Mungkin banyak yang berfikir, robot adalah teknologi yang sulit. Padahal teknologi robot, dapat dipelajari secara sederhana bagi pelajar tingkat dasar dan menengah. Hal ini disebabkan robot merupakan penerapan dari mata pelajaran di sekolah, seperti Matematika atau Fisika.
Saat ini, masih sedikit sekali sekolah di Indonesia yang memasukkan robot sebagai mata pelajaran atau ekstrakurikuler. Padahal, minat pelajar terhadap robot sangat tinggi. Robot dapat merangsang kreativitas anak, rasa ingin tahu, dan semangat untuk terus belajar karena banyak hal baru dalam robot. Terbatasnya peluang untuk mempelajari robot di sekolah dengan cepat ditangkap sejumlah lembaga pendidikan. Kini sejumlah lembaga pendidikan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Semarang, membuka semacam pelatihan untuk merancang dan membuat robot bagi pelajar SD dan SMP. Mahalnya komponen robot yang mencapai Rp 4 juta per unit robot menjadi salah satu kendala pengembangan robot di kalangan pelajar.
Terkait hal tersebut, Jakarta Islamic Centre (JIC) menggelar kontes robotik terbesar se-Jakarta. Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan pada 23 dan 24 Februari 2019 di Gedung Jakarta Islamic Centre, Koja Jakarta Utara. Kontes robotik ini menjadi rangkaian kegiatan akbar Jakarta Islamic Education Fair (JIEF) 2019. Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan JIC, Rakhmad Zailani Kiki, mengatakan peluang dan tantangan era Revolusi Industri 4.0 saat ini harus dihadapi dan diantisipasi sebaik mungkin, khususnya bagi lembaga pendidikan Islam Jakarta.
Menurut Rakhmad Zailani, dunia anak-anak sangat menyukai visualisasi robot atau sesuatu yang berkarakter ‘hero’ dalam bentuk robot. Robot juga menjadi salah satu icon yang banyak menginspirasi anak-anak dari sejak dulu hingga sekarang, apalagi di era revolusi Industri 4.0 saat ini
Kontes robotik dilaksanakan untuk memperkuat pemahaman dan wawasan seputar sains, mekanika dan elektronika robot bagi pelajar-pelajar muslim Jakarta, yang dikemas dalam bentuk kompetisi. Melalui kontes robotik ini, JIC berharap dapat mendorong penguasaan sains, mekanika dan elektronika di bidang robotik. Dalam kontes robotik ini, JIC bekerjasama dengan rumah robot Racer dan Motecors. Sementara itu, Kepala Sekretariat JIC, Ahmad Juhandi, mengapresiasi kegiatan kompetisi robotik yang akan dilaksanakan Februari 2019 mendatang, dan berharap kegiatan ini lebih semarak lebih bermanfaat serta dapat diikuti oleh para penggemar robotik baik murid SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA se-DKI Jakarta.
Pada edisi kali ini, akan putarkan lagu daerah Makassar dari band Art2Tonic
Lagu yang akan saya putarkan berjudul “Makassar Bisa Tonji.” Di awal 2000 silam, lagu “Makassar Bisa Tonji” sering diputar di berbagai stasiun radio. Irama hip hop yang kental membuat lagu ini cukup tenar, terlebih di dalamnya terselip lagu berbahasa Jawa yang terkenal dan lirik berbahasa Indonesia.Keseluruhan lagu “Makassar Bisa Tonji” cukup satirikal. Lagu “Makassar Bisa Tonji” memang buah dari kegelisahan para personil Art2Tonic terhadap mereka yang menghilangkan identitasnya sebagai orang Makassar. Liriknya menyindir orang-orang Makassar yang baru sebentar pergi ke Jakarta, tetapi langsung bergaya seolah-olah orang Jakarta ketika pulang ke kampung.
Pariwisata Indonesia mencatatkan prestasi manis di awal tahun 2019. Negara khatulistiwa ini mendapat penghargaan ASEAN Tourism Awards 2019, di empat kategori berbeda.
Ajang ini diadakan oleh ASEAN Tourism Forum (ATF). Keempat kategori tersebut adalah Community Based Tourism, Homestay, Spa, dan Public Toilet. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menerima langsung penghargaan ini di Ha Long Bay, Vietnam, pada Jumat (18/1) lalu.
Untuk kategori Community Based, destinasi wisata Indonesia yang mendapat penghargaan adalah Pasar Karetan di Semarang dan Bangsring Underwater di Banyuwangi.
Kemudian untuk kategori Homestay, penghargaan diberikan untuk Tembi Village Guest House di Yogyakarta. Lalu di kategori Spa ada lima tempat yang mendapat penghargaan, yakni Bhava Spa, Heaven Spa by Westin, Martha Tilaar Spa, Taman Sari Royal Heritage Spa, dan Ubud Traditional Spa di Bali.
Sementara di kategori Public Toilet, ada tiga tempat di Indonesia yang mendapat penghargaan ini. Mereka adalah The Mulia Bali Public Toilet, The Bali Safari and Marine Park Public Toilet, dan Tunjungan Plaza Public Toilet.
Keberhasilan pariwisata Indonesia meraih penghargaan ini sangat diapresiasi oleh Arief Yahya. Beliau menuturkan, ada faktor 3C sebagai tolok ukur dalam setiap capaian penghargaan, yakni Calibration, Confidence, dan Credibility. Calibration artinya sudah dikalibrasi, diukur, dan sesuai dengan kriteria yang berstandar ASEAN.
Kemudian Confidence bermakna kemenangan ini meningkatkan kepercayaan diri Indonesia, dalam membuat keputusan ke depan. Lalu Credibility memiliki definisi peningkatan kredibilitas atau lebih terpercaya. Berbagai kemenangan itu semakin menyadarkan kepada kita bahwa kita ini bangsa pemenang, tutur Arief Yahya, yang hadir di ATF 2019 sejak 16 Januari 2019.
Hembusan angin dingin menghinggapi tubuh ketika kami menyusuri jalan Kota Tanjung Pinang. Tepat di wilayah Tanjung Unggat, bukit bestari, langkah pun terhenti. Seketika aroma kopi berempah pun mulai menusuk hidung. Rasa penasaran yang membuncah di dalam dada dipuaskan dengan hangatnya asa di Dapoer Melayu. Seorang Raja Penyair Tanjung Pinang bernama Dato' Tedja Alhabd menyambut kedatangan kami dengan sumringah.
Tanpa sengaja pertemuan pengobat rindu pun terjadi. Dato' yang selama ini menjadi teman bercerita di sebuah sosial media akhirnya dapat bertatap muka. Bertukar kabar membuka kehangatan dalam ruang terbuka di halaman rumah nya. Aroma itu pun kembali menyergap Indra penciuman. Secangkir kopi beraroma rempah dilengkapi dengan sebatang kayu manis dan penganan bernama batang buruk, segelas air berwarna merah muda dan satu gelas kecil kopi hitam pekat pun tersaji di meja.
Dato' pun membaca raut wajah kami yang bingung. Ia pun mulai membuka suara, pada tahun 2012, dirinya mendapatkan resep dari Ridha Kaliamsi salah satu tokoh di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Ridha memberikan warisan turun temurun resep Kopi Sekanak. Resep itu didapatkannya dari kitab warisan sejarah Tabib Kerajaan. Kopi Sekanak itu menjadi warisan kerajaan dan telah turun temurun kemasyarakat umum. Dua tahun lamanya Dato' menyempurnakan racikan kopi sekanak ini. Waktu yang cukup lama untuk menikmati secangkir kopi, apa istimewanya?
Sang Dato' pun menjelaskan Cara kami menikmati kopi racikannya tersebut. Pertama ambil sesendok kopi hitam pekat dan rasakan pahitnya. Rasa itu melambangkan getir dan pahitnya kenyataan yang tidak sesuai harapan dalam kehidupan. Kemudian sesaplah kopi sekanak dengan menggunakan batang kayu manis sebagai sedotan. Nikmati sensasi manis yang melegakan tenggorokan seakan sama dengan manisnya hasil yang kita tuai dari sebuah kerja keras. Kunyahlah batang buruk yang terbuat dari tumbukan kacang hijau sebagai lambang kejayaan di Masa Depan. Dan teguklah air kayu sekam berwarna merah muda yang menetralkan pertemuan rasa di dalam lidah seraya menenangkan hati yang bergejolak.
Sungguh istimewa, Secangkir kopi sekanak tidak hanya mampu memuaskan lidah akan sensasi rasa tapi juga mampu menenangkan hati, pikiran dan jiwa yang mulai lelah menjalani Hari. Ketika setangkup rindu telah terobati tibalah waktunya kami memohon diri.