VOInews.id, Jakarta: Tari Reog khas Ponorogo, Jawa Timur tampil sebagai penutup pada gelaran Indonesian Cultural Night 2023, Minggu (17/9). Penampilan ini berlangsung di hadapan sekitar 1.200 penonton yang memenuhi Pic-Ganesha Theatre, Siam Square One, Bangkok, Thailand. Dengan durasi kurang lebih 12 menit, Tari Reog yang dibawakan tim tari Universitas Brawijaya (UB) ini mengisahkan cerita berjudul Hastabrata.
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan Komitmen Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mempersempit, kesenjangan pembangunan dan memperkuat implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) secara lokal.
“Termasuk melalui pemberdayaan pemuda, perempuan, lansia, UMKM, dan pekerja migran,” katanya saat menghadiri Sustainable Development Goals (SDGs) Summit di Markas Besar PBB di New York seperti dikutip dari keterangan resmi Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Selain itu, Menlu RI menyampaikan, ASEAN juga berkomitmen untuk menjadi komunitas yang tangguh, dengan meningkatkan investasi hingga ketahanan energi berkelanjutan.
“Dengan meningkatkan investasi di bidang pembangunan SDM, infrastruktur kesehatan, transformasi digital, rantai pasok yang kuat, dan ketahanan energi yang berkelanjutan,” lanjut Menlu RI.
Tak hanya itu, ASEAN juga terus memperkuat multilateralisme dan penghormatan terhadap piagam PBB. “Dengan begitu, arah implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dapat kembali ke jalur yang benar," tambahnya.
Menlu RI Retno Marsudi juga mendorong negara-negara untuk memberikan kesempatan yang sama bagi negara-negara berkembang untuk tumbuh dan membuat lompatan pembangunan.
“Tidak ada pilihan lain, dunia harus mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi negara berkembang untuk tumbuh dan membuat lompatan pembangunan. Diskriminasi perdagangan harus dihentikan. Negara berkembang harus diberikan kesempatan untuk lakukan hilirisasi industri,” tegasnya.
SDGs Summit merupakan pertemuan resmi PBB yang diselenggarakan setiap empat tahun pada tingkat Kepala Negara/Pemerintahan untuk meninjau kemajuan dan tantangan dalam implementasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
VOInews, Jakarta: Dalam rangka memperluas peluang bisnis di pasar Amerika Latin, Kementerian Luar Negeri RI kembali menyelenggarakan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum 2023.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi, mengatakan INA-LAC Business Forum terus menarik animo pengusaha dari Indonesia dan Amerika Latin serta Karibia untuk melakukan transaksi bisnis.
"INA-LAC Business Forum merupakan jawaban dari instruksi Presiden Joko Widodo agar kita terus membuat terobosan baru dalam memperluas akses pasar di luar negeri, guna mendongrak ekspor produk-produk unggulan Indonesia," kata Umar Hadi Umar Hadi dalam press briefing, pada Senin (18/9/2023) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
Bagi Indonesia, Umar Hadi mengungkapkan, faktor geografis menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan ekonomi dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Oleh karena itu, INA-LAC menjadi ruang bagi ketiga negara untuk menjalin kerja sama untuk meningkatkan ekonomi.
“ Karena itu INA-LAC Bisnis Forum merupakan satu ruang, satu space yang kita bikin sama-sama antara pemerintah dengan dunia usaha, supaya menjadi tempat paling tidak, setiap tahun ada tempat untuk ketemu,” ungkapnya.
Pada 2022, INA-LAC telah memfasilitasi lebih dari 100 pertemuan bisnis dengan kontrak bisnis mencapai USD179 Juta di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, pertambangan, pertanian hingga properti.
Tahun ini, INA-LAC akan fokus pada 3 sektor yang dinilai memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Latin dan Karibia. Seperti, Sektor Farmasi dan alat-alat kesehatan, suku cadang (spare parts) kendaraan bermotor dan furniture. Ketiganya dinilai memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Latin dan Karibia.
VOInews.id- Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pembangunan ekosistem energi baru terbarukan (EBT), untuk memerangi krisis iklim, polusi dan hilangnya keanekaragaman hayati. "Meningkatnya emisi gas rumah kaca, pencemaran udara dan air, serta kerusakan ekosistem menjadi masalah serius yang mengancam keseimbangan Bumi. Salah satu solusi utama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membangun ekosistem energi baru terbarukan yang berkelanjutan," kata Puan dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Hal itu disampaikan Puan, usai menghadiri puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2023, di Indonesia Arena, kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, bersama dengan Presiden Joko Widodo. Kegiatan itu merupakan ajang untuk mengenalkan aktualisasi kerja dan langkah-langkah korektif kebijakan pemerintah, serta implementasinya di sektor kehutanan dan lingkungan hidup. "Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan drastis dalam penggunaan energi terbarukan, yang membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merusak lingkungan," jelasnya.
Dia mencontohkan, dalam memajukan ekosistem EBT untuk memerangi krisis iklim, DPR juga sudah berperan serta dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan tambahan listrik gedung wakil rakyat. Panel surya pada PLTS itu terpasang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, tepatnya di taman energi DPR yang berada di depan Gedung Nusantara atau Gedung Kura-kura. PLTS di Taman Energi DPR saat ini digunakan untuk memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR. Puan mengatakan, penggunaan panel surya di kompleks parlemen menjadi komitmen DPR dalam upaya menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim.
"Energi terbarukan tidak hanya lebih bersih, tetapi juga lebih berkelanjutan, karena sumber dayanya dapat diperbaharui tanpa batas, berbeda dengan bahan bakar fosil yang semakin terbatas," katanya menegaskan.
Festival LIKE 2023 juga merupakan rangkaian kegiatan persiapan Indonesia dalam rangka COP-28 UNFCC yang akan diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada November mendatang. COP-28 sebutan lain dari Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 2023 atau Konferensi Para Pihak UNFCCC (United Nations Framework on Climate Change Conference). UNFCC adalah Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim.
ANtara