Indonesia dan Malaysia sepakat bekerja sama membangun kembali pariwisata dan ekonomi kreatif di masing-masing yang terpukul akibat pandemi COVID-19. Salah satunya dengan membangun koridor perjalanan wisata bersama. Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nia Niscaya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara, Sabtu (20/6) mengatakan, Malaysia merupakan salah satu mitra penting bagi pariwisata Indonesia. Malaysia selama ini menjadi salah satu negara penyumbang wisatawan mancanegara terbesar ke Indonesia.
Tercatat pada 2019 sebanyak 2,09 juta wisatawan asal Malaysia berkunjung ke Indonesia. Hal itu dikatakan Nia Niscaya saat menjadi pembicara tamu dalam Talkshow Network Industry Travel bersama Menteri Pariwisata, Seni & Budaya Malaysia Dato' Sri Nancy Shukri dengan topik "Regional Tourism Collaborative Opportunities Post COVID-19", Jumat (19/6) malam.
Menurut Nia Niscaya, COVID-19 membawa perubahan mendasar bagi wisatawan dalam melakukan bepergian ke depannya. Untuk bepergian antarnegara, wisatawan akan cenderung lebih memilih bepergian dalam perjalanan dengan waktu yang tidak terlalu lama. Oleh sebab itu Malaysia menjadi salah satu mitra potensial untuk dapat kembali menumbuhkan perjalanan wisatawan antarnegara.
Nia Niscaya menjelaskan, kerja sama yang bisa dijalankan adalah bagaimana mendapatkan kepercayaan dunia bahwa kedua negara ini telah berhasil mengontrol penyebaran virus corona dan sepakat untuk menciptakan sebuah koridor perjalanan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyiapkan handbook atau buku petunjuk yang mengacu kepada standar global sebagai panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Buku petunjuk ini merupakan turunan yang lebih detil dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan masukan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Menurut Nia Niscaya, diterapkannya protokol ini dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Hal ini sangat penting karena kepercayaan adalah kunci dalam percepatan pemulihan.
Hal senada dikatakan Menteri Pariwisata, Seni & Budaya Malaysia Dato' Sri Nancy Shukri. Ia mengungkapkan, Malaysia sangat menikmati hubungan kerja sama yang terjalin dengan Indonesia selama ini. Menurutnya, Indonesia dan Malaysia harus dapat meningkatkan kerja sama untuk dapat meningkatkan sektor pariwisata ke depan. Sektor pariwisata harus dapat beradaptasi dengan baik untuk dapat meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan agar dapat melakukan perjalanan, tinggal lebih lama ke banyak destinasi.
Pandemi Covid-19 telah mengganggu perekonomian hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini pun diperkirakan merosot hingga minus 3,8 persen. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi 11 DPR RI, Jakarta, Senin (22/6) menuturkan, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan guna merespons dampak pandemi. Jika momentum bisa dijaga, maka diharapkan pemulihan ekonomi akan mulai terlihat pada kuartal ketiga dan kuartal keempat tahun ini. Dia menambahkan, pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif sekitar 1,4 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Namun, pemerintah juga menyiapkan skenario ekonomi Indonesia jatuh hingga minus 1,6 persen pada periode tersebut. Menurut Menteri Sri Mulyani, jika laju perekonomian mencapai proyeksi minus, maka Indonesia akan mengalami resesi ekonomi.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam rapat yang sama menyatakan bahwa dia optimistis ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini, sehingga diperkirakan akan membawa pengaruh positif untuk tahun 2021. Alasannya, ada beberapa indikator yang mendorong pemulihan ekonomi. Salah satunya yang paling berperan adalah relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlaku di sejumlah daerah, khususnya di DKI Jakarta. Selain itu, ada stimulus fiskal dari pemerintah dan moneter dari Bank Indonesia, terutama untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -UMKM.
Indikator lain adalah arus modal asing masuk ke Indonesia yang semakin besar. Investasi portofolio hingga 15 Juni 2020 sudah mencapai 7,3 miliar dolar AS sehingga cadangan devisa juga meningkat menjadi 130,5 miliar dolar AS. Dengan indikator itu, Gubernur Perry Warjiyo optimistis pada tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali naik pada rentang positif yakni pada kisaran 5-6 persen.
Lembaga-lembaga internasional seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional -IMF dan Bank pembangunan Asia -ADB juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 2 hingga 5 persen.
Optimisme tersebut memberi harapan kepada masyarakat Indonesia yang menginginkan situasi ekonomi mereka sendiri cepat pulih. Untuk itu, mereka harus mendukung upaya pemerintah untuk mencapai hal itu.
Seraya pemerintah semakin melebarkan pintu untuk kegiatan ekonomi, protokol kesehatan menuju tatanan normal baru juga telah ditetapkan. Masyarakat Indonesia harus patuh terhadap protokol kesehatan untuk menghindari kemungkinan gelombang kedua penyebaran Covid-19, yang dapat membuat Indonesia jatuh ke dalam resesi ekonomi. Jika hal itu terjadi, pemulihan ekonomi akan makan waktu lebih lama dan korban akan berjatuhan lebih banyak.
Indonesia dan Tiongkok selenggarakan pertemuan virtual Tingkat Pejabat Tinggi pada Kamis, 18 Juni 2020. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya dan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok, Luo Zhaohui sebagai co-chairs. Pertemuan ini memanfaatkan momentum peringatan 70 tahun hubungan bilateral kedua negara.
Seperti dikutip laman kemlu.go.id ( 18/6) pertemuan membahas berbagai kerja sama, baik di tataran bilateral, regional dan global. Penanganan dampak pandemi Covid-19 dan langkah persiapan menghadapi paska pandemi merupakan prioritas bahasan dalam pertemuan. Sejak awal merebaknya pandemi, kedua negara telah bekerja sama secara erat, dalam bentuk pengiriman bantuan seperti APD, testing kit dan peralatan medis lainnya. Saat ini, industri farmasi kedua negara tengah menjalin kerja sama dalam memproduksi vaksin, yang akan segera memasuki uji klinis tahap tiga di Indonesia.
Selain penanganan pandemi, sejumlah agenda penting turut dibahas, antara lain penguatan kerja sama perdagangan, investasi dan keuangan; rencana kerja sama fast track lane – travel corridor; peningkatan kolaborasi dalam kerangka Poros Maritim Dunia dan Belt and Road Initiative; serta keberlanjutan dan penguatan interaksi mekanisme bilateral di berbagai level.
Pada tataran regional dan global, kedua delegasi mendiskusikan upaya penguatan kolaborasi dalam kerangka kerja sama ASEAN-RRT, penyelesaian Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP dan berbagai kerja sama lainnya.
Isu perlindungan warga Negara Indonesia – WNI menjadi salah satu topik diskusi, yaitu tindak lanjut penanganan dan penyelesaian kasus anak buah kapal - ABK WNI yang bekerja di kapal ikan Tiongkok dan isu kekonsuleran lainnya. Indonesia mendorong kerja sama hukum kedua negara dalam penanganan kasus ABK tersebut, serta tata kelola penempatan ABK WNI di kapal ikan Tiongkok.
Pertemuan bilateral virtual ini merupakan bentuk komitmen kedua negara untuk terus menjalin komunikasi secara terbuka dalam rangka peningkatan kerja sama bilateral yang semakin erat, serta dalam menyelesaikan isu-isu yang menjadi kepentingan kedua negara.
Australia memberikan bantuan 4,9 juta dolar Australia atau setara 48 miliar rupiah kepada UNICEF untuk membantu upaya pemulihan Indonesia akibat pandemi Covid-19. Hal itu merupakan bagian dari komitmen Australia dalam hal kerja sama dengan Indonesia dan mitra kesehatan internasional untuk menghadapi tantangan ini. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan, dalam siaran persnya, Senin (22/6) mengatakan, UNICEF adalah mitra utama bagi Australia dan Indonesia.
Dengan pendanaan baru ini, UNICEF dan Indonesia akan bekerja sama menyediakan layanan kesehatan utama di masyarakat, memperkuat sistem kesehatan, memperbaiki pengelolaan air, sanitasi dan kebersihan, memasok bahan-bahan pokok dan memastikan bahwa perempuan, anak-anak dan masyarakat rentan mendapatkan perbaikan nutrisi. (antara)