14
September

 

VOInews, Jakarta: Konjen RI Sydney, Vedi Kurnia Buana, Fanny Erlita Buana beserta rombongan KJRI Sydney menghadiri Kegiatan Indonesia Goes to School (IGtS) sekaligus juga “Indonesian day” pada Selasa (12/9/2023) di St Mary Star of the Sea College, Sydney.

 

Dalam kunjungan tersebut, dirinya menekankan pentingnya mempelajari bahasa Indonesia dan budaya antar kedua negara, sebagai bentuk keeratan antar Indonesia dan Australia.

 

“Siswi St Mary Star of the Sea College adalah bagian dari masa depan hubungan Indonesia dan Australia. Dengan dekatnya hubungan bilateral Indonesia dan Australia saat ini serta adanya kesepakatan yang telah dimiliki oleh kedua negara tentunya akan membuka peluang yang sangat luas bagi masyarakat kedua negara,” katanya dalam keterangan KJRI Sydney yang diterima di Jakarta, Rabu (13/9/2023).

 

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada sekolah dan guru yang telah menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran pilihan dan secara aktif turut mempromosikan bahasa Indonesia.

 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah Saint Mary Star of the Sea College Tony Fitzgerald, mengingatkan para siswi bahwa mereka bukan hanya sebagai warga New South Wales (NSW), warga negara Australia, atau sekadar bagian dari sebuah kawasan di pasifik saja.

 

“Tidak ada lagi yang membatasi kita dalam globalisasi saat ini. Sehingga memahami bahasa dan budaya berbagai negara sesuatu yang sangat penting dalam turut membangun komunitas global,” kata Tony.

 

Tony juga memotivasi para siswi untuk terus giat belajar dan dapat jejak para pendahulu yang membuktikan telah belaj berhasil menapaki karir dengan penguasaan bahasa Indonesia.

 

Sementara itu, Lisa Cooper, guru bahasa Indonesia di sekolah tersebut mengatakan bahwa Indonesian Day mencoba memberikan pengalaman yang nyata bagi para murid tentang Indonesia.

 

“Indonesia merupakan tetangga dekat kami, kami ingin mempromosikan pemelajaran bahasa dan budaya itu. Murid kami adalah generasi penerus kami, dan sangatlah penting bagi kami untuk terus mengadopsi pendidikan dan kekayaan lainnya di Indonesia,” katanya.

 

Indonesian Day menampilkan sejumlah kegiatan seni dan budaya yang dikemas untuk menarik minat murid tentang Indonesia. Kegiatan ini juga mengajak para murid untuk merasakan langsung pengalaman dan semangat seni dan budaya Indonesia.

 

"Seperti, bermain angklung, menorehkan canting batik di atas kain, memperagakan gerakan pencak silat, menirukan gerakan tari bali, dan mendengarkan cerita sejarah hubungan Australia-Indonesia melalui story telling," tulis KJRI Sydney.

 

Kali ini IGtS dilaksanakan oleh KJRI Sydney dengan dukungan dari berbagai pihak di antaranya Australia Indonesia Association (AIA) NSW, Balai Bahasa dan Budaya Indonesia (BBBI) NSW, Sanggar Tari Bali Saraswati, Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) New South Wales, Perguruan Pencak Silat Aman Sehat Ampuh Damai (PPS ASAD) Australia serta Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Sydney.

14
September

Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Achmad Ubaedillah, menyerahkan surat-surat kepercayaan pada Sultan Hassanal Bolkiah di Istana Nurul Iman, Bandar Seri Begawan, Rabu (13/09/2023). (Foto: KBRI Bandar Seri Begawan)

 

VOInews, Jakarta: Sultan Hassanal Bolkiah menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam yang baru, Achmad Ubaedillah. Penerimaan dilangsungkan dalam sebuah upacara kredensial di Istana Nurul Iman, Bandar Seri Begawan, Rabu (13/09/2023). Dengan demikian, Ubaedillah kini resmi bertugas mewakili pemerintah Indonesia di Brunei Darussalam.

14
September

 

VOinews.id- Menteri BUMN Erick Thohir menjamin naik kereta cepat Jakarta Bandung tetap aman dan nyaman, bahkan saat kereta melaju pada kecepatan tertinggi 351 kilometer (km) per jam. "Menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung bersama Bapak Presiden Jokowi beserta rombongan. Walaupun kecepatan kereta mencapai 351 km/jam, di dalam rasanya tetap nyaman dan aman," kata Erick saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan uji coba KCJB di Stasiun Halim Jakarta, Rabu. Kenyamanan yang dimaksud Erick adalah antara lain perjalanan menggunakan KCJB begitu cepat dan tidak ada getaran dengan kecepatan maksimal operasional tersebut.

Selain itu, kenyamanan dalam kereta cepat juga membuat penumpang bebas kemacetan, seperti yang dialami pengendara mobil. "Berangkat pagi, eh sampai Bandung masih pagi. Anti-macet dan slap-slip. Siapa mau naik juga?" ujarnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pun mencatat secara khusus kecepatan KCJB tersebut.

Presiden mengaku sudah empat kali meninjau proyek kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB). Namun, ini adalah kali pertama Presiden menjajal kereta cepat. "Namun ini baru pertama kali kita coba kecepatan 350 km per jam, tidak terasa sama sekali. Ya inilah peradaban. Inilah kecepatan," kata Presiden di Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Jawa Barat, Rabu. Atas pencapaian tersebut, Presiden mengharapkan masyarakat pengguna mobil pribadi agar segera beralih ke kereta cepat untuk perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, dan sebaliknya. Presiden juga mengajak pengguna mobil untuk beralih ke moda transportasi umum lainnya yang sudah disediakan pemerintah selain kereta cepat, yaitu kereta layang ringan (LRT), Moda Raya Terpadu (MRT), hingga Trans Jakarta.

Masyarakat pun dapat mulai menjajal kereta cepat pada Oktober mendatang. Tujuan utama dari perpindahan pengguna mobil ke alat transportasi massal itu, menurut Presiden, adalah agar dapat menekan tingkat kemacetan di jalan. Pada saat yang sama, tingkat polusi juga dapat ditekan. Presiden Joko Widodo melakukan uji KCJB dengan titik awal perjalanan dari Stasiun Halim, Jakarta yang berakhir di Stasiun Padalarang, Jawa Barat. Hanya butuh waktu 28 menit untuk tiba di stasiun Padalarang.

Pada uji coba kali ini turut hadir Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo, dan Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi.

 

Antara

14
September

 

VOInews.id- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi industri yang turut membangun smelter yang menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) karena akan dapat mendukung industri baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). “Oleh karenanya, pemerintah terus mendukung upaya pertumbuhan industri dalam negeri khususnya industri hilirisasi sumber daya alam mineral dan pengembangan EV di tanah air,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Rabu. Menperin mengatakan peningkatan nilai tambah nikel sebagai salah satu komoditas mineral dapat mencapai 19 kali apabila diolah menjadi bahan baku baterai.

Namun demikian, hingga tahun 2020, sebagian besar pengolahan bijih nikel di Indonesia berada pada jalur untuk memproduksi NPI dan FeNi, bukan pada jalur untuk produksi baterai. “Dengan target kuantitatif pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) untuk roda empat dan lebih sebesar 400 ribu unit pada tahun 2025, dan satu juta unit pada tahun 2035, proyeksi kebutuhan nikel sebagai bahan baku baterai khususnya jenis baterai NMC 811 akan terus meningkat,” papar Menperin.

Menperin pun memberikan apresiasi kepada seluruh investor dan jajaran Direksi PT Anugrah Neo Energy Materials dan PT Gotion Indonesia Materials atas komitmennya dalam membangun industri smelter nikel di Indonesia.

“Langkah ini turut menyukseskan program hilirisasi serta menjadi langkah penting menuju Indonesia Emas 2045,” kata Menperin. Proyek Baterai HPAL antara PT Anugrah Neo Energy Materials (ANEM) berstatus 100 persen PMDN dan dengan mitra strategis PT Gotion Indonesia Materials (GIM) yang berstatus PMA. Proyek tersebut akan berlokasi di Neo Energy Buleleng Industrial Park (NEBIP), Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

Kerja sama ini nantinya akan menjadi operasi yang terintegrasi secara vertical, yang menggabungkan sumber daya tambang dengan Fasilitas HPAL, untuk memproses Bijih Ni menjadi MHP dan Ni/Co Sulfat, yang merupakan bahan prekursor katoda untuk produksi baterai EV.

Keberadaan proyek baterai HPAL tersebut diharapkan menambah kapasitas MHP nasional sebanyak 120.000 MT per tahun. Sebagai aspek utama dalam produksi EV, jalur panjang produksi baterai EV dari bijih limonite tersebut memerlukan dukungan terintegrasi dari berbagai sektor industri terkait.

 

Antara