VOinews.id, Washington:Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa mengatakan bahwa jika dia memenangkan Pemilu Presiden AS 2024, Washington akan berhubungan baik dengan Moskow dan Beijing. "Saya tidak pikir bahwa mereka (Rusia dan China) adalah musuh. Saya pikir kita akan berhubungan baik dengan China. Saya pikir kita akan berhubungan baik dengan Rusia," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan blogger Farouk Sarmad, yang disiarkan di X.
Trump juga menambahkan bahwa dirinya ingin Rusia dapat mengatasi permasalahan yang ada terkait dengan Ukraina. Seperti diketahui, pemilihan presiden AS akan digelar pada 5 November mendatang. Trump akan bersaing memperebutkan jabatan kepala negara AS tersebut dengan Wakil Presiden petahana Kamala Harris. Sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan masih terlalu dini dalam menilai kesiapan calon presiden AS Donald Trump untuk menjadi mediator penyelesaian konflik Ukraina. Hal itu perlu menunggu hingga hasil akhir pemilu presiden AS, kata Peskov.
Sumber: Sputnik-OANA
VOInews.id, Teheran:Kelompok perjuangan Palestina Hamas mengatakan perekrutan pencari suaka Afrika oleh Israel untuk berperang di Jalur Gaza adalah upaya baru rezim Zionis untuk mengganti kekuatan besar mereka yang hilang dalam perang tersebut. Menurut kantor berita IRNA yang mengutip media Palestina, Hamas melalui pernyataan pada Ahad (15/9) menuding pasukan Israel merekrut pencari suaka Afrika untuk berperang di Gaza dengan imbalan hak tinggal. Langkah Israel itu menyoroti krisis moral entitas Zionis tersebut. Perekrutan itu menegaskan pelanggaran Israel terhadap "aturan hak asasi manusia paling mendasar melalui eksploitasi kebutuhan imigran dan pencari suaka", demikian isi pernyataan tersebut.
Menurut Hamas, militer Israel memeras para pencari suaka dari Afrika dengan mengiming-imingi mereka imbalan berupa status sebagai penduduk permanen. Hamas menyeru komunitas internasional dan organisasi-organisasi pembela hak asasi manusia untuk mengutuk apa yang digambarkannya sebagai perbuatan "rasis". Gerakan Palestina itu juga meminta mereka untuk membuat para pemimpin kriminal rezim pendudukan mempertanggungjawabkan pelanggaran-pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap hukum perang dan HAM internasional.
Menurut sejumlah laporan, dalam beberapa bulan terakhir tentara rezim Israel menggunakan tentara bayaran asing untuk terlibat dalam pembantaian warga Palestina di Jalur Gaza. Perekrutan tersebut berlangsung saat kalangan warga Yahudi ultrakonservatif menolak permintaan wajib militer dari kabinet Zionis agar mereka ikut serta dalam perang genosida di Gaza. Saat ini, terdapat sekitar 30.000 pencari suaka Afrika yang tinggal di Israel. Menurut media Israel, rezim memanfaatkan mereka dalam operasi-operasi berbahaya di Gaza.
Sumber: IRNA-OANA
VOInews.id, Jenewa:Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa cedera parah pada anggota tubuh merupakan penyebab utama meningkatnya kebutuhan rehabilitasi di Jalur Gaza, dengan perkiraan korban cedera berkisar antara 13.455 hingga 17.550 orang.
Juru bicara WHO, Richard Peeperkorn, dalam konferensi pers virtual pada Kamis (12/9), menyampaikan bahwa banyak korban yang mengalami lebih dari satu cedera.
Gambaran itu diungkapkan berdasarkan analisis terbaru WHO yang berfokus pada cedera baru yang terjadi sejak 7 Oktober 2023, tanpa memperhitungkan kondisi kronis yang sudah ada sebelumnya.
Antara 3.105 hingga 4.050 korban mengalami amputasi, ungkap Peeperkorn.
Ia menambahkan bahwa setidaknya seperempat dari korban cedera di Gaza hingga 23 Juli, atau sekitar 22.500 orang, diperkirakan mengalami cedera yang berdampak jangka panjang.
Peningkatan besar dalam jumlah penderita cedera tulang belakang, cedera otak traumatis, dan luka bakar besar berkontribusi pada jumlah total cedera tersebut, yang dialami ribuan perempuan dan anak-anak.
"Lonjakan besar kebutuhan rehabilitasi ini terjadi bersamaan dengan kehancuran sistem kesehatan yang sedang berlangsung," kata Peeperkorn. "Kami sangat membutuhkan bantuan di bidang rehabilitasi ini."
Peeperkorn mencatat bahwa satu-satunya pusat rekonstruksi dan rehabilitasi anggota tubuh di Gaza, yang terletak di Kompleks Medis Nasser, berhenti berfungsi pada Desember karena kekurangan pasokan.
Selain itu, ujarnya, banyak petugas kesehatan yang terpaksa meninggalkan Gaza demi keselamatan.
Fasilitas tersebut kemudian mengalami kerusakan akibat serangan pada Februari.
Menurut berbagai laporan yang dikutip jubir tersebut, hingga 10 Mei sebanyak 39 fisioterapis dilaporkan tewas.
Analisis WHO ini hanya berfokus pada cedera baru akibat eskalasi konflik sejak Oktober lalu.
Namun, puluhan ribu warga Palestina di Gaza hidup dengan kondisi kronis yang sudah ada sebelumnya, yang diperburuk oleh kurangnya layanan kesehatan yang memadai.
Antara
VOInews.id, Hamilton:Dewan Keamanan PBB memperpanjang masa sanksi selama satu tahun ke depan terhadap Sudan. Sanksi tersebut mencakup sanksi bagi individu-individu yang ditargetkan serta embargo senjata hingga 12 September 2025. Resolusi yang diedarkan oleh AS tersebut disahkan dengan suara bulat oleh Dewan yang beranggotakan 15 negara. Resolusi PBB 1591 awalnya diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB pada 29 Maret 2005, untuk menjatuhkan sanksi terhadap Sudan dengan secara khusus menargetkan individu dan entitas yang terlibat dalam konflik di Darfur. Sanksi tersebut mencakup larangan perjalanan, pembekuan aset, dan embargo senjata.
Sebuah komite yang mengawasi implementasi sanksi juga merupakan bagian dari resolusi tersebut, serta panel ahli yang mengumpulkan informasi tentang kepatuhan dan melapor kepada Dewan. Wakil Tetap AS untuk PBB, Robert Wood, mengucapkan terima kasih atas keterlibatan konstruktif Dewan Keamanan PBB dalam memperbarui rezim sanksi Sudan selama 12 bulan ke depan.
"Penerapan (sanksi) ini mengirimkan sinyal penting kepada rakyat Sudan bahwa masyarakat internasional tetap fokus pada penderitaan mereka dan berkomitmen untuk memajukan perdamaian dan keamanan di Sudan dan kawasan tersebut," kata Wood. "Memperbarui langkah-langkah sanksi akan membatasi pergerakan senjata ke Darfur dan memberikan sanksi kepada individu dan entitas yang berkontribusi atau terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mengganggu stabilitas di Sudan," ujarnya, menambahkan.
Sumber: Anadolu