27
September

 

(voinews.id)- Pemerintah Federal Kanada pada Senin (26/9) mengumumkan pencabutan semua larangan masuk yang berkaitan dengan COVID-19, serta persyaratan tes, karantina, dan isolasi bagi semua orang yang hendak masuk ke wilayah negara itu. Kebijakan ini akan diberlakukan per 1 Oktober.

Badan Kesehatan Masyarakat Kanada mengatakan dalam sebuah siaran pers bahwa pencabutan aturan pembatasan di perbatasan itu didukung oleh sejumlah faktor.

Faktor tersebut termasuk pemodelan yang mengindikasikan bahwa Kanada telah melewati puncak gelombang COVID-19 yang dipicu oleh varian Omicron BA.4 dan BA.5, tingkat vaksinasi yang tinggi, jumlah kasus rawat inap dan kematian yang lebih rendah, serta ketersediaan dan penggunaan vaksin penguat (booster), tes cepat (rapid test), dan perawatan untuk COVID-19.

Menurut siaran pers itu, semua pelancong tidak akan lagi diwajibkan menyerahkan informasi kesehatan publik melalui aplikasi atau situs web ArriveCAN; memberikan bukti vaksinasi.

Pelancong juga tidak diwajibkan menjalani tes sebelum atau saat kedatangan; melakukan karantina atau isolasi yang berkaitan dengan COVID-19; dan melapor jika mereka menunjukkan tanda atau gejala COVID-19 saat tiba di Kanada.

Transport Canada juga akan menghapus persyaratan perjalanan yang berlaku saat ini. Per 1 Oktober, para pelancong tidak akan lagi diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan untuk melakukan perjalanan udara dan kereta atau memakai masker di dalam pesawat dan kereta.

Langkah-langkah pembatasan terkait COVID-19 di sektor pelayaran juga akan dicabut. "Kami memperkirakan COVID-19 dan virus pernapasan lainnya akan terus menyebar selama bulan-bulan bersuhu dingin. Jadi saya mendorong semua orang untuk melengkapi vaksinasi COVID-19 mereka, termasuk dosis booster, dan mempraktikkan langkah-langkah kesehatan publik secara individu," kata Menteri Kesehatan Kanada Jean-Yves Duclos.

Kendati kewajiban memakai masker dicabut, semua pelancong sangat disarankan untuk mengenakan masker dengan kualitas tinggi dan ukuran yang sesuai selama menempuh perjalanan, menurut siaran pers tersebut.

 

antara

27
September

 

(voinews.id)- Jepang pada Selasa mengadakan upacara penghormatan kepada mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang meninggal dunia karena dibunuh.

Abe merupakan seorang tokoh yang melahirkan pengubuhan, yang mendominasi politik modern sebagai pemimpin terlama.

Pemakaman kenegaraan langka yang akan dilakukan untuknya hampir menjadi kontroversi yang memecah belah. Pembunuhan Abe pada rapat umum kampanye 8 Juli memicu banyaknya pengungkapan tentang hubungan antara anggota parlemen di Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa yang pernah dia pimpin dan Gereja Unifikasi, yang oleh para kritikus disebut aliran sesat.

Terkuaknya hubungan politisi LDP dan gereja itu memicu reaksi terhadap perdana menteri saat ini Fumio Kishida. Dengan peringkat dukungannya terseret ke titik terendah oleh kontroversi itu, Kishida telah meminta maaf dan bersumpah untuk memutuskan hubungan partai dengan gereja. Tetapi penentangan untuk menghormati Abe dengan pemakaman kenegaraan, peristiwa pertama sejak 1967, terus berlanjut.

Pemakaman itu menelan biaya 11,5 juta dolar (Rp174,81 miliar) yang harus ditanggung oleh negara pada saat kesulitan ekonomi bagi warga biasa. "Saya kira pemakaman ini tidak perlu diadakan," kata Hidemi Noto, asisten sutradara berusia 38 tahun yang mampir ke lokasi di Nippon Budokan Hall pada Senin untuk menyaksikan persiapan itu. "Ini memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan pemakaman orang biasa.

Saya pikir kita tidak harus menggunakan uang pajak untuk ini." Namun demikian, pada Selasa pagi, beberapa ratus warga biasa berbaris di jalan-jalan di luar lokasi pemakaman menunggu untuk menaruh bunga di stan yang ditentukan.

Sekitar 4.300 pelayat diperkirakan akan menghadiri upacara Selasa dan setidaknya 48 tokoh pemerintah saat ini atau sebelumnya, termasuk Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Satu-satunya pemimpin Kelompok Tujuh yang berencana hadir, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, batal datang karena harus mengatasi bencana alam di dalam negeri. Upacara dimulai pukul 14.00 waktu setempat, abu Abe dibawa ke permakaman, dan seorang petugas upacara penghormatan akan menembakkan 19 peluru dari meriam.

Puluhan ribu polisi akan dikerahkan, jalan-jalan terdekat akan ditutup dan bahkan beberapa sekolah ditutup karena Jepang berusaha menghindari kecerobohan menjaga keamanan yang menyebabkan penembakan Abe dengan senjata rakitan oleh seorang tersangka.

Pemakaman kenegaraan untuk Abe, yang diberi pemakaman pribadi beberapa hari setelah pembunuhannya, adalah yang pertama sejak 1967 setelah mantan Perdana Menteri Shigeru Yoshida.

Kishida telah menjelaskan keputusan pemakaman kenegaraan itu sebagai cara untuk menghormati prestasi Abe, serta membela demokrasi, tetapi warga biasa Jepang tetap terbelah, dengan jajak pendapat secara konsisten menunjukkan lebih dari setengahnya menentang pemakaman kenegaraan itu.

Seorang pejabat senior dalam pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang menemani Harris ke Jepang, mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak dapat mengomentari pendapat rakyat Jepang tentang pemakaman tersebut. "Yang bisa kami katakan adalah bahwa dia adalah mitra hebat Amerika Serikat  dan wakil presiden akan menghormati warisan itu," katanya, Senin. Sumber: Reuters

27
September

 

(voinews.id)- Kebakaran di hutan hujan Amazon Brazil melonjak pada September, yang merupakan bulan terburuk dalam lebih dari satu dekade, data pemerintah menunjukkan pada Senin. Kondisi itu terjadi setelah lonjakan deforestasi selama tahun pemilihan.

Badan penelitian antariksa nasional INPE melaporkan 36.850 peringatan kebakaran di wilayah tersebut sejauh bulan ini, naik 120 persen dari bulan yang sama tahun lalu dan rekor terburuk untuk setiap bulan sejak September 2010, ketika INPE mengeluarkan 43.933 peringatan. Dengan angka itu, total peringatan titik api sepanjang tahun ini meningkat menjadi 82.872, melampaui 75.090 yang tercatat sepanjang tahun 2021.

Kebakaran di Amazon cenderung mencapai puncaknya pada bulan Agustus dan September, yang dianggap sebagai musim kebakaran di wilayah tersebut, ketika hujan mereda sehingga para peternak dan petani sering membakar kawasan yang gundul.

Bulan ini angka itu telah melampaui rata-rata 32.110 kebakaran untuk September, menurut data satelit INPE sejak tahun 1998. Penghancuran hutan hujan Brazil sering terjadi pada tahun-tahun pemilihan, ketika penegakan hukum biasanya surut dan para penebang berlomba sebelum kebijakan konservasi dapat berubah.

“Kebakaran bukanlah fenomena alam di hutan hujan Amazon. Pembakaran ini terkait dengan aktivitas manusia, seringkali ilegal, dan tingkat degradasi yang membuat hutan lebih rentan terhadap kebakaran,” kata Mariana Napolitano, manajer sains WWF-Brazil. Rakyat Brazil akan memberikan suara pada 2 Oktober.

Masih tanda tanya apakah mereka akan memberikan masa jabatan kedua kepada Presiden Jair Bolsonaro. Dia telah membatalkan perlindungan lingkungan dan deforestasi di Amazon telah melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun.

"Brazil pernah menjadi rujukan dunia dalam memantau hutan nasional, tetapi sayangnya lembaga yang bertanggung jawab telah dibubarkan oleh pemerintah," kata mantan direktur INPE Ricardo Galvao di Twitter. Galvao sekarang mencalonkan diri sebagai anggota Kongres. Bolsonaro tertinggal dalam jajak pendapat dengan mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang telah berjanji untuk meningkatkan penegakan hukum di Amazon untuk mengekang deforestasi jika terpilih.

Kantor Bolsonaro meneruskan permintaan komentar Reuters ke Kementerian Kehakiman dan Keamanan Publik, yang mengatakan bahwa melihat di lima bioma--atau zona biogeografis--di mana kementeriann itu beroperasi, jumlah total kebakaran sejauh tahun ini lebih rendah daripada pada 2021.

Amazon hanyalah salah satu dari tujuh bioma Brazil, di samping Hutan Atlantik pesisir, wilayah Caatinga timur laut yang kering, dan dataran Pampa yang datar di selatan.

Kementerian itu menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan operasi polisi sejak tahun lalu untuk memerangi deforestasi ilegal, kebakaran hutan dan untuk melindungi tanah adat. Pada Agustus, kebakaran sudah menjadi yang tertinggi untuk bulan itu sejak 2010.

Data juga menunjukkan bahwa penggundulan seluas 1.661 kilometer persegi terjadi di Amazon bulan lalu, meningkat 81persen dari periode yang sama pada 2021. Dalam pidatonya di PBB pekan lalu, Bolsonaro memuji upaya energi terbarukan Brazil dan mengatakan sebagian besar Amazon tetap tak tersentuh, seraya mengkritik media atas laporannya tentang deforestasi.

 

Sumber: Reuters

26
September

 

(voinews.id) - Asosiasi Agen Perjalanan dan Pariwisata Peru (Asociación Peruana de Agencias de Viajes y Turismo / APAVIT) kembali menyelenggarakan Pameran Pariwisata Tahunan yang berlokasi di Taman Patriotic Sanctuary No.2, Miraflores, Lima.

Pameran diikuti lebih dari 100 eksibitor di bidang industri pariwisata, dibuka oleh Wakil Menteri Pariwisata Peru, Julia Isabel Alvarez Novoa dan Presiden APAVIT, Ricardo Acosta Rodriguez La Rosa. Sejak tahun 2018, Indonesia berpartisipasi secara mandiri dalam pameran pariwisata APAVIT, namun kali ini tampil bersama Thailand dan Malaysia sebagai tiga negara yang tergabung dalam ASEAN Committee in Lima (ACL).

Dalam acara pembukaan, tiga negara ACL berkesempatan menampilkan pertunjukan kesenian, dimana Indonesia menampilkan angklung, sedangkan Thailand dan Malaysia masing-masing menampilkan tarian tradisional.

Penampilan angklung oleh anggota Dharma Wanita Persatuan dan staf KBRI Lima yang membawakan: El Condor Pasa dan Yesterday (Beatles) mendapatkan sambutan meriah dari pengunjung, terlebih lagu El Condor Pasa merupakan lagu rakyat karya komponis Peru. “Baru kali ini saya melihat dan mendengar secara langsung alat musik angklung.

Sungguh takjub alat musik berbahan bambu tersebut dapat membawakan lagu rakyat kami, El Condor Pasa dengan nada yang baik” demikian dikatakan Andrea Pavia, seorang warga negara Peru yang mengelola sebuah agen perjalanan wisata di kota Lima.

Dalam kesempatan ini juga, Duta Besar Republik Indonesia untuk Peru merangkap Bolivia, Marina Estella Anwar Bey mengajak menari poco-poco yang disambut meriah oleh para hadirin dengan ikut menari secara bersama, antara lain, Ketua Parlemen Peru, María del Carmen Alva Prieto, Duta Besar Malaysia, Fenny Nuli, Duta Besar Thailand, Sorayut Chasombat, Presiden APAVIT, Ricardo Acosta Rodriguez La Rosa dan Wakil Presiden APAVIT, Patricia Campos.

Stan Indonesia yang diisi KBRI Lima menampilkan video dan informasi tentang destinasi pariwisata unggulan Indonesia. Pada stan Indonesia juga ditampilkan satu pasang manekin berbusana tradisional Sumatera Barat yang menarik banyak perhatian pengunjung, baik pelaku pariwisata maupun masyarakat umum untuk berfoto bersama manekin tersebut.

Selama dua hari pelaksanaan pameran, stan Indonesia telah dikunjungi lebih dari 305 pengunjung.

Sebagian besar pengunjung menanyakan informasi daerah tujuan wisata unggulan Indonesia, peraturan terkini kunjungan wisata ke Indonesia dalam masa pasca pandemi, dan peraturan kekonsuleran terkait visa kunjungan.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Keikutsertaan KBRI Lima pada pameran pariwisata APAVIT merupakan salah satu upaya KBRI Lima untuk lebih mengenalkan Indonesia kepada masyarakat di Peru. Salah satu pengunjung stan Indonesia, Luz Rosario Azana Bolce mengatakan bahwa kunjungan ke stan Indonesia mengingatkannya saat tinggal bersama suami dan anaknya selama lima tahun di Indonesia (Serang, Bandung, Banyuwangi dan Denpasar). “Saya cinta Indonesia dan berharap suatu saat nanti dapat kembali berkunjung ke Indonesia, seperti yang telah kami lakukan lebih dari sepuluh tahun lalu”, demikian katanya.

Dengan melakukan kegiatan promosi Indonesia seperti ini diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan Peru berkunjung ke Indonesia yang dianugerahi keindahan alam, keragaman suku bangsa, adat istiadat, seni dan budaya sebagai salah satu satu negara tujuan wisata terbaik di dunia.

 

KBRI Lima/voinews.id