lagu yang berjudul BUKA MATA HATI, diciptakan oleh Faisal ‘Echal’ Fahmi dan diaransemen secara musik oleh Marcel Aulia, lagu BUKA MATA HATI menceritakan tentang ajakan untuk berbuat baik dan menjalani hidup dengan cara baik. Lagu ini sebenarnya bercerita bahwa hidup ini hanya sementara. Oleh karena itu, harus selalu berusaha berbuat hal-hal yang positif dan baik. Lirik lagunya sangat menyentuh hati, sedangkan musik lagu ini sendiri lebih ke pop melayu. Dirilis April 2017, lagu BUKA MATA HATI masuk ke dalam album kompilasi “Hits Religi Terbaik”.
PetaBencana.id, platform buatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapatkan penghargaan pada ajang United Nations Public Sector Award atau UNPSA 2019. PetaBencana.id menjadi pemenang untuk kategori Ensuring Integrated Approaches in Public Sector Institutions. PetaBencana.id merupakan platform yang memuat peta kebencanaan, khususnya banjir, di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi), Kota Bandung in Jawa Barat dan Kota Surabaya di Jawa Timur. Plaform yang sifatnya gratis dan open source ini dikembangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Urban Risk Lab.
PetaBencana.id memungkinkan para pengguna untuk aktif dalam melaporkan keadaan banjir di wilayahnya secara realtime. Namun laporan tersebut akan diverifikasi dan disebarkan secara langsung melalui peta publik. Pengguna media sosial dan aplikasi pesan instan kini dapat melaporkan situasi banjir di sekitar dengan mudah.
Pengguna Twitter cukup mengirim cuitan ke @petabencana dengan #banjir dan BencanaBot akan otomatis memandu pengguna untuk mengisi laporan. Pengguna Telegram juga dengan mudah untuk melaporkan banjir dengan mengirim pesan “/banjir” ke @BencanaBot, yang akan membantu pengguna membuat laporan. Pengguna dapat menambahkan deskripsi, foto, tinggi banjir dan detail lokasi dalam laporan. Selain menggunakan kode pada media sosial Twitter, PetaBencana.id merupakan satu-satunya platform yang mengintegrasikan kanal media sosial popular lainnya, seperti Telegram, Qlue, PasangMata detik.com, dan Z-alert. Ini memungkinkan komunikasi terintegrasi dengan media sosial dan teknologi digital yang ada sekarang ini. Masyarakat dapat berkontribusi dalam membantu memberikan informasi ancaman maupun bencana banjir di wilayahnya.
ajang United Nations Public Sector Award atau UNPSA 2019 digagas Badan PBB untuk Masalah Ekonomi dan Sosial atau United Nations Department of Economic and Social Affairs. Program yang digiatkan oleh badan ini yaitu menciptakan 17 tujuan sebagai Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan yang ditargetkan hingga 2030 ini salah satu membahas mengenai Climate Action, yang terkait dengan isu perubahan iklim yang dirasakan oleh seluruh dunia. Selain kategori yang dimenangkan PetaBencana.id, beberapa kategori lainnya juga ikut dilombakan.
Berwisata ke Cirebon di bulan Ramadhan ini, anda wajib mencicipi kuliner berbuka khas Ramadhan masyarakat Cirebon. Masyarakat setempat biasanya berbuka dengan Docang. Docang merupakan singkatan dari kacang dibodo atau dibacem atau tempe bungkil. Makanan ini terbuat dari lontong yang diiris-iris kecil, ditaburi parutan kelapa muda, irisan daun singkong dicampur dengan toge yang telah direbus. Kemudian disiram kuah panas yang berisi dage, atau sejenis oncom yang dihancurkan, sehingga semua bahan makanan mengapung di bagian atas kuah.
sebelum seporsi docang disajikan, terlebih dahulu ditaburi kerupuk kecil-kecil berwarna putih. Ketika disantap, Rasa gurih dari docang sangat terasa. Kuliner khas Cirebon ini makin lezat, apabila disajikan dalam keadaan panas atau hangat. Pada bulan Ramadhan, kuliner ini biasanya disantap sebagai menu berbuka puasa. Sedang pada hari biasanya, kuliner Docang disantap sebagai menu sarapan pagi.
kuliner Docang banyak dijual selama Ramadhan. Pedagang Docang banyak berjualan di sekitar Masjid Agung Cirebon, dan Keraton Kasepuhan Cirebon. Disana banyak terdapat pedagang dadakan yang berjualan makanan khas berbuka puasa ini. Harga kuliner ini dijajakan dengan harga yang relatif murah, sekitar Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000 per porsi.
Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai “Indonesia Menggagas Pameran Ekonomi Pasifik di Selandia Baru”. Indonesia menggagas sebuah pameran dagang, investasi dan pariwisata untuk negara-negara di kawasan Pasifik yaitu Pacific Exposition 2019. Sampai hari Jumat (17/5/2019), 16 negara mendaftar untuk ikut serta di pameran yang berlokasi di Auckland, Selandia Baru. Negara-negara tersebut yaitu Australia, Caledonia Baru, Cook Islands, Federated States of Micronesia, Fiji, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, Nieu, Palau, Papua Nugini, Samoa, Selandia Baru, Solomon Islands, Tuvalu dan Indonesia. Tantowi Yahya, selaku Dubes RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga yang dipilih sebagai Ketua Panitia Penyelenggara menjelaskan, Pacific Exposition adalah manifestasi dari keinginan Indonesia untuk meningkatkan kehadirannya di kawasan yang selama ini belum mendapatkan perhatian penuh.
Berbagai produk dan peluang investasi serta keelokan masing-masing negara peserta akan dipamerkan selama 3 hari di pameran tersebut. Dengan berbagai atraksi dan pertunjukan yang akan digelar sepanjang Expo, Dubes Tantowi menargetkan paling sedikit 5.000 pengunjung akan hadir di Skycity, tempat Expo diselenggarakan. Lima provinsi di Indonesia yang merupakan bagian dari Pasifik akan hadir pada pameran itu, yakni Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara.
Pacific Exposition merupakan pameran dagang, investasi dan pariwisata untuk negara-negara di Pasifik dan didukung sepenuhnya oleh Selandia Baru dan Australia. Pameran ini akan berlangsung pada 12 sampai 14 Juli di Skycity Auckland. Menurut Tantowi, Pacific Expo juga menjadi ajang bagi upaya Indonesia untuk menyatukan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan dalam ikatan yang saling menguntungkan dan jauh dari pembahasan-pembahasan politik. Kementerian Luar Negeri, kata Tantowi Yahya, telah mengadopsi pameran dagang, investasi dan pariwisata ini sebagai program pemerintah.
Side event dari pameran tiga hari tersebut, jelas Tantowi, adalah konferensi dan pergelaran seni dan budaya Pasifik, dengan output konsep dasar Budaya Pasifik sebagai perekat bangsa-bangsa di kawasan tersebut.