Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menegaskan, permasalahan sampah harus ditangani dari hulu ke hilir dan perlu adanya kesadaran masyarakat akan hal itu. Alue Dohong dalam konferensi pers daring yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (16/6) mengatakan, pencemaran Daerah Aliran Sungai Citarum terjadi akibat tidak optimalnya penerapan pengelolaan sampah, pengangkutan sampah yang tidak dilakukan setiap hari, kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan rendahnya kepedulian masyarakat di sekitar Sungai Citarum dan/atau pengunjung/ wisatawan dalam menjaga kebersihan.
Wamen menegaskan bahwa berapapun besar investasi untuk pengelolaan dan pengendalian sampah harus disertai dengan kesadaran berbagai pihak tentang pengelolaan sampah. Jika hal itu tidak dilakukan, maka akan semakin besar pula investasi untuk hal tersebut.
Padahal, jika sudah ada kesadaran akan permasalahan sampah maka investasi itu bisa disalurkan untuk kepentingan publik lainnya. Oleh karena itu, penanganannya harus hulu hilir. Tidak hanya mengandalkan bagian hilirnya saja.
Permasalahan sampah di Daerah Aliran Sungai Citarum menjadi perhatian karena menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbunan sampah yang masuk ke Daerah Aliran Sungai itu sekitar 500.000 ton per tahun atau sekitar 1.300 ton per hari pada 2018.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah memberikan dukungan bantuan fasilitas pengelolaan sampah kepada lima pemerintah daerah yang berada di Daerah Aliran Sungai Citarum, yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang dan Kabupaten Bekasi.
Fasilitas berupa pusat daur ulang, bank sampah induk dan biodigister itu diharapkan dapat membantu pemda dalam proses pengelolaan sampah untuk mengurangi jumlah sampah.
Pemerintah sendiri mengamanatkan target pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah 70 persen pada Tahun 2025, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Tommy Kaihatu menyebut, kabar penemuan kombinasi obat COVID-19 oleh Universitas Airlangga (Unair) mendorong ekonomi nasional mulai bergairah, karena mampu membangkitkan psikologi pasar. Hal itu dikatakanTommy yang di Kadin Jatim menjabat Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri, Rabu. Ia mengakui, struktur ekonomi nasional selama pandemi COVID-19 masih lebih baik dibanding beberapa negara yang mengalami hal serupa, hal ini karena gotong royong atau keguyuban masyarakat yang terjalin selama berlangsungnya kasus tersebut.
Ia mengatakan, Struktur ekonomi Indonesia sebenarnya tidak terlalu terguncang. Ini terlihat dari kian menguatnya rupiah di pasar global. Ia mengakui, di saat negara lain mengalami kontraksi pertumbuhan di kuartal pertama 2020, ekonomi Indonesia ternyata masih mampu tumbuh walaupun hanya sekitar 2,97 persen dan Jatim tumbuh sebesar 3 persen. Antara
Korea Utara (Korut) mengatakan akan mendirikan kembali pos jaga dan melanjutkan latihan militer di daerah-daerah garis depan, Rabu (17/6). Negara ini pun akan membatalkan kesepakatan penting pengurangan ketegangan yang dicapai dengan Korea Selatan (Korsel) selama dua tahun lalu. Pengumuman itu dikeluarkan sehari setelah Korut menghancurkan kantor penghubung antar-Korea.
Pembongkaran itu adalah tindakan paling provokatif sejak Korut memasuki pembicaraan nuklir pada 2018. Staf Umum Korut mengatakan, unit-unit militer akan dikerahkan ke resor Gunung Diamond dan kompleks industri Kaesong, kedua wilayah di utara perbatasan yang dijaga ketat. Situs-situs itu dulunya merupakan simbol kerja sama antar-Korea dan telah ditutup selama bertahun-tahun karena perselisihan antar-Korea dan sanksi ekonomi karena program nuklirnya.Korut mengatakan akan melanjutkan latihan militer dan membangun kembali pos penjagaan di daerah perbatasan. Repb
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menginginkan berbagai budi daya kelautan dan perikanan di lahan-lahan yang digarap secara tradisional dapat ditingkatkan produktivitasnya. Hal itu dikatakan Menteri Edhy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu. Menurut dia, perikanan budi daya di Indonesia masih belum tergarap optimal, baik dari sisi pengelolaan maupun hasilnya, khususnya lahan-lahan budi daya yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat.
Melihat dari kondisi tersebut, Menteri Edhy menginginkan tambak-tambak di Indonesia dikelola secara modern dengan lahan yang tak begitu luas, namun hasil produksinya lebih banyak. Ia berpendapat penggunaan lahan yang lebih sedikit namun hasil panennya lebih banyak, akan mendorong keberlanjutan.Selain itu, menurut dia, sisa lahan dapat dipakai untuk menanam mangrove dan pohon vegetasi pantai sehingga kondisi alam tetap terjaga. Antara