14
July

 

 

VOInews, Jakarta: Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmen Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 untuk terus memperkuat soliditas dalam menjaga stabilitas di kawasan.

“Kami di Asean berkomitmen untuk terus memperkuat persatuan dan soliditas serta memperkokoh sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Presiden saat melakukan Courtesy Call di Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM/PMC) ke-56, di Jakarta, Jumat (14/7).

Presiden menyebut, Indonesia dalam Presidensi G20 tahun 2022 dapat tetap bekerja dan bahkan menghasilkan hal-hal bermanfaat bagi dunia atas dukungan negara-negara sahabat, meskipun di tengah krisis dan rivalitas.

“Tahun ini Indonesia memegang keketuaan ASEAN. Ini akan kami manfaatkan untuk meningkatkan kontribusi ASEAN bagi kejayaan Indo-Pasifik dan dunia. Terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada Indonesia,” katanya.

Presiden pun menyampaikan optimisme, pertemuan AMM/PMC ke-56 dilakukan untuk mencari solusi terhadap isu-isu regional dan global, bukan sebaliknya.

“ASEAN tidak boleh menjadi ajang persaingan tidak boleh menjadi proxy negara manapun dan hukum internasional harus dihormati secara konsisten. Untuk itu kerja sama dan dukungan nyata dari para mitra dan tamu ASEAN sangat kami harapkan,” katanya.

Lebih lanjut Presiden Joko Widodo mengatakan ASEAN memiliki potensi besar untuk menjadi epicentrum of growth, baik dari segi usia produktif maupun dari kekayaan alam yang berlimpah.

“Kami negara-negara ASEAN negara yang sedang berkembang butuh pengertian butuh kearifan dan juga butuh dukungan baik dari negara-negara maju dan negara-negara sahabat untuk meninggalkan pendekatan zero-sum dan mengambil pendekatan saling menguntungkan,” katanya.

Presiden Joko Widodo pun menutup sambutannya dengan mengutip pepatah Indonesia menang tanpo ngasorake yang artinya menjadi pemenang tanpa merendahkan. Dirinya pun mengajak negara-negara untuk menjadi pemenang dalam mengatasi krisis global tanpa mengalahkan yang lain.

“Untuk itu saya mengajak kita semuanya marilah kita menjadi pemenang yang terhormat menang tanpo ngasorake,” tutupnya.

14
July

 

VOInews, Jakarta: Indonesia mengajak Jepang untuk bekerja sama mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan ASEAN-Japan Post Ministerial Conference (PMC) di Jakarta Kamis (13/07). Disebutkan, Jepang sedang bertransisi menuju 100% kendaraan listrik pada tahun 2035/ dan ingin menjadi pemimpin di industri kendaraan listrik.

ASEAN adalah mitra yang tepat bagi Jepang untuk pengembangan baterai kendaraan listrik. Retno Marsudi menambahkan Jepang dapat mendukung kerja sama ini termasuk melalui Green Innovation Fund. Menurut Retno Marsudi, ekosistem kendaraan listrik tidak hanya akan membawa kemakmuran di kawasan, namun juga membawa ASEAN selangkah lebih dekat menuju masyarakat bebas karbon.(voinews.id)

13
July

 

 

VOInews, Jakarta: ASEAN Plus 3 (APT) telah menjadi jangkar selama 25 tahun dalam menghadapi tantangan di kawasan. Bahkan, menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, APT selalu berdiri kokoh melawan segala kemungkinan ketidakstabilan, guncangan, dan krisis.

"Hari ini, kita harus memastikan bahwa jangkar kita ini dapat menjadi lebih kuat lagi mengatasi tantangan global yang penuh dengan ketidakpastian," katanya dalam pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri APT, di Jakarta, Kamis (13/7).

Untuk itu dirinya mendorong agar APT terus memastikan stabilitas di kawasan. Menurutnya stabilitas harus terus diupayakan dengan saling berkontribusi sebagai kekuatan positif.

"Kita harus menjunjung tinggi paradigma kolaborasi, dan kita harus mempertahankan perdamaian dan keamanan dengan menghormati hukum internasional dan mengejar semangat multilateralisme," katanya.

Selain itu, dirinya pun mengajak APT untuk mendukung cara ASEAN membangun arsitektur regional yang inklusif dan mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) melalui tindakan nyata.

Di sektor ketahanan, Menlu Rerno Marsudi mendorong pentingnya konsolidasi mekanisme penguatan ketahanan diantara negara-negara APT. Ia pun mendorong Inisiatif Chiang Mai (kesepakatan pertukaran mata uang multilateral) untuk bergerak cepat dan efektif dalam merespon krisis keuangan.

"Cadangan Beras Darurat APT harus ditingkatkan untuk mengatasi masa depan gangguan pasokan makanan," katanya.

Ia pun menekankan agar APT menjadi bagian tak terpisahkan untuk memastikan kawasan yang tangguh dalam menghadapi krisis yang mungkin datang dengan tiba-tiba.

Selain itu Retno Marsudi juga menggaris bawahi pentingnya aspek keberlanjutan. Menurutnya, APT harus menjadi jangkar yang kokoh untuk mendorong keberlanjutan bagi perkembangan kawasan.

"Itu sebabnya APT harus lebih inovatif dalam beradaptasi dengan perubahan iklim, mengurangi emisi, dan mempercepat transisi energi," katanya.

Terkait hal ini, dirinya pun mengusulkan agar APT dapat memulai kerja sama dalam mengembangkan eskosistem kendaraan listrik.

13
July

foto:Kemlu RI

VOInews, Jakarta : Kemitraan ASEAN dan Korea Selatan penting untuk mempercepat transformasi digital di kawasan Asia Tenggara. Sebagai negara dengan keunggulan di bidang inovasi digital, Korea Selatan dapat mendukung ASEAN dalam pengembangan inovasi dan infrastruktur digital.

Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan para Menlu ASEAN dengan Menlu Korea Selatan di Jakarta, Kamis (13/07/2023) mengatakan bahwa tahun depan adalah peringatan 35 tahun hubungan ASEAN-Korea Selatan dan rencananya akan diluncurkan Kemitraan Strategis Komprehensif antaranya keduanya.

Menlu mengatakan, ada dua area kerja sama yang perlu didorong.

Pertama, mempercepat pengembangan infrastruktur digital di ASEAN.

Tahun ini pertumbuhan ekonomi ASEAN diproyeksikan mencapai 4,7%. Guna menjaga momentum ini, investasi infrastruktur untuk transformasi digital diperlukan, khususnya infrastruktur komunikasi, inovasi digital di sektor perbankan, dan pembayaran digital.

“Sebagai raksasa di bidang inovasi digital, Korea Selatan dapat membantu pembangunan ASEAN di sektor ini, termasuk dengan mendukung pelaksanaan ASEAN-Indo-Pacific Forum: Implementation of the AOIP,” kata Menlu Retno.

Kedua, menjaga komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan. Perkembangan di Semenanjung Korea dewasa ini menjadi keprihatinan bagi kawasan. Senjata nuklir sangat berbahaya bagi kawasan Indo-Pasifik.

“ASEAN berkomitmen untuk menumbuhkan budaya dialog dan paradigma kolaborasi dengan memanfaatkan semua platform yang ada di ASEAN, seperti ASEAN Regional Forum (ARF). Rencana Pernyataan Bersama ASEAN-Korea Selatan mengenai AOIP harus inklusif dan berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas jangka panjang di kawasan,” tandas Retno.

Dalam pertemuan tersebut, negara-negara ASEAN menyambut baik Korean-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) yang menggarisbawahi sentralitas ASEAN, memperkuat kerja sama strategis pada bidang politik dan keamanan, dan eksplorasi kerja sama infrastruktur digital dan perubahan iklim.

Di bidang budaya, dibahas peningkatan people-to-people contact dan kerja sama sosio-kultural termasuk melalui peresmian ASEAN Korea Day pada akhir tahun 2023. Di bidang ekonomi, dibahas pentingnya kerja sama pemajuan UMKM, termasuk peningkatan keterampilan inovasi dan ekonomi digital.

Terkait perdamaian dan keamanan, ditekankan mengenai pentingnya perdamaian di Semenanjung Korea.

Pertemuan juga mendorong finalisasi peningkatan status kemitraan ASEAN-Korea Selatan menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif, bersamaan dengan peringatan 35 tahun hubungan dialog ASEAN-Korea Selatan tahun depan.

Pernyataan Bersama Menlu ASEAN mengenai peluncuran rudal balistik di Semenanjung Korea telah tersedia website Sekretariat ASEAN (https://asean.org/wpcontent/uploads/2023/07/AMS-Statement-on-Korean-Peninsula.pdf).