Pemerintah Indonesia berkomitmen melanjutkan program Kartu Prakerja yang telah berjalan sebelas gelombang di tahun 2020. Pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang 12 pun mulai dibuka Selasa (23/2/2021). Untuk pelaksanaannya tahun ini telah disiapkan anggaran sebesar Rp 20 triliun. Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan anggaran awal pada APBN 2021, yang sebesar Rp 10 triliun. Program Kartu Prakerja dibuka pertama kalinya pada 11 April 2020. Pemerintah menargetkan jumlah peserta yang mengikuti program tersebut 5,6 juta orang.
Pada awalnya pemerintah berencana memberikan pelatihan secara langsung (offline) untuk para peserta program. Mereka akan mendapatkan fasilitas pelatihan gratis dan uang saku selama pelatihan. Namun, pandemi corona mengubah segalanya. Pemerintah kemudian memanfaatkan program ini menjadi salah satu bantuan sosial bagi masyarakat, khususnya korban PHK yang terdampak pandemi
Skema dan jumlah anggaran pun otomatis berubah. Sebagian anggaran biaya pelatihan dialihkan untuk insentif kepada peserta dengan jumlah lebih besar dari rencana semula. Dengan demikian, anggaran program Kartu Prakerja meningkat tajam hingga dua kali lipat.
Setelah setahun berjalan, tentu ada hal yang menjadi perhatian dan perlu diperbaiki terkait program Kartu Prakerja ini. Mulai soal penunjukan mitra pelatihan Prakerja yang dianggap kurang transparan, hingga materi pelatihannya yang dinilai terlalu sederhana. Namun sebagai salah satu program pemulihan ekonomi dari pandemi Covid, program Kartu Prakerja tentunya juga memiliki manfaat tersendiri. Pemerintah mengatakan mereka yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19 akan menjadi target program Kartu Prakerja. Namun sayangnya, seleksi peserta terbukti masih kurang cermat sehingg banyak yang tidak tepat sasaran. Mereka yang masih memiliki pekerjaan ada yang berhasil mendapat bantuan. Sedangkan yang menganggur justru belum terjangkau program ini.
Diharapkan, program yang dilanjutkan pelaksanaannya tahun ini bisa berjalan dengan perbaikan-perbaikan sehingga lebih maksimal dan tepat sasaran. Untuk itu, perlu adanya pantauan bersama dari masyarakat.
VOI NEWS Air Tiga Rasa Rejenu merupakan satu diantara obyek wisata di Kabupaten Kudus yang mempunyai keunikan. Obyek wisata Air Tiga Rasa Rejenu yang terletak di Desa Japan Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dipercaya memiliki berbagai manfaat dan khasiat kesehatan. Lokasi obyek wisata Air Tiga Rasa atau yang dikenal dengan Air Tiga Rasa Rejenu itu terletak di kompleks Makam Syaikh Syadzali. Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung cukup menempuh jarak sekitar 20 km dari pusat kota Kudus atau sekitar 3 km dari makam Sunan Muria. Setelah sampai di Desa Japan, wisatawan yang mengendarai roda empat bisa parkir di lokasi yang disediakan dan meneruskan perjalanan sekitar 2 km dengan ojek.
Menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat setempat, air dari Air Tiga Rasa Rejenu ini mempunyai rasa dan khasiat yang berbeda. Yang pertama ini memiliki rasa yang sedikit asam, sumber air ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sumber air yang kedua memiliki rasa seperti minuman bersoda pada umumnya. Khasiat dari sumber air yang kedua ini adalah bisa menambah rasa percaya diri dalam diri pengunjung yang meminumnya. Sedangkan sumber mata air ketiga memiliki rasa yang menyengat seolah seperti minuman keras. Air dari sumber mata air ketiga ini berkhasiat dapat memperlancar rejeki. Tetapi ketika tiga air tersebut dicampurkan akan menghasilkan air yang tawar rasanya.
Meskipun objek wisata ini berada di tengah hutan dan di puncak bukit Gunung Muria, yang belum mempunyai aliran listrik, tetapi pengunjung masih dapat menikmati berbagai fasilitas yang tersedia, misalnya, ojek bagi yang tidak mau berjalan kaki, warung makan yang buka 24 jam, kamar penginapan sederhana, musholla, dan kamar mandi.
Pendap atau babatuk merupakan salah satu makanan khas dari Provinsi Bengkulu. Pendap atau biasa disebut ikan pais ini ini selain sudah sampai ke daerah lain di Indonesia seperti Jakarta, Lampung, Palembang dan daerah lainnya di Indonesia, juga sudah mulai dikenal oleh wisatawan dari negara mancanegara. Makanan khas dari Bengkulu ini juga menjadi makanan favorit Presiden pertama Indonesia, Soekarno ketika menjalani pengasingan di Kota Bengkulu dari tahun 1938 sampai tahun 1942. Masakan Pendap juga pernah diusulkan menjadi warisan budaya tak benda oleh provinsi Bengkulu.
Pendap yang berbahan dasar ikan kembung ini diolah dengan bumbu khusus bersama dengan kelapa parut dan dimasak dalam bungkusan daun talas dan daun pisang. Bumbu khusus di sini terdiri dari bawang putih, bawang merah, ketumbar, cabai, lengkuas, jahe. merica, kencur, garam dan penyedap. Bumbu tersebut kemudian dihaluskan dan dicampur dengan parutan kelapa muda lalu dilumurkan merata pada ikan. Kamudian ikan dibungkus dengan daun talas dan bagian luarnya dibungkus lagi dengan daun pisang. Setelah itu diikat dengan daun pandan. Ikan yang sudah dibungkus kemudian direbus selama 8 jam hingga matang.
Biasanya proses memasak ini dilakukan di atas tungku besar dan masih menggunakan kayu bakar agar rasanya tetap sama seperti peninggalan leluhur. Inilah yang membuat bumbu meresap ke dalam ikan dan daun keladi yang membungkus ikan tersebut. Pendap yang bercita rasa gurih dan pedas ini sangat cocok dimakan bersama nasi panas. Selain untuk makan bersama keluarga , pendap juga sering disajikan pada upacara adat.
Di kedai Pendap di Bengkulu, Pendap dijual dengan harga Rp. 10.000 sampai dengan Rp. 15.000. Selain menjadi hidangan wajib di Bengkulu, wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu juga bisa membawa Pendap yang dipercaya kaya akan gizi sebagai oleh-oleh, karena kuliner ini bisa tahan beberapa hari.
saat berkunjung ke Bengkulu jangan lewatkan untuk mencicipi makanan khas daerah ini.
Saat ini, masyarakat di beberapa daerah di Indonesia sedang disibukkan oleh bencana banjir dan tanah longsor. Curah hujan yang ekstrim tinggi menjadi penyebab utama bencana tersebut.
Namun di tengah keprihatinan akan bencana hidrometeorologi ini, Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan akibat musim kemarau. Saat memimpin rapat terbatas untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (22/2), dia meminta kepala-kepala daerah untuk memiliki persiapaan menyeluruh guna mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Himbauan Presiden Joko Widodo tersebut dirasakan tepat waktu. Walaupun saat ini sedang musim hujan, masa transisi ke musim kemarau diperkirakan dimulai bulan Mei. Apalagi saat inipun sudah terjadi kebakaran hutan di beberapa daerah. Presiden Joko Widodo menyebut, di Riau, misalnya, tercatat 29 kejadian, sementara di Kalimantan Barat sudah ada 52 kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami musim kemarau pada bulan Agustus mendatang. Dapat dibayangkan mungkin akan lebih banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan saat kemarau jika langkah-langkah antisipasi tidak dipersiapkan dengan matang.
Selanjutnya, Presiden Joko Widodo juga mengingatkan sudah 5 tahun terakhir kebakaran hutan dan lahan di Indonesia tidak masuk dalam pembahasan di Konferensi Tingkat Tinggi anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara -ASEAN. Dia menegaskan, jangan sampai Indonesia malu, di pertemuan negara-negara ASEAN ada beberapa negara membicarakan lagi soal kebakaran hutan dan lahan ini.
Memang harga diri bangsa akan terusik jika negara tetangga mengeluhkan soal kebakaran hutan, seolah-olah Indonesia tidak dapat mengatasinya sendiri. Namun persoalan yang jauh lebih penting adalah menjaga ekosistem yang menunjang kelangsungan hidup flora dan fauna, khususnya manusia. Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan bisa mencapai triliunan rupiah. Namun, kerugian lebih besar lagi adalah punahnya keragaman hayati yang bahkan mungkin belum sempat ditemukan manusia. Maka, menjadi kewajiban setiap manusia Indonesia untuk menjaga lingkungannya agar tak ada lagi kebakaran hutan dan lahan.