pesanan di negara tersebut yang mencapai 21.000 unit sepanjang tahun 2018. MMKI menargetkan, akan menembus angka 30.000 unit untuk ekspor Xpander ke sejumlah negara, termasuk Filipina, pada tahun ini. Tujuan negara ekspor lainnya, yaitu Thailand sebanyak 6.000 unit, Vietnam 1.000 unit, negara-negara di Timur Tengah mencapai 500 unit, ke kawasan Asia Selatan, Afrika dan Amerika Selatan sekitar 1000 unit, serta 500 unit untuk negara Asean lainnya.
Sementara itu dalam sambutannya Presiden Joko Widodo bangga PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia bisa mengekspor mobil Mitsubishi Xpander ke mancanegara. Presiden Jokowi menegaskan, meski Mitsubishi Xpander brand asal Jepang, perakitannya dilakukan di Cikarang, Bekasi, oleh tenaga kerja lokal. Presiden Jokowi mengatakan, ekspor dan investasi adalah kunci penting untuk kemajuan ekonomi Indonesia, terutama investasi dan ekspor untuk yang non-sumber daya alam. Pemerintah berharap, dengan adanya pertumbuhan ekonomi akan menekan ketimpangan, kesenjangan, dan kemiskinan. Oleh karena itu, Presiden Jokowi memastikan ke depannya Indonesia akan terus mendorong kemudahan berinvestasi yang yang berorientasi ekspor. Pada tahun 2017, kata Jokowi, ekspor tumbuh 16,2 persen dengan surplus perdagangan mencapai 11,8 miliar dollar AS. Namun Presiden ingin terus mendorong agar ekspor melompat lebih maju lagi.