20
September

(voinews.id)Taiwan mengalami lebih dari 70 kali gempa susulan setelah  gempa dahsyat bermagnitudo 6,8 pada Minggu (18/9).

Otoritas terkait memperingatkan tentang potensi gempa susulan dalam beberapa hari ke depan.

Sedikitnya satu orang meninggal dan 146 lainnya terluka setelah gempa mengguncang tenggara daerah Taitung pada Minggu malam, sehingga menimbulkan gelombang kejut di seluruh wilayah yang memilik pemerintahan sendiri itu.

Sekitar 500 orang masih terlantar di daerah pegunungan Taiwan timur akibat tanah longsor yang menghalangi jalan, demikian laporan harian Taiwan News.

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengatakan gempa yang melanda kota Chishang pada pukul 2.44 sore waktu setempat pada Minggu berkedalaman 7 km.

Sebelumnya pada Sabtu, gempa dengan magnitudo 6,4 mengguncang kota Guanshan.

Pada Senin pagi sekitar pukul 10:07 waktu setempat, gempa dengan magnitudo 5,9 mengguncang Taiwan, menurut Central Weather Bureau (CWB), yang meminta warga agar tetap waspada.

Menurutnya, pusat gempa susulan berada di kota Zhuoxi, Hualien, dengan kedalaman 13,4 km.

Infrastruktur jalan dan lalu lintas di Hualien rusak, sementara jembatan di Sungai Shiuguluan ambruk dan Jembatan Yuli rusak.

CWB mengatakan bahwa tiga hari ke depan kemungkinan terjadi gempa dengan magnitudo di atas 5.

Sementara itu, otoritas China menyampaikan "keprihatinan yang mendalam" atas bencana gempa dahsyat yang mengguncang Taiwan yang berpenduduk 24 juta jiwa.

Juru bicara Kantor Urusan Dewan Taiwan Zhu Fenglian pada Minggu mengatakan di Beijing; "Saya berharap agar masyarakat di daerah-daerah terdampak akan kembali produktif dan menjalani kehidupan sesegera mungkin."

 

antara

19
September

 

(voinews.id)- Gempa bumi, yang mengguncang Taiwan tenggara pada Minggu hingga menyebabkan kerusakan serta gerbong kereta tergelincir, dikhawatirkan memicu tsunami. Badan cuaca Taiwan menyebutkan gempa tersebut berkekuatan 6,8 magnitudo, sementara menurut Survei Geologi AS -- lembaga pemerintah AS peneliti geologi, kekuatan gempa adalah 7,2 magnitudo dan ada di kedalaman 10 kilometer.

Setelah gempa terjadi, Pusat Peringatan Tsunami AS mengeluarkan peringatan tsunami di Taiwan. Peringatan itu menyebutkan bahwa gelombang tsunami yang berbahaya kemungkinan dapat terjadi dalam jarak 300 kilometer dari pusat gempa di sepanjang pantai Taiwan.

Badan cuaca Taiwan mengatakan bahwa pusat gempa berada di daerah Taitung serta mengikuti gempa berkekuatan magnitudo 6,4 pada Sabtu (17/9) malam di area yang sama, dan tidak menimbulkan korban jiwa. Media Taiwan menyebutkan bahwa sebuah gedung bertingkat rendah yang berisi toko serba ada runtuh.

Tim penyelamatan mulai mengeluarkan orang-orang yang berada di dalam bangunan itu. Badan Kereta Api Taiwan mengatakan tiga gerbong kereta tergelincir dari rel di Stasiun Dongli di Taiwan bagian timur setelah bagian kanopi platform runtuh. Sekitar 20 penumpang di dalam gerbong-gerbong itu disebutkan telah dievakuasi.

Badan cuaca Jepang mengeluarkan peringatan gelombang tsunami 1 meter untuk bagian Prefektur Okinawa usai gempa tersebut. Gempa itu bisa dirasakan di seluruh Taiwan, kata biro cuaca. Sejumlah bangunan terguncang sebenar di Ibu Kota Taipei.

Sejumlah pusat sains di kota-kota bagian selatan, Tainan dan Kaohsiung, yang menjadi lokasi pabrik semikonduktor besar, mengatakan gempa tersebut tidak berdampak terhadap operasi. Taiwan terletak di dekat persimpangan dua lempeng tektonik dan rentan terhadap gempa.

Lebih dari 100 orang tewas dalam sebuah gempa di Taiwan bagian selatan pada 2016, sementara gempa berkekuatan magnitudo 7,3 menewaskan lebih dari dua ribu orang pada 1999.

 

Sumber: Reuters

19
September

 

(voinews.id)- Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (16/9) mengadopsi keputusan untuk secara eksklusif mengizinkan kepala negara Ukraina menyerahkan rekaman pidato untuk diputar pada Debat Umum yang digelar pekan depan, alih-alih hadir secara fisik.

Perwakilan dari semua negara anggota dan pengamat wajib hadir secara fisik di Aula Sidang Majelis Umum jika mereka ingin menyampaikan pernyataan dalam Debat Umum tahun ini. Keputusan tersebut menyebutkan bahwa Ukraina dapat mengajukan pernyataan dari kepala negaranya yang telah direkam sebelumnya.

Pernyataan itu akan diputar di Aula Sidang Majelis Umum saat Debat Umum.

Presiden Sidang Majelis Umum akan mengedarkan pernyataan yang telah direkam sebelumnya itu sebagai dokumen sidang majelis. Keputusan itu menyebutkan bahwa hal ini tidak akan menjadi preseden dalam Debat Umum di masa mendatang dan mengamanatkan pertemuan tingkat tinggi direncanakan untuk pekan tingkat tinggi Sidang Majelis Umum yang akan datang.

Draf resolusi tersebut, yang diajukan oleh Ukraina dan sekitar 50 negara lainnya, diadopsi dengan 101 suara dukungan, 7 suara penolakan, dan 19 suara abstain.

Belarus mengajukan amendemen untuk draf keputusan tersebut, yang akan memungkinkan para pemimpin dari negara anggota lainnya yang tidak dapat berpartisipasi secara langsung karena alasan yang berada di luar kendali mereka untuk berbicara melalui pernyataan yang telah direkam sebelumnya.

Namun, amendemen itu ditolak oleh Sidang Majelis Umum dalam pemungutan suara. Sebelum dan setelah pemungutan suara terkait draf keputusan yang diajukan oleh Ukraina, beberapa negara anggota menyuarakan kekhawatiran bahwa keputusan seperti itu akan mengancam kesetaraan kedaulatan di antara negara-negara anggota dan memolitisasi masalah prosedural Sidang Majelis Umum.

 

antara

19
September

 

(voinews.id)- Pejabat kesehatan senior China mengimbau masyarakat agar menghindari kontak fisik dengan warga negara asing (WNA) untuk mencegah kemungkinan infeksi cacar monyet setelah negara itu melaporkan kasus pertama yang diketahui pada Jumat.

"Untuk mencegah kemungkinan infeksi cacar monyet dan sebagai bagian dari gaya hidup sehat kita, diimbau agar Anda tidak bersentuhan langsung dengan WNA," kata kepala epidemiolog Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China Wu Zunyou di akun Weibo miliknya, Sabtu. Wu juga meminta masyarakat agar menghindari bersentuhan dengan orang yang baru kembali dari luar negeri dalam tiga pekan terakhir, dan semua "orang asing".

"Wajib dan sangat penting untuk memperkuat pengawasan dan pencegahan epidemi cacar monyet di tingkat sosial," tulisnya. Unggahan Wu di media sosial itu menyebar luas, namun kolom komentar di bawah unggahan awal dimatikan pada Minggu.

Beberapa warganet mempertanyakan mengapa para WNA di China, yang banyak dari mereka sudah menetap lama dan baru-baru ini belum pergi karena pembatasan COVID-19, dianggap lebih berbahaya dari warga lokal.

Wu belum menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari hal ini. Kota Chongqing pada Jumat mencatat kasus cacar monyet pada seseorang yang baru tiba dari luar negeri. Kasus itu menjadi kasus pertama yang diketahui di daratan China di tengah wabah global virus tersebut baru-baru ini.

Risiko penularannya kecil lantaran orang tersebut langsung dikarantina setibanya di Chongqing, kata komisi kesehatan setempat lewat pernyataan.

Semua kontak diisolasi dan dalam pengawasan medis. Sekitar 90 negara, di mana cacar monyet bukanlah endemi, telah melaporkan penyakit virus tersebut, yang dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat kesehatan global.

Tercatat lebih dari 60.000 kasus cacar monyet terkonfirmasi dan sejumlah negara bukan endemi melaporkan kematian pertama terkait penyakit tersebut.

 

Sumber: Reuters