VOINews, Jakarta: Masyarakat di daerah Bokimiake, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, menggelar Kesenian tradisional Togal untuk memeriahkan acara pernikahan dan kegiatan lainnya. Togal adalah tradisi hiburan yang ada pada masyarakat di Maluku Utara.Tradisi ini menggabungkan beberapa unsur, yaitu musik, tarian, lantunan syair dan pantun. Tradisi Togal sudah berlangsung sejak zaman dulu dan terus dipertahankan sebagai tradisi masyarakat Bokimiake hingga kini. Digelarnya tradisinya ini, merupakan bentuk kepatuhan terhadap warisan leluhur, juga sebagai salah satu upaya melestarikan musik tradisional. Bagi masyarakat setempat, musik Togal merupakan musik multi fungsi, karena selain dapat dinikmati sebagai kesenian, juga menjadi perekat nilai-nilai silaturahmi dan persaudaraan.
Dalam musik Togal sedikitnya ada empat jenis instrumen musik yang digunakan yakni, biola, yang juga disebut Fiyol oleh masyarakat Bokimiake, Gambus, Gong dan Tifa atau Gendang Rebana, namun dengan hanya berbekal Biola dan Tifa pun, Togal tetap bisa ditampilkan. Dari keempat instrumen musik tersebut, yang paling dominan perannya adalah Biola, karena alunan suara Biola menjadi pengatur irama gerak orang yang menari dalam musik Togal. Bahkan, alunan suara biola dalam musik Togal menjadi magnet bagi siapa pun yang mendengarnya, untuk datang ke acara yang menampilkan kesenian Togal.
Selain untuk memeriahkan acara pernikahan, kesenian Togal juga biasanya ditampilkan dalam acara adat atau penyambutan tamu. Untuk acara adat atau penjemputan tamu, penari yang diiringi musik Togal biasanya hanya lima pasang pria dan wanita. Sedangkan pada saat acara pernikahan, jumlah penarinya jauh lebih banyak, bahkan bisa mencapai ratusan orang tergantung dari luasnya tempat acara. Kesenian Togal yang ditampilkan dalam acara adat atau penjemputan tamu, biasanya diikuti dengan pantun yang berisi nasehat untuk melakukan kebaikan dengan mengutip ayat-ayat Al-Quran dan hadist atau pesan-pesan dari para leluhur. Untuk acara pernikahan, terkadang pula disertai dengan pantun yang isinya hanya untuk memberi komando kepada mereka yang menari, misalnya komando untuk berganti pasangan atau memutar haluan kepada pasangan yang berada di belakang. Gerakan tarian dalam kesenian Togal pada umumnya tidak rumit, sehingga bisa dilakukan oleh siapa pun.