VOInews.id- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempersiapkan enam teknologi guna optimalisasi Penangkapan Ikan Terukur Elektronik (e-PIT) dalam transformasi digital perikanan tangkap untuk mengatasi kendala komunikasi maritim di Indonesia.
“Ada enam teknologi yang disiapkan yaitu satelit komunikasi, satelit Nano, drone udara, drone laut, sensor, dan radar untuk pengelolaan sumber daya perikanan dan pelaporan online tangkapan ikan,” kata Plt Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi KKP Aulia Riza Farhan saat Bincang Bahari di Jakarta, Senin. Aulia menambahkan saat ini masih belum ada teknologi komunikasi maritim yang bisa mengirimkan data atau komunikasi langsung secara sewaktu.
“Satelit komunikasi sangat kami butuhkan untuk mendapatkan informasi yang sedang di bangun KKP,” ujarnya. Dia menuturkan pelayanan digital tersebut merupakan desain utama dari program KKP dalam transformasi dari integrasi data menuju kolaborasi network untuk keterpaduan layanan digital nasional.
“Pada 2024 mendatang Penangkapan Ikan Terukur (PIT) bisa diterapkan melalui aplikasi e-PIT untuk membantu memantau aktivitas nelayan dan kapal di laut,” tutur Aulia. Selain itu, dia menjelaskan pelaku usaha perikanan di Indonesia itu sudah sampai selatan Maldives dan sebelah baratnya sampai ke Perth.
“Luas wilayah Indonesia dari perairan sampai laut lepas jadi cakupannya seluruh laut komunikasi maritim ini sangat penting untuk keselamatan kapal perikanan Indonesia,” katanya. Aulia mengungkapkan kebutuhan komunikasi maritim di Indonesia sangat diperlukan untuk membuat Ocean Big Data yang menjadi fokus utama KKP agar eksploitasi di laut Indonesia teratur.
“Sejalan arahan Pak Menteri bahwa ekologi itu sebagai ‘panglima’ sehingga ekologi itu berada di depan baru di eksploitasi sehingga benar-benar optimal dan dapat dimanfaatkan untuk negara,” ungkap Aulia. Asisten Khusus Menteri KP Bidang Tugas Media dan Komunikasi Publik Doni Ismanto pada kesempatan yang sama mengatakan aplikasi e-PIT merupakan teknologi yang diinisiasi KKP untuk kemudahan dan efektivitas pelaksanaan PNBP pascaproduksi dan kebijakan PIT bagi kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan. “Aplikasi itu terintegrasi dengan layanan lain, seperti perizinan usaha, izin pelayaran serta regulasi lainnya terkait aktivitas kelautan dan perikanan,” kata Doni.
Antara
Antara
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok menggelar malam kebudayaan Indonesia, Minggu (18/9/2023). Gedung Pic-Ganesha Theater, Siam Square One, Bangkok, Thailand yang berkapasitas 1.200 orang sebagian besar terisi penonton. Duta Besar RI untuk Thailand, Rachmat Budiman hingga Ketua Parlemen Thailand, Wan Muhamad Noor Mata, turut menyaksikan pertunjukan.
VOInews, Jakarta: Kekaguman dunia terhadap karya Raja Bhumibol Adulyadej dirasakan pada Indonesian Cultural Night, yang digelar KBRI Bangkok di Ganesha Theatre, salah satu teater terbaik di Bangkok, Minggu (17/9/2023). Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand yang bertakhta pada 1946-2016, selain dikenal sebagai figur pemersatu bangsa, juga terkenal sebagai sosok yang sangat berbakat di bidang musik.
“Kecintaannya terhadap musik, khususnya musik jazz dan blues, dituangkan dalam sejumlah karya lagu yang populer secara internasional,” tulis KBRI Bangkok dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (28/9/2023).
Selain memperkenalkan budaya Indonesia, Indonesian Cultural Night juga menampilkan kolaborasi musik Indonesia-Thailand melalui dua lagu yang dibawakan oleh ‘The Ambassador and His Gang’ Band.
Band tersebut beranggotakan Duta Besar RI, Rachmat Budiman, Pegawai Setempat KBRI Bangkok, Sari Suharyo sebagai penyanyi, serta mahasiswa Chulalongkorn University sebagai pengiring lagu. Dua lagu yang dibawakan yaitu Tapisah 2, yang merupakan lagu dari Maluku, serta lagu yang diciptakan oleh Raja Bhumibol Adulyajed, berjudul ‘Yarm Yen’.
Secara harfiah, ‘Yarm Yen’ berarti ‘in the evening’. Namun lagu tersebut lebih dikenal dunia dengan judul ‘Love at Sundown’.
Lagu ini diciptakan pada tahun 1946, bertepatan dengan tahun pertama mendiang Raja Bhumibol Adulyadej bertakhta. “Lagu bercerita tentang suasana indah dan romantis saat matahari tenggelam di pantai, yang dinikmati oleh sepasang kekasih,” tulis KBRI.
Saat dirilis pertama kali, ‘Love at Sundown’ langsung mencetak hits dan digemari masyarakat luas. Lagu tersebut semakin populer saat dijadikan sebagai soundtrack sebuah film Thailand berjudul ‘The Gift from the Sky”, yang tayang di Netflix pada tahun 2016.
Suasana ceria terasa saat ‘The Ambassador and His Gang’ membawakan ‘Yarm Yen’ (Love at Sundown). Hadirin yang menyaksikan acara Indonesian Cultural Night semalam terhanyut dalam alunan musik yang menyatukan rasa hati hadirin yang terdiri dari berbagai bangsa.
Alunan musik dari mahasiswa Chulalongkorn University juga menambah kemegahan penampilan. Penonton dibawa kembali untuk mengenang mendiang Sang Raja yang sangat dicintai rakyatnya.
“Kolaborasi musik Indonesia-Thailand tersebut seolah menegaskan bahwa legacy dan maha karya mendiang Raja Bhumibol Adulyadej sebagai sosok pemersatu sekaligus pecinta musik akan tetap abadi sepanjang masa,” tulis KBRI Bangkok.
Acara Indonesian Cultural Night digelar untuk lebih meningkatkan pemahaman publik Thailand mengenai kekayaan budaya Indonesia. Dalam sambutannya, Duta Besar Rachmat Budiman menyampaikan bahwa kegiatan diharapkan dapat memperkuat people-to-people contact antara Indonesia dengan Thailand dan warga negara asing lainnya.
“Sekaligus menciptakan peluang kerja sama antara warga kedua negara,” kata Dubes Rachmat.
Acara dihadiri oleh sejumlah tamu kehormatan, khususnya Ketua Parlemen Thailand, Wan Muhamad Noor Matha. Bupati Bandung, Dadang Supriatna juga turut hadir secara langsung mendampingi tim penampil dari Kabupaten Bandung. Acara juga dihadiri oleh kalangan pejabat pemerintahan, korps diplomatik, pecinta seni, media dan masyarakat umum.
Selain kolaborasi musik Indonesia-Thailand oleh ‘The Ambassador and His Gang’, acara tersebut juga menampilkan pertunjukan musik dan sendra tari dari Indonesia, yaitu ‘Rasa Sayange’ oleh Sekolah Indonesia di Bangkok, Tari ‘Bambangan Cakil’ oleh Darwanto (seorang Pegawai Setempat KBRI Bangkok) dan Oky Bima Reza Afrita (seorang diaspora Indonesia di Bangkok), Tari Mutiara Nusantara oleh Universitas Negeri Yogyakarta, Tari Citrolangenan oleh Universitas Negeri Surabaya, dan Tari Ratoh Jaroe oleh Universitas Islam Indonesia. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Bandung membawakan dua penampilan, yaitu Tari Jaipong dan Rampak Kendang. Acara ditutup dengan meriah oleh seni tari Reog Ponorogo, yang dibawakan Universitas Brawijaya.
VOInews.id- Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara dengan basis pembeli produk halal terbesar di Asia Tenggara, menurut Laporan Industri Halal 2023 yang dirilis platform belanja daring Alibaba.com. Sementara itu untuk pasar global, Indonesia berada di peringkat ke-7 setelah Amerika Serikat, Pakistan, Bangladesh, Mesir, Inggris, dan Arab Saudi.
“Indonesia jelas memiliki keunggulan di pasar produk halal karena negara ini memiliki populasi yang besar, standar produk yang ketat, dan banyaknya pengusaha yang bergerak di bidang tersebut,” kata Head of Southeast Asia Alibaba.com Roger Luo dalam keterangan resmi yang diterima.
Laporan yang disusun bersama Malaysia External Trade Development Corporation (MATRADE) itu juga menyebutkan Indonesia diakui sebagai salah satu pemasok utama produk halal karena negara ini memiliki warisan Islam yang kaya dan pemahaman budaya yang mendalam.
Berdasarkan Laporan Industri Halal Alibaba.com 2023, produk Halal yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi dari segi pembelian adalah pakaian tradisional Muslim, syal, produk perawatan kulit, dan cemilan halal. Naiknya permintaan terhadap pakaian Muslim didorong oleh populasi Muslim yang terus bertambah dan keinginan untuk berpakaian sopan sesuai budaya.
Selain itu, pembelian kerudung dan syal juga mengalami peningkatan, bukan hanya di kalangan wanita Muslim, tetapi juga di kalangan non-Muslim yang menyukai gaya dan fleksibilitas dari syal sebagai aksesoris. Untuk industri perawatan kulit, permintaan akan produk bersertifikat halal ikut naik seiring dengan keinginan pembeli untuk menggunakan opsi yang alami dan natural.
Konsumen, baik Muslim maupun non-Muslim, mencari produk perawatan kulit yang bebas dari alkohol, bahan-bahan berbasis hewan, dan zat-zat terlarang lainnya, sehingga produk perawatan kulit bersertifikat halal menjadi pilihan yang populer.
Antara