Kota Tegal adalah salah satu wilayah otonom di provinsi Jawa Tengah. Kota Tegal ini berada di jalur pantai utara Jawa Tengah, kurang lebih 165 Kilometer sebelah barat kota Semarang atau 329 Kilometer sebelah timur Jakarta. Selain terkenal dengan kulinernya, Tegal juga mempunyai banyak destinasi wisata yang menarik, salah satunya adalah Pasar Slumpring. Pasar ini terletak di desa Cempaka, kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
apabila anda berada di Tegal pada hari Minggu , pagi-pagi anda bisa berjalan-jalan ke tempat yang unik yaitu Pasar Slumpring . Mengapa hari Minggu? Karena pasar ini hanya ada pada hari Minggu, mulai jam 07.00 pagi sampai jam 12.00 siang. Dinamakan pasar Slumpring, karena sesuai dengan tempatnya. Slumpring dalam bahasa Jawa artinya kebun bambu atau daun yang menempel di bambu. Pasar ini mempunyai suasana yang asri, sejuk khas pedesaan dan teduh karena banyak pohon bamboo yang lebat menutupi area tersebut. Karena tempat ini banyak pohon bambunya, maka uang yang digunakan untuk berbelanja di sinipun menggunakan mata uang dari bambu yang dibentuk menjadi kotak dan dicetak khusus. Mata uang ini disebut irat. Inilah keunikan pasar Slumpring. Untuk mendapatkan uang irat, anda bisa menukarkannya di tempat penukaran yang ada di pasar ini. Satu irat senilai 2500 Rupiah.
di pasar Slumpring ini anda bisa menemukan aneka kuliner tradisional seperti ubi rebus, jagung bakar, serabi ,nasi jagung, minuman bandrek, the poci , wedang tape dan juga makanan lainnya. Bagi anda yang suka narsis, tidak perlu khawatir, karena di tempat ini banyak sekali spot foto yang bagus-bagus, dan instagramable, misalnya di gerbang masuk pasar atau di bagian dalam yang juga penuh dengan ornamen-ornamen tradisional.
para pedagang yang berjualan di pasar Slumpring ini seluruhnya merupakan warga desa setempat. Pengunjung sambil menyantap makanan tradisional di bawah rindangnya pohon bambu, bisa sambil mendengarkan musik hidup yang dimainkan oleh pemuda setempat, sekaligus menikmati suasana pedesaan yang sejuk dan alami.
Untuk menuju pasar Slumpring ini aksesnya cukup mudah. Anda bisa menggunakan mobil atau motor . Karena sedang naik daun, tempat wisata ini menjadi primadona wisatawan. Apabila anda ingin merasakan sensasi lain dari pasar sambil wisata kuliner, anda bisa mengunjungi pasar Slumpring ini pada waktu anda berkunjung ke Tegal,Jawa Tengah.
Salah satu jenis seni di Bali yang masih digemari oleh masyarakat Bali adalah Arja. Seni ini berbentuk teater atau semacam opera khas Bali yang berupa dramatari. Di Bali Arja muncul pada tahun 1814 yaitu pada jaman pemerintahan
I Dewa Agung Sakti di Puri Klungkung. Drama tari Arja mengambil lakon yang bersumber pada cerita-cerita Panji hanya kadangkala mengambil lakon dari cerita lain seperti Jayaprana, Pakang Raras, Sampik, Rare Angon . Tari Arja pada awalnya hanya ditarikan oleh satu orang saja dan tanpa diiringi gamelan. Arja ini disebut Arja Doyong. Sejak kemunculannya Arja menjadi hiburan masyarakat Bali.
Menurut fungsinya Arja digolongkan ke dalam kelompok Tari Bali berbentuk teater. Arja merupakan seni teater yang sangat kompleks karena merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang hidup di Bali, seperti seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi , seni peran, seni pantomim, seni busana dan seni rupa. Sebagai bentuk seni teater , Arja ini sangat komunikatif dengan masyarakat penikmatnya. Arja di Bali masih tersebar di banyak wilayah, seperti Bangli, Klungkung, Gianyar, Anlapura, Badung, tabanan, jembrana hingga Singaraja.
Sebagai suatu pertunjukan, Arja mempunyai fungsi untuk pendidikan. Biasanya masyarakat sesudah menonton Arja berhari-hari akan menirukan nyanyian dan lelucon yang ditampilkan oleh kelompok yang baru saja mereka lihat. Gerakan-gerakan lucu atau ungkapan tentang kejadian-kejadian yang menggelitik akan mereka ulangi dalam pergaulan sehari-hari. Dengan demikian Arja merupakan suatu media komunikasi yang sangat ampuh untuk menyampaikan pesan.
5 Februari kemarin, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan HARI RAYA IMLEK. Berbagai acara dan kegiatan dilakukan masyarakat Tionghoa untuk memeriahkan HARI RAYA IMLEK. Salah satunya melalui kegiatan PEKAN BUDAYA TIONGHOA YOGYAKARTA. Perhelatan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta atau PBTY XIV berlangsung pada 13 hingga 19 Februari 2019. Acara tersebut akan dipusatkan di Kampung Pecinan Ketandan Kota Yogyakarta. Pekan budaya yang digelar komunitas Jogja Chinese Art and Culture Centre (JCACC) untuk merayakan Tahun Baru Imlek 2570 ini disiapkan lebih meriah. Salah satu yang paling ditunggu adalah karnaval Malioboro Imlek Festival dan perlombaan Jogja Dragon Festival atau Festival Naga Barongsai pada 16 Februari 2019 di sepanjang Jalan Malioboro.
, pada Jogja Dragon Festival ada sedikitnya 20 tim yang ikut berlaga. Sedangkan untuk karnaval yang digelar akan diikuti 31 tim.
Karnaval Jogja Dragon Festival kali ini akan diramaikan tiga naga raksasa. Tiga naga raksasa tersebut adalah tim Naga Hijau asal Magelang Jawa Tengah sepanjang 90 meter, Naga Jogja (pemegang rekor MURI tahun 2018) sepanjang 165 meter, dan Naga Nusantara asal Selama PEKAN BUDAYA TIONGHOA JOGYAKARTA berlangsung, mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB juga diadakan pameran budaya di beberapa titik di Kampung Ketandang, yaitu di Rumah Budaya Ketandan dan Dreamlight. Di Rumah Budaya Ketandan setiap hari ada pertunjukkan wayang Poetehi, sekaligus pameran kerajinan Wayang Poetehi dari para perajin kampung Guhdo, Jombang Jawa Timur. Ada pula workshop bagi yang berminat belajar membuat wayang potehi. Pengunjung juga dapat mengikuti berbagai lomba yang berkait dengan kebudayaan Tionghoa, seperti lomba karaoke Mandarin, lomba melukis kepala wayang potehi, lomba Chinese Paper Cutting, lomba Kaligrafi Tiongkok, lomba mendongeng dalam bahasa Mandarin. Ada pula berbagai lomba yang dapat diikuti para pelajar, misalnya lomba mewarnai, lomba desain batik, dan dance competition.
Tangerang dengan panjang 67 meter. Karnaval itu juga akan melibatkan enam reog raksasa asal Ponorogo Jawa Timur.
Selama PEKAN BUDAYA TIONGHOA JOGYAKARTA berlangsung, mulai pukul 16.00 hingga 22.00 WIB juga diadakan pameran budaya di beberapa titik di Kampung Ketandang, yaitu di Rumah Budaya Ketandan dan Dreamlight. Di Rumah Budaya Ketandan setiap hari ada pertunjukkan wayang Poetehi, sekaligus pameran kerajinan Wayang Poetehi dari para perajin kampung Guhdo, Jombang Jawa Timur. Ada pula workshop bagi yang berminat belajar membuat wayang potehi. Pengunjung juga dapat mengikuti berbagai lomba yang berkait dengan kebudayaan Tionghoa, seperti lomba karaoke Mandarin, lomba melukis kepala wayang potehi, lomba Chinese Paper Cutting, lomba Kaligrafi Tiongkok, lomba mendongeng dalam bahasa Mandarin. Ada pula berbagai lomba yang dapat diikuti para pelajar, misalnya lomba mewarnai, lomba desain batik, dan dance competition.
Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan yang memiliki julukan “Kota Seribu Sungai “ ini memiliki salah satu destinasi wisasta unik yang menjadi ciri khas kota tersebut, yaitu pasar terapung. Di pasar terapung di tengah sungai Martapura, di Lok Baintan, Desa sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, penjual menggunakan perahu menjajakan dagangannya kepada pembeli yang juga menggunakan perahu. Para penjual menjajakan dagangan antara lain sayuran, buah-buahan, makanan tradisional dan cinderamata
untuk melihat kegiatan di Pasar Terapung di Lok Baintan, wisatawan biasanya menggunakan perahu kelotok atau perahu mesin. Pasar terapung ini setiap hari beroperasi mulai pukul 06.00 sampai kurang lebih pukul 08.00 pagi. Satu perahu kelotok memiliki daya tampung sampai 20 orang dan dipatok dengan harga Tigaratus limapuluh ribu Rupiah (Rp. 350.000). Di atas perahu kelotok ini, wisatawan juga bisa menikmati segelas kopi sambil ditemani kue cincin atau atau kue apem. Di atas perahu kelotok, penjual yang sebagian besar adalah wanita, sambil mendayung tidak henti-hentinya menawarkan barang jualannya .
di pasar terapung ini masih berlaku sistem barter, dan uang bukan merupakan alat transaksi utama di sini. Umumnya , dagangan yang akan di barter atau ditukar adalah hasil bumi berupa sayur mayur dan buah-buahan. Jumlah hasil barter tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Jika sudah sepakat , maka masing-masing akan mendapatkan barang sesuai keinginan .
dari pusat kota Banjarmasin, ada 2 pilihan untuk menuju pasar terapung Lok Baintan. Pilihan pertama menyusuri Sungai Martapura dengan menggunakan kapal kelotok. Dengan perahu kelotok perjalanan dari pusat kota menuju pasar terapung hanya membutuhkan waktu 30 menit. Sedangkan pilihan kedua dengan menggunakan kendaraan darat seperti mobil dan motor. Tetapi untuk pilihan ke dua membutuhkan waktu lebih panjang , kurang lebih 1 jam. Ini disebabkan perjalanan yang cenderung berat dan berliku-liku.
apabila anda sedang berkunjung ke Indonesia, khususnya di kota Banjarmasin, carilah waktu dipagi hari untuk menikmati segelas kopi dan kue atau untuk membeli buah-buahan di pasar terapung Lok Baintan atau pasar terapung Sungai Martapura. Karena di pasar terapung ini anda dan penjual akan saling berinteraksi dan mungkin melakukan tawar-menawar sambil terombang- ambing gelombang sungai Martapura. Karena memang inilah daya tarik pasar terapung di Lok Baintan . Inilah Voice of Indonesia, , dari Indonesia untuk dunia.