21
July

 

VOInews, Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia saat ini telah siap untuk menjadi anggota dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Hal itu dikatakan Airlangga dalam acara 'Indonesia Data and Economic Conference' (IDE) 2023 di Jakarta, Kamis.

Menko Airlangga menjelaskan apabila Indonesia berhasil masuk sebagai anggota OECD, maka Indonesia menjadi negara ke-3 di Asia setelah Jepang dan Korea Selatan yang menjadi bagian dari organisasi kerja sama yang berpusat di Prancis itu. Airlangga menilai, penting bagi Indonesia untuk menjadi anggota OECD karena dengan resmi menjadi anggota. Indonesia mampu menerapkan standar yang lebih tinggi dalam seluruh proses legislasi, baik itu dalam proses pembentukan perundang-undangan, hingga jenis regulasi dan standar yang akan diterapkan pada setiap kementerian dan lembaga. (antara)

21
July

 

VOInews, Jakarta: Pemerintah Iran melakukan kunjungan khusus ke salah satu pusat rehabilitasi sosial milik Kementerian Sosial. yakni di Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) di Bekasi guna mempelajari penanganan penyandang disabilitas. Wakil Direktur Jenderal untuk Hak Asasi Manusia dan Urusan Perempuan. Seyed Mohsen Emadi sebagai delegasi Pemerintah Iran dalam keterangan yang diterima Antara Kamis menyebutkan perlindungan penyandang disabilitas merupakan bagian penting dari kebijakan Pemerintah Iran.

Kunjungan ini merupakan salah satu agenda dialog Hak Asasi Manusia (HAM) kerja sama bilateral Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Iran terkait pertukaran informasi penanganan penyandang disabilitas. Dalam kunjungan tersebut para delegasi meninjau pengolahan sampah plastik, ruang menjahit, ruang otomotif, rumah susun (rusun) ruang pelatihan pijat, pojok baca digital (pocadi) dan centerlink. (antara)

21
July

 

VOInews, Jakarta: KBRI Bangkok berkerja sama dengan Universitas Walailak Thailand menyelenggarakan Indonesian Festival pada 17-18 Juli. Kegiatan ini terdiri dari perkenalan seni dan budaya Indonesia dan sejumlah workshop seperti tari Indonesia, Bahasa Indonesia, lagu Indonesia, dan alat musik Indonesia yaitu Angklung.

“Seluruh penonton di Gedung Rektorat Si Thammarat Universitas Walailak Thailand menikmati dengan seksama penampilan Tari Bambangan Cakil yang ditampilkan pada pembukaan kegiatan Indonesian Festival,” tulis KBRI Bangkok dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (19/7).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok, Achmad Wicaksono. Dalam sambutannya, ia mengatakan, Indonesia dan Thailand memiliki hubungan baik yang telah terjalin jauh sebelum Indonesia merdeka.

“Hubungan baik ini terus berkembang hingga saat ini di berbagai bidang kerja sama berkat peran aktif berbagai pemangku kepentingan di kedua negara, termasuk Universitas Walailak yang telah memiliki beberapa MoU kerja sama pendidikan dengan beberapa universitas di Indonesia,” katanya.

Indonesian Festival merupakan upaya promosi Indonesia secara berkesinambungan kepada masyarakat Thailand. Menurut Wicaksono, kegiatan ini menjadi wadah bagi generasi muda Thailand untuk dapat mengenal Indonesia lebih dekat dan lebih baik.

“Sehingga diharapkan dapat terjalin people-to-people contact antara masyarakat Indonesia dan Thailand,” katanya.

Sementara itu Presiden Universitas Walailak, Prof. Dr. Sombat Thamrongthanyawong menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Ia mengatakan, dengan banyaknya persamaan seni dan budaya antara Indonesia dan Thailand membuat kedua negara memiliki berbagai peluang kerja sama untuk terus dikembangkan. 

“Pertukaran dan asimilasi budaya sudah terjalin dengan baik jauh sebelum kolonialisme memisah masyarakat yang ada di kawasan terbagi menjadi berbagai negara. Oleh karena itu tugas kita bersama untuk mendorong peningkatan kerja sama yang sudah ada tersebut agar terus terjadi peningkatan pemahaman antar budaya bagi masyarakat di Indonesia dan Thailand,” kata Sombat Thamrongthanyawong.

Hari pertama penyelenggaraan Indonesian Festival diawali dengan perkenalan kekayaan seni dan budaya Indonesia oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan workshop Bahasa Indonesia, workshop tari tradisional Indonesia yaitu Beksan Smarasanta, workshop Angklung, dan workshop lagu tradisional Indonesia yaitu “Rasa Sayange.”

Kegiatan workshop diikuti oleh para mahasiswa yang berasal dari berbagai macam jurusan. Selama seharian penuh mereka mempelajari seni dan budaya Indonesia tersebut dengan seksama. 

Selanjutnya, semua yang dipelajari di hari pertama ditampilkan pada tanggal 18 Juli 2023 di Auditorium Si Thammarat yang dihadiri oleh para mahasiwa, para dosen, termasuk Duta Besar RI Bangkok. 

Selain itu, di hari kedua Indonesian Festival juga dilaksanakan kuliah umum dengan tema “Politik Luar Negeri Indonesia dan Kerja Sama Bilateral Indonesia dan Thailand” yang disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand merangkap UN ESCAP, Rachmat Budiman.

Untuk menambah pengetahuan mahasiswa di Universitas Walailak mengenai Indonesia, selama dua hari tersebut telah dipamerkan pula booth Indonesia yang mempromosikan kekayaan Indonesia mulai dari pariwisata hingga produk kerajinan tangan.

Kegiatan Indonesian Festival ini merupakan kegiatan pertama kalinya dilaksanakan oleh KBRI Bangkok dengan Universitas Walailak dan akan menjadi titik awal yang baik untuk pelaksanaan kegiatan promosi seni budaya Indonesia lainnya ke depannya. 

20
July

 

VOInews.id- Kementerian Agama (Kemenag) akan mengkaji dan mendesain ulang skenario atau teknis penyelenggaraan ibadah haji pada tahun mendatang agar bisa memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah. "Kami mempelajari banyak hal terkait skenario untuk penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief dalam taklimat media di Jakarta, Kamis. Ia menjelaskan poin-poin yang akan didesain ulang.

Pertama, soal keberangkatan dan kepulangan jamaah. Menurutnya, hal tersebut erat kaitannya dengan pengaturan ritme jadwal penerbangan pesawat. "Soal kepulangan dan keberangkatan, saat ini tim kami sedang mereka-reka jadwal pesawat dan ritmenya, mau bagaimana? Landai di awal, tinggi di tengah, landai di belakang, rata, atau kah naik turun itu ritmenya? Sedang kita pelajari," katanya.

Kedua, soal durasi waktu jamaah tinggal di Mekkah dan Madinah. Terkait hal ini, pihaknya mengaku mendapat amanah khusus dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk melakukan kajian ulang.

Menurut dia Menag berharap lama tinggal jamaah di Arab Saudi bisa diperpendek, tentunya dengan tetap mempertimbangkan regulasi yang berlaku di Arab Saudi. "Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Arab Saudi," kata dia.

 

antara