Presiden Joko Widodo meresmikan Bank Syariah Indonesia, Senin (1/2/2021) di Istana Negara. Peresmian ini menjadi hari bersejarah bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Demikian disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pembukaan sambutannya. Tiga Bank Syariah milik Badan Usaha Milik Negara -BUMN, yaitu Bank BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri dan Bank BNI Syariah secara resmi bermerger menjadi PT Bank Syariah Indonesia -BSI.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan harapan untuk perkembangan Bank Syariah Indonesia. Dia berpesan bahwa Bank Syariah harus benar-benar menjadi bank syariah universal, dengan memaksimalkan penggunaan teknologi digital. Bank Syariah Indonesia diharapkan juga harus menarik minat generasi muda milenial Indonesia untuk menjadi nasabah. Mengingat, jumlah generasi muda milenial Indonesia saat ini mencapai 25,87 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia.
Presiden Joko Widodo juga berpesan, produk dan layanan keuangan syariah dari BSI ini harus kompetitif, dan harus memenuhi kebutuhan berbagai segmen konsumen, mulai dari UMKM, korporasi, sampai ritel, dan mampu memfasilitasi nasabah agar cepat naik kelas dan menjadi tulang punggung ekonomi negara. Bank Syariah Indonesia harus jeli dan gesit menangkap peluang serta harus mampu menciptakan tren-tren baru dalam perbankan syariah.
Insya Allah, pesan-pesan Presiden Joko Widodo dapat tercapai. Apalagi melihat perjalanan bank syariah di Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada tahun 1992, bank-bank syariah di Indonesia ikut ambil bagian dalam perekonomian Indonesia. Mengutip dari ojk.go.id, sistem keuangan syariah Indonesia menjadi salah satu sistem terbaik dan terlengkap yang diakui secara internasional. Melihat ketiga bank yang tergabung, masing-masing memiliki pangsa pasar dan keunggulan tersendiri. Bank BRIsyariah mengandalkan bisnis UMKM, Bank Syariah Mandiri sangat kuat dengan bisnis konsumer, dan Bank BNI Syariah sukses dengan kartu kredit syariah. Penggabungan ini tentu akan menjadi kekuatan baru. Kinerja positif ketiga bank syariah pada masa pandemi Covid-19 menambahkan kekuatan Bank Syariah Indonesia untuk bisa membawa nama Indonesia dalam industri syariah global. Ditambahkan lagi dengan target pasar potensial yang sangat besar, penduduk muslim di Indonesia.
Semoga Bank Syariah Indonesia menjadi barometer industri bank syariah di Indonesia menuju bank syariah regional dan global.
Meski di tengah Pandemi, mahasiswa Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya tak berhenti berinovasi. Kali ini, tim Spektronics ITS menggagas inovasi bernama I-BOT, yakni asisten cyborg berupa serangga yang dapat membantu tim penyelamat dalam operasi pencarian dan penyelamatan untuk manusia korban bencana. Michael Adrian Subagio, Ketua tim Spektronics mengungkapkan, ide awal dari inovasi ini dikarenakan banyaknya serangga di negara tropis seperti Indonesia. Menurut Michael, penggunaan serangga sebagai pendeteksi manusia korban bencana ini lebih mudah dan efektif ketimbang menggunakan anjing. Ukuran serangga yang kecil mempermudah serangga untuk masuk ke sela-sela kecil, terlebih jika banyak reruntuhan di lokasi bencana.
Prinsip dari inovasi ini yakni memasang perangkat elektronik pada serangga hidup. Serangga hidup dianggap lebih fleksibel karena bergerak sesuai kemampuannya sendiri. Selain itu juga tidak perlu tenaga tambahan seperti baterai atau supply power. Kendati serangga harus dipasangi perangkat elektronik, serangga tidak akan disakiti. Penambahan perangkat hanya berupa backpack kecil yang diletakkan di atas serangga. Dari perangkat ini juga, juga bisa didapat informasi tambahan di lokasi kejadian. Digunakan pula Internet of Things (IoT) berupa bluetooth sehingga gerakan serangga lebih terintegrasi. Diharapkan dengan penggunaan bluetooth dan perangkat amplifier tambahan untuk memperkuat sinyal, serangga-serangga tersebut dapat mendeteksi korban bencana di lokasi yang sempit.
Michael lebih lanjut menjelaskan ada dua cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia dengan inovasinya ini. Pertama, menggunakan kemampuan alamiah serangga itu sendiri, yaitu kemampuan membaui dan mendeteksi suhu untuk mendeteksi keberadaan manusia. Cara kedua yaitu dengan memanfaatkan mikrofon dan kamera berukuran mikro yang terpasang pada perangkat. Dengan memanfaatkan perangkat mikro ini, sehingga bisa live streaming. Operator juga nantinya bisa mengarahkan. Dengan inovasi I-BOT yang digagas ini, Michael dan timnya telah berhasil meraih medali perak pada kompetisi berskala internasional Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO), beberapa waktu lalu
Pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda “Desa Wisata Ekang Anculai”. Baru-baru ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyatakan Desa Wisata Ekang Anculai di Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu contoh desa wisata terbaik di Indonesia. Sandiaga menjelaskan, selain keindahan alam, infrastruktur, atau fasilitas yang ditawarkan, hal lain yang membuat Desa Wisata Ekang Anculai menjadi desa wisata terbaik menurutnya adalah kolaborasi yang ada. Adapun, kolaborasi dalam desa wisata tersebut dilakukan oleh para pemuda selaku pengelola dengan masyarakat setempat yang mencapai 800 kepala keluarga.
Desa Wisata Ekang Anculai yang berjarak sekitar 15 menit dari pelabuhan Ferry Bandar Bentan Telani ini menawarkan sensasi wisata berbasis alam pedesaan. Sebelumnya kawasan wisata ini merupakan kawasan perkebunan karet yang kemudiandijadikan sebuah desa wisata yang indah setelah dikelola bersama-sama oleh warga desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), karang taruna dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Desa Wisata Ekang Anculai memiliki kawasan hutan karet yang kini dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan luar ruangan. Berkunjung ke desa wisata Ekang Anculai, ada banyak kegiatan dan aktivitas yang dilakukan disini, seperti sepeda, berkuda, olahraga, jogging, dan berenang.
Untuk bermalam di desa wisata ini dikenakan tarif 600 ribu per malamnya. Dengan harga tersebut, anda sudah bisa menikmati berbagai sarana hiburan, dari kolam renang, bersepeda hingga berkuda, dan sudah termasuk makan pagi. Penginapannya sendiri memiliki standar tinggi, dengan fasilitas kamar mandi, tempat tidur, AC, televisi, kopi dan layanan wifi. Desa wisata Ekang Anculai masih terus berbenah. Kedepannya desa wisata ini akan mengembangkan ekowisata Mangrove di wilayahnya.
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali yang digelar sejak 11 hingga 25 Januari lantas diperpanjang hingga 8 Februari tak efektif menekan laju penyebaran infeksi virus corona (Covid-19).
Pernyataan itu bahkan diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo melalui tayangan video yang diunggah di akun YouTube resmi Sekretariat Presiden. Pengakuan itu diutarakan Jokowi di tengah rapat bersama sejumlah menterinya. dalam video rapat terbatas yang diunggah akun Sekretariat Presiden di Youtube, Minggu (31/1).
Sebuah fakta yang mau tidak mau diakui oleh President yang tentu harus menjadi suatu hal yang harus diwaspadai. Karena faktanya memang PPKM yang diberlakukan hingga 8 Februari nanti seyogyanya akan mengurangi perjalanan masyarakat dari daerah satu ke daerah lainnya khususnya di Jawa dan Bali untuk mengurangi angka sebaran Covid 19. Namun angka sebaran virus Covid 19 ini masih terus tinggi. Hingga hari ini.
Sinyal bahwa rumah sakit di Jakarta sudah semakin kewalahan menerima pasien Covid beberapa waktu lalu sudah mulai didengungkan . Tapi nampaknya memang tidak mengurangi dan mengubah prilaku masyarakat dalam menghadapi pandemi. Berkumpul di ruang2 tertutup, Prosedur kesehatan masih acap diabaikan.
Apa yang bisa Kita lakukan untuk membangkitkan kepatuhan masyarakat melaksanakan pembatasan pergerakannya alias stay at home demi menekan angka sebaran virus Covid 19?
Beberapa negara mengambil langkah tegas untuk mengatasi kecenderungan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan ini. Patroli kepolisian yang sudah dilakukan untuk mengurai keramaian seyogyanya bisa diperketat. Atau tindakan-tundakan lainnya .
Namun kiranya jika hal ini belum juga Efektif, sepertinya komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan dengan menekankan pada kesadaran. Menampilkan kesulitan para petugas kesehatan yang sudah mulai kewalahan, atau sarana medis yang Makin terbatas untuk menangani pasien Covid dan mengkomunikasikannya pada Publik mungkin bisa jadi Hal yang menjadi solusi. Hal ini mungkin akan lebih banyak membantu memberi kesadaran pada masyarakat. Namun langkah itupun sebetulnya sudah pernah dicoba oleh berbagai elemen masyarakat dengan berbagai format.
Kita harapkan pemerintah terus, tanpa lelah melakukan upaya pendekatan persuasive dan dengan begitu masyarakat diharapkan terbangun kesadarannya. Semoga.