VOinews.id, Washington:Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (7/9) mengatakan Israel akan "mengalami malapetaka" jika Wakil Presiden Kamala Harris memenangi pemilihan presiden pada November mendatang. "Kalau saya tidak menang dalam pemilihan ini, Israel, bersama kamerad Kamala Harris sebagai pucuk pimpinan AS, akan mengalami malapetaka, Israel akan sengsara. "Israel akan hilang. Satu tahun, dua tahun.
Israel tidak akan lagi ada," ujar Trump kepada para pendukungnya di Negara Bagian Wisconsin. Kandidat presiden dari partai Republik itu mengeklaim bahwa dirinya adalah "satu-satunya" sosok yang dapat menghentikan kekacauan di Timur Tengah serta mencegah Perang Dunia Ketiga. "Saya harus menang, saya harus menang, atau Anda akan mengalami masalah yang belum pernah kita alami sebelumnya. Kita mungkin tidak punya negara lagi. Ini mungkin pemilu terakhir kita," katanya. Trump dan Harris bersiap untuk menjalani debat presiden pertama mereka, yang akan dipandu David Muir dan Linsey Davis dari ABC News pada Selasa (10/9) di National Constitution Center di Philadelphia.
Sumber: Anadolu
VOInews.id, Seoul:Perkumpulan utama dokter-dokter Korea Selatan pada Minggu (8/9) menuntut pemerintah membatalkan rencana menaikkan kuota kursi sekolah kedokteran untuk 2025 dan 2026, serta mendiskusikan kemungkinan penyesuaian kuota untuk 2027 atau setelahnya. Perkumpulan tersebut, Asosiasi Medis Korea (KMA), mengajukan tuntutan itu setelah pemerintah pekan lalu menyatakan bersedia untuk merevisi rencana tersebut untuk 2026 jika komunitas medis dapat menyajikan opsi yang "masuk akal.
" Pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol berjanji untuk meningkatkan kuota penerimaan sekolah kedokteran sebanyak 2.000 kursi per tahun selama lima tahun ke depan untuk mengatasi kekurangan dokter. Sebelumnya pada Juni, pemerintahan Yoon memutuskan kenaikan kuota menjadi sekitar 1.500 siswa untuk tahun depan. Sebagai bentuk protes, mayoritas dokter magang telah meninggalkan tempat kerja mereka sejak Februari sehingga menyebabkan gangguan serius pada sistem perawatan kesehatan nasional.
"Pemerintah harus membatalkan rencana peningkatan kuota sekolah kedokteran untuk tahun 2025 dan 2026 serta membahas kemungkinan penyesuaian untuk tahun 2027 atau setelahnya," kata seorang pejabat KMA. "Itu adalah prasyarat bagi kami untuk bergabung dalam badan konsultatif bersama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait," ujarnya. Ia menambahkan bahwa KMA sebenarnya tidak perlu lagi menyampaikan pendirian "karena kami sudah menegaskan bahwa peningkatan drastis ini tidak masuk akal.
" Pemerintah dan Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa telah mengusulkan pembentukan badan konsultatif bersama yang melibatkan partai oposisi dan komunitas medis gunca mencari solusi. Ketua KMA, Lim Hyun-taek, mengatakan dalam unggahan di dunia maya pada Sabtu (7/9) bahwa pemerintah dan partai oposisi perlu menghasilkan "proposal yang masuk akal dan terkoordinasi" untuk menyelesaikan krisis medis yang sedang berlangsung. Namun, pemerintah mengatakan tidak mungkin meninjau kembali rencana kenaikan kuota untuk tahun depan karena prosedur penerimaan perguruan tinggi sudah berjalan.
Sumber: Yonhap-OANA
Voinews.id, Vladivostok:Rusia akan mendukung calon presiden Amerika Serikat Kamala Harris, seperti yang direkomendasikan oleh Presiden AS Joe Biden, kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis. "Saya menyatakan bahwa presiden saat ini, Biden, adalah favorit kami. Dia (Biden) dikeluarkan dari pencalonan, tetapi dia merekomendasikan agar semua pendukung menyokong Harris," kata Putin. "Jadi kami akan melakukan hal yang sama – kami akan mendukungnya (Harris)," kata presiden Rusia itu, saat berpidato pada Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok.
Putin menyadari bahwa Rusia bukanlah pihak yang berhak menentukan kandidat favorit pemilihan presiden AS. "Mengenai siapa yang favorit, bukan kami yang menentukannya," kata Putin. Putin menambahkan bahwa presiden baru AS akan menjadi pilihan warga Amerika sendiri. Ia menyebut mantan Presiden AS Donald Trump telah menjatuhkan sejumlah besar sanksi terhadap Rusia. Putin berharap Harris tidak akan mengikuti jejak Trump seperti itu. "Trump telah menerapkan begitu banyak pembatasan dan sanksi terhadap Rusia, yang belum pernah diterapkan oleh presiden mana pun sebelumnya. Dan jika Harris baik-baik saja, mungkin dia akan menahan diri dari tindakan semacam ini," kata Putin.
Sumber: Sputnik-OANA
VOinews.id, Lilongwe:Malawi mengalami pemadaman listrik secara nasional pada Rabu (4/9) yang mempengaruhi berbagai rumah sakit umum di seluruh negara Afrika bagian selatan tersebut. Perusahaan listrik milik negara, Perusahaan Penyedia Listrik Malawi (ESCOM), tidak dapat memasok listrik kepada 20 juta warganya sejak Rabu pagi. Menteri Energi, Ibrahim Matola, mengatakan kepada Anadolu bahwa pemerintah, melalui ESCOM, sedang berupaya mengatasi masalah ini yang menurutnya telah "membuat negara ini tenggelam dalam kegelapan total."
"Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa sebelum akhir hari ini, listrik sudah kembali menyala. Sambil berupaya mengembalikan aliran listrik, kami juga ingin mengetahui apa yang menyebabkan pemadaman listrik nasional ini," ujar Matola. John Kapito, kepala Asosiasi Konsumen Malawi (CAMA), sebuah badan hak-hak konsumen, mengatakan kepada Anadolu bahwa pemadaman listrik ini telah memengaruhi pelayanan kesehatan di rumah sakit umum. "Kami mendesak pemerintah untuk segera menangani masalah ini, jika tidak, hal ini bisa menyebabkan hilangnya nyawa. Kita tidak bisa terus seperti ini di negara ini," kata Kapito.
Sumber : Anadolu