Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin meresmikan Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen di Jakarta pada Senin (18/1). Transfusi plasma konvalesen adalah salah satu cara pengobatan pasien penderita Covid-19 dengan gejala berat dan kritis. Dalam kesempatan itu, Wapres Ma’ruf menyampaikan harapannya, gerakan bersama ini untuk menggugah empati dan memotivasi para penyintas Covid-19 untuk bisa berkontribusi sukarela mendonorkan plasma konvalesen guna membantu pasien Covid-19 yang saat ini sedang dirawat di berbagai rumah sakit.
Plasma konvalesen merupakan plasma darah yang diambil dari mantan penderita Covid-19, karena mengandung antibodi SARS-Cov-2, untuk kemudian plasma tersebut diproses agar dapat didonorkan. Diharapkan antibodi yang ada di dalam plasma darah pasien yang telah sembuh akan membantu memerangi virus Corona yang ada dalam tubuh pasien Covid-19.
Sebenarnya, gerakan donor plasma darah konvalesen bukan baru dilaksanakan di Indonesia. Sejak April tahun ini, secara parsial, beberapa wilayah di Indonesia sudah menjalankan. Mereka yang terpapar dan sembuh, juga sudah banyak yang mendonorkan darahnya. Hanya saja, jumlahnya belum cukup. Dari testimoni mereka yang sudah menjalankan, transfusi plasma daerah ini mempercepat proses penyembuhan.
Memang tidak semua penyintas Covid-19 bisa menjadi pendonor plasma konvalesen. Syarat untuk bisa mendonorkan plasma adalah mereka yang berusia 18– 60 tahun, dan mereka sudah pernah terinfeksi Covid-19 (PCR positif) dan sudah dinyatakan sembuh, tidak bergejala minimal 14 hari setelah sembuh, berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang diutamakan belum pernah hamil. Serta diutamakan bagi mantan penderita Covid-19 yang ketika infeksi mengalami gejala sedang-berat.
Berdasarkan data di covid19.go.id, hingga 18 Januari 2021, jumlah pasien yang sudah sembuh adalah 745.935 orang. Bila lima persen saja dari jumlah itu memenuhi syarat, tentu bisa membantu proses penyembuhan mereka yang bergejala berat dan kritis. Pada akhirnya, hal ini akan menekan jumlah angka kematian. Selain itu, kemungkinan masa penyembuhan lebih cepat. Ini tentu akan banyak membantu menyelamatkan bukan hanya jiwa pasien Covid-19, tenaga medis, tenaga kesehatan tetapi juga pemerintah Indonesia. Jika pasien lebih cepat sembuh, ini akan mengurangi biaya perawatan.
Semoga akan banyak penyintas yang rela mendonorkan plasma darahnya. Sosialisasi Gerakan Nasional Donor Plasma Konvalesen juga harus diintensifkan. Tindakan nyata dari tokoh publik yang menjadi penyintas Covid-19 mendonorkan plasma daerah, juga perlu dipublikasikan. Sehingga, ini dapat menyentuh para penyintas lain untuk mendonorkan plasma darah mereka. Karena 400 mililiter plasma darah mereka sangat berarti bagi pasien Covid-19. Diharapkan para penyintas Covid-19 di Indonesia ikut mendonorkan plasma darahnya. Tentu saja, hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan adalah bahwa seluruh rakyat Indonesia harus tetap mematuhi protokol kesehatan, dan mensukseskan program vaksinasi agar bangsa Indonesia menang melawan Covid-19
Era kendaraan listrik mulai menggeliat di tanah air. Buktinya makin banyak kendaraan listrik merek baru yang hadir di tanah air. Salah satunya Elbike. Elbike siap diperkenalkan oleh Tim Inovasi AGNI PT Elnusa Tbk, yang merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero). Elbike hadir dengan menawarkan konsep dan gaya berbeda dari kebanyakan motor listrik yang ada. Tampilannya dirancang lebih kokoh dengan gaya motor penggaruk tanah atau trail. November lalu, Elbike telah mengadakan showcase untuk internal di Graha Elnusa sebagai perkenalan awal.
Tim Elbike dibentuk oleh tiga pemuda yang merupakan pekerja Elnusa, yakni Fachrul Muttaqien, M. Reza Falevi, dan M. Dhea Titis G. Ketiganya melihat peluang untuk mengembangkan motor listrik, lantaran masih sedikitnya jasa konversi dan juga kurangnya varian buatan lokal yang memiliki desain menarik. Elbike memiliki beberapa desain produk motor listrik yang berbeda di tiap produknya. Produk andalan dari Elbike adalah ECR-3000 "Bima Enduro" Supermoto Traill Bike dan dapat dipacu hingga 100 km per jam. Selain itu, juga ECR-1000 "Classic" yang terinspirasi Harley Davidson Twin Model 10F tahun 1914 dan juga ECR-500 "Gorilla" yang terinspirasi Honda Z50 "Monkey" yang saat ini kepopulerannya menanjak dan diburu oleh kolektor sepeda motor.
Elbike juga mengembangkan produk berupa layanan konversi dan modifikasi motor listrik, baik berupa kit atau pun produk akhir motor listrik. Nantinya, para pengguna motor konvensional yang ingin mengkonversi menjadi motor listrik, dapat menggunakan jasa Elbike melalui platform digital untuk desain serta pemesanan yang telah disediakan. Rencana ke depan, Elbike tidak hanya menyediakan jasa modifikasi dan konversi, tetapi akan berkolaborasi dengan startup AGNI lainnya, yaitu EVINE, untuk layanan pengecasan cepat atau fast charging serta manajemen baterai.
Pesona Indonesia kali ini, akan memperkenalkan kepada anda kuliner khas Bali yaitu Bubur Mengguh.Pulau Bali tidak hanya dikenal kaya akan wisata budaya dan wisata alamnya tapi juga kaya akan wisata kulinernya yang menggoda selera. Salah satu kuliner Bali yang wajib anda cicipi ketika berkunjung adalah Bubur Mengguh. Bubur Mengguh ini adalah bubur khas Bali yang berasal dari Desa Teja Kula, Buleleng, Bali Utara. Biasanya, kuliner ini disajikan saat upacara adat. Namun kini, bisa disantap setiap hari.
Bubur Mengguh atau yang disebut juga bubur Mangguh atau Mungguh, terbuat dari beras, daun salam, santan kental, dada ayam, sayur-sayuran, dan kacang tanah yang sudah digoreng. Selain bahan-bahan tersebut, bumbu yang harus dihaluskan adalah bawang putih dan bawang merah, cabai merah, kunyit yang dibakar, kemiri, merica, ketumbar, dan garam. Bumbu-bumbu tersebut dihaluskan dan dijadikan perasa juga sebagai penyedap dari bubur ini. Kemudian bubur disajikan dengan ayam suwir yang dibumbui lalu disiram kuah ayam kental dan urap sayur yang disajikan terpisah. Bubur khas Bali ini punya kekhasan yang berbeda dengan bubur lainnya, yaitu urap. Urap adalah campuran sayuran mentah yang dikombinasikan dengan kelapa parut dan citarasa dari bumbu-bumbu khasnya. Urap terdiri dari kelapa parut yang sudah setengah tua, kacang panjang, bawang putih, cabai merah, terasi, kencur, gula merah, dan daun jeruk.
saat disantap, Bubur Mengguh punya citara rasa yang komplit. Ada perpaduan rasa gurih dan sedikit pedas yang dikombinasikan dengan renyahnya sayur urap. Biasanya, masyarakat Bali menyantap bubur ini pada pagi hari untuk sarapan. Bubur ini juga sangat cocok jika disantap saat cuaca dingin. Anda bisa menemukan penjual Bubur Mengguh hampir di setiap sudut kota Bali. Harganya pun relatif terjangkau, sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000 per porsi.
VOI KOMENTAR Setelah tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu Sabtu (9/1), bencana lainnya seperti datang susul menyusul di berbagai daerah di Indonesia. Gempa bumi terjadi di Sulawesi Barat persisnya Mamuju pada 15 Januari dengan magnitudo 6,2, menghancurkan berbagai bangunan termasuk kantor gubernur Sulawesi Barat dan menyebabkan puluhan orang meninggal dunia. Kemudian disusul dengan banjir yang melanda hampir seluruh provinsi Kalimantan Selatan sehingga mengakibatkan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi ke daerah yang lebih aman. Sehari kemudian, pada 16 Januari terjadi erupsi gunung Semeru di Jawa Timur. Lava yang keluar dari bibir gunung tentu saja perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan korban jiwa. Yang pasti, erupsi tersebut menambah panjang kondisi kebencanaan yang harus diwaspadai dan diantisipasi di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, yang masih masih terus memprihatinkan adalah serangan Pandemi Covid19. Di Indonesia jumlah mereka yang terinfeksi virus Covid19 masih terus meningkat. Proses vaksinasi memang telah mulai berjalan. Dimulai dari tenaga kesehatan yang mendapat giliran pertama untuk divaksin, dikuti oleh rakyat Indonesia yang lainnya sesuai urutan prioritas. Meski perlu waktu, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang banyak dan kondisi geografisnya yang terbentang luas dengan begitu banyak pulau, diharapkan proses vaksinasi yang sudah direncanakan oleh pemerintah bisa berjalan lancar. Dengan demikian, secara bertahap pandemi Covid19 dapat diatasi.
Kondisi kebencanaan bukanlah hal yang baru di Indonesia. Posisi Indonesia yang disebut berada di wilayah Cincin Api, karena dikelilingi gunung-gunung berapi aktif, memang membuat tanahnya sangat subur. Namun disaat yang sama hal ini menyimpan potensi kegempaan dan letusan gunung api yang kadang cukup dasyat. Begitu juga dengan banjir, bukan kebencanaan yang baru kali ini terjadi di Indonesia.
Kesiapan Indonesia menghadapi bencana ditentukan oleh rangkaian langkah antisipasi baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Prosedur tetap evakuasi dan edukasi sejak awal akan menentukan jumlah masyarakat yang berhasil dimitigasi dalam sebuah kondisi bencana. Sarana dan prasarana kebencanaan pun sudah disiapkan di daerah yang rawan bencana. Seperti sirene penanda datangnya gempa dengan magnitude tertentu atau kesiapan lokasi pengungsian dan sebagainya. Tiap daerah di Indonesia sudah memiliki Badan Penanggulangan Bencana yang diharapkan mampu bergerak sinergis dengan masyarakat maupun berbagai lembaga bantuan yang datang dari dalam maupun luar negeri saat menangani bencana.
Baik gempa di Mamuju, maupun banjir di Kalimantan Selatan memang masih menimbulkan korban jiwa yang tentunya tidak diharapkan. Tampaknya meski siap secara infrastruktur, masyarakat Indonesia masih belum benar-benar sadar dan terlatih menghadapi bencana yang tak pernah diketahui kapan datangnya. Merupakan tanggung jawab semua orang untuk membangun kesadaran itu. Semoga apa yang terjadi di awal tahun 2021 ini menjadi pengingat bagi semua warga untuk semakin waspada dan siap menghadapi bencana, apapun itu.