warna warni

warna warni (402)

21
June

Kereta Sleeper

Written by
Published in warna warni

ada inovasi baru yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI) pada momen lebaran tahun ini, dimana pada 12 Juni kemarin, PT KAI meluncurkan secara resmi operasional perdana Kereta Sleeper, di Stasiun  Gambir, Jakarta Pusat. Kereta kelas mewah ini menempel pada rangkaian KA Argo Bromo Anggrek relasi Gambir - Surabaya Pasar Turi. Kereta Sleeper ini merupakan kerjasama PT KAI dengan PT Industri Kereta Api (INKA) untuk meningkatkan pelayanan pada penumpang, khususnya penumpang dengan rute jauh, sehingga mereka bisa beristirahat atau tidur selama perjalanan. Selain itu, menurut Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, dengan adanya layanan luxury class ini, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan kelas perjalanan sesuai dengan tarif dan pelayanannya.

Berbagai fasilitas dan layanan disiapkan dalam kereta sleeper tersebut. Menurut Direktur PT KAI, fasilitas dan layanannya seperti yang ada di kelas bisnis dalam pesawat.Mulai dari kursi yang dapat direbahkan hingga 170 derajat secara elektrik, sandaran kaki elektrik, private entertainment berupa TV 12 inchi dengan headset dan USB charging power source. Selain itu kereta tersebut juga dilengkapi foldable food tray, bantal dan selimut, tempat sampah, kaca, cup holder, kompartemen untuk menyimpan alas kaki, majalah dan coat hanger yang semuanya tersedia privat per penumpang per kursi.Dalam satu kereta sleeper terdiri dari 18 orang penumpang. Pengguna jasa layanan kelas luxury jenis sleeper ini juga mendapat layanan makan, minum, snack secara gratis.

 

PT KAI menjadwalkan perjalanan kereta sleeper tersebut dalam empat waktu keberangkatan. Jam keberangkatan pertama adalah pukul 08.00 WIB dengan waktu kedatangan pukul 17.00 WIB. Kemudian jam keberangkatan pukul 09.30 WIB dengan jam kedatangan pukul 18.30 WIB. Berikutnya jam keberangkatan pukul 20.00 WIB dengan jam kedatangan pukul 05.00 WIB dan terakhir pukul 21.30 WIB dengan waktu kedatangan pukul 06.30 WIB. Harga tiketnya sendiri dibandrol sebesar Rp. 900.000. Tarif ini merupakan harga promo yang berlaku selama sebulan masa angkutan Lebaran. Sementara tarif normal Kereta Sleeper pada Argo Bromo Anggrek mencapai Rp700 ribu sampai Rp2 juta tergantung hitungan jarak tempuhnya per 445 kilometer.Pemesanan tiket kereta sleeper tidak berbeda dengan tiket kereta lainnya. Bisa dipesan melalui website tiket KAI dan berbagai chanel pemesan tiket kereta lainnya.

12
June

Smart Pasar

Written by
Published in warna warni

 

Jaman sekarang ini, digitalisasi sudah merambah hampir pada semua lini dan aspek kehidupan. Teknologi digital pun sudah diterapkan di berbagai aspek, seperti pada Smart Pasar yang baru diresmikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiago Uno, 2 Juni lalu. Sandiaga Uno meresmikan Pasar Pondok Indah du Pondok Pinang, Jakarta Selatan Sebagai “Smar Pasar”. Pasar pintar ini menggunakan teknologi digital hampir pada setiap aktivitas didalamnya. 

di Smart Pasar,  transaksi cukup dilakukan dengan ponsel atau tablet. Hanya saja pembeli dan penjual masing-masing harus memiliki aplikasi yakni OK OCE Genius untuk penjual dan T-money milik PT Telkom untuk pembeli. Pembeli akan memilih terlebih dulu barang yang akan dibeli, kemudian penjual akan memotret kode matriks dua dimensi atau Quick Response/QR Code yang tertera di aplikasi pembeli untuk memasukkan total harga ke dalam aplikasi. Harga tersebut nantinya muncul di aplikasi T-money pembeli dan saldo akan langsung berkurang sesuai harga yang harus dibayar. Perangkatnya sendiri berupa telpon genggam harus disiapkan sendiri oleh masing-masing pedagang karena tidak disuplai oleh Pemerintah Provinsi DKI.

 

keunggulan pasar ini bukan hanya dari metode pembayarannya yang non-tunai saja, karena pasar ini juga memiliki WiFi gratis yang bisa digunakan pengunjung. Selain itu, pengunjung juga bisa merasakan sensasi menggunakan teknologi virtual reality di salah satu sudut pasar. Lampu-lampu yang digunakan di pasar ini juga bisa padam otomatis setelah tidak digunakan. Smart Pasar merupakan bagian dari program unggulan One Kecamatan One Centre Enterpreneurship (OK OCE) yang mengusung konsep cashless atau menggunakan uang elektronik untuk berbelanja. Program ini merupakan bentuk kerja sama antara OK OCE dengan PT Telkom, satu-satunya penyedia aplikasi pembayaran yang digandeng Pemprov.

 

11
June

Pada Warna Warni edisi kali ini akan mengajak Anda untuk mengetahui makna rumah adat tongkonan di tanah toraja. Negeri orang mati, itulah sebutan bagi tanah toraja. Namun jika Anda datang mengunjunginya, tempat ini tidak semisterius sebutannya. Selain terkenal akan tradisi rambu solok nya, tanah toraja juga populer dengan rumah adatnya yang unik. Tongkonan itulah namanya.

Tongkonan adalah rumah adat dengan ciri rumah panggung dari kayu dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atapnya rumah tongkonan dilapisi ijuk hitam dan bentuknya melengkung persis seperti perahu telungkup dengan buritan. Ada juga yang mengatakan bentuknya seperti tanduk kerbau. Sekilas mirip bangunan rumah gadang  di Minang atau Batak. Semua rumah tongkonan yang berdiri berjejer akan mengarah ke utara. Arah tongkonan yang menghadap ke utara serta ujung atap yang runcing ke atas melambangkan leluhur mereka yang berasal dari utara. Ketika nanti meninggal mereka akan berkumpul bersama arwah leluhurnya di utara.

kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja yang berarti tongkon atau ”duduk”. Selain sebagai tempat tinggal, Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan rumah adat ini sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja. Oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, Tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang .Ada tiga jenis tongkonan yang pertama adalah Tongkonan layuk yang merupakan tempat kekuasaan tertinggi. Digunakan sebagai pusat “pemerintahan”. Yang kedua adalah Tongkonan pekamberan milik anggota keluarga yang memiliki wewenang tertentu dalam adat dan tradisi lokal. Sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu. Jadi tongkonan bagi masyarakat Toraja lebih dari sekadar rumah adat. Dan setiap tongkonan terdiri dari Tongkonan (rumah) dan Alang (lumbung) yang dianggap pasangan suami-istri. Deretan Tongkonan dan Alang saling berhadapan. Tongkonan menghadap ke utara dan Alang ke selatan.

Rumah adat tongkonan akan terus dibangun dan didekorasi ulang oleh masyarakat Toraja. Hal itu bukan karena alasan perbaikan tetapi lebih untuk menjaga gengsi dan pengaruh dari kaum bangsawan. Pembangunan kembali rumah tongkonan akan disertai upacara rumit yang melibatkan seluruh warga dan tidak jauh berbeda dengan upacara pemakaman. Anda dapat menemukan rumah mengagumkan ini di Rantepao, Toraja Utara, tepatnya di desa Kete Kesu dan di desa Lemo.

demikian informasi mengenai makna rumah adat tongkonan tanah toraja.

10
June

 

Waktu berbuka adalah saat yang paling dinantikan oleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Bagi orang yang sibuk bekerja atau beraktifitas waktu penatian selama berpuasa tidak begitu terasa. Namun sebagian orang ada yang sengaja menunggu datangnya waktu beduk magrib atau waktu berbuka. Istilah Ngabuburit banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia yang kurang lebih berati menunggu waktu berbuka puasa, tepatnya setelah sholat asar. Istilah Ngabuburit sendiri berasal dari bahasa Sunda, Jawa Barat, berasal dari kata burit yang berati senja, sore atau menjelang magrib.Kegiatan inilah yang dilakukan oleh mahasiswa IPB bersama mahasiswa asing. Kegiatan yang bertajuk “Ngabuburit Bareng Bule 2018”. Acara ini mengundang anak-anak yatim dan duafa dari desa Cikarang Darmaga Bogor, Jawa Barat, di lapangan rektorat IPB, beberapa waktu lalu. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Awardee Lembaga Pengelola Dana Pendidikan IPB dan Yayasan Arrohman ini juga mengundang 12 mahasiswa asing IPB asal Philipina, Jepang, Myanmar, Vietnam, Malaysia, dan Australia. “Ngabuburit Bareng Bule 2018” ini merupakan bagian dari program pendidikan non formal Bahasa Inggris yang rutin dilaksanakan oleh panitia. Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat LPDP IPB, Bukhari mengatakan, bertepatan dengan bulan Ramadhan ini, selain mengajak anak-anak buka bersama, pihaknya juga mempertemukan mereka dengan mahasiswa asing. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan melatih keberanian siswa agar berani berbicara dengan orang asing. Selain itu, kegiatan ini diharapkan menambah wawasan siswa tentang ragam budaya dan seni dari negara lain. Bagi mahasiswa asing, kegiatan ini juga menjadikan mereka lebih mengenal khasanah kebudayaan Indonesia melalui permainan tradisional yang diikutinya bersama anak-anak. Mahasiswa tersebut ikut permainan estafet kelereng dan bola pingpong bersama anak-anak.Sementara itu, Kyokata Ikeda, mahasiswa asal Jepang juga memamerkan seni dan budaya asal negaranya. Dia bahkan ikut berpuasa penuh dari awal bulan Ramadhan. Dia mengatakan, dirinya berpuasa hanya karena ingin mencoba. Menurut Kyokata pandangannya terhadap Islam dan muslim berubah setelah dia belajar di Indonesia. Demikian juga dengan Orlando dan Alana mahasiswa asal Australia.Walaupun banyak muslim di Australia, mereka tidak begitu mengenalnya. Kedua mahasiswa Australia ini lebih banyak mengenal muslim sejak belajar di Indonesia, termasuk mengetahui tentang ibadah puasa.

08
June



Hari Laut Sedunia telah diperingati setiap tanggal 8 Juni sejak pengajuan pertama pada tahun 1992 oleh Kanada di Earth Summit di Rio de Janeiro, Brasil. Hari peringatan ini lalu disahkan oleh PBB pada akhir tahun 2008.  
Hari Laut Sedunia merupakan hari peringatan untuk menghargai laut-laut di dunia dengan merayakan hasil-hasil yang disediakan oleh samudra, seperti makanan laut dan kehidupan laut untuk akuarium, hewan peliharaan dan waktu untuk menghargai nilai intrinsik itu sendiri. Laut itu juga menyediakan jalur pelayaran untuk perdagangan internasional. 
Selain untuk menghargai laut-laut di dunia, Hari Laut Sedunia juga diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menjaga kelestarian laut. Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki zona laut luas serta kaya akan keanekaragaman hayati laut, Hari Laut Sedunia menjadi momen penting bagi bangsa Indonesia. Pemerintah Indonesia sudah berupaya menjaga kelestarian lingkungan Indonesia dengan menjadikan berbagai tempat konservasi sebagai taman nasional. Indonesia memiliki banyak taman nasional dan beberapa di antaranya meliputi wilayah perairan laut. Mari kenali taman nasional laut di Indonesia. 
sebelum turut berkontribusi aktif dalam upaya pelestarian laut, terlebih dulu kenali 5 Taman Nasional Laut Indonesia di berbagai daerah di Indonesia. Pertama, Taman Nasional Bunaken. Taman Nasional ini terletak di Sulawesi Utara, sebelah utara kota Manado. Keindahan laut Taman Nasional Bunaken sudah tidak terbantahkan lagi, mengingat ia menjadi rumah dari lebih dari 300 spesies terumbu karang dan berbagai macam biota laut. Hal ini dikarenakan Taman Nasional Bunaken terletak dekat dengan pusat Coral Triangle, segitiga terumbu karang yang menjadi pusat keanekaragaman hayati laut di dunia serta prioritas utama konservasi laut global.
Kedua, Taman Nasional Wakatobi. Taman nasional yang terletak di Sulawesi Tenggara ini menjadi bagian konservasi terumbu karang serta biota laut seperti ikan pari serta paus. Wakatobi sendiri merupakan singkatan dari nama empat pulau utama di daerah tersebut yakni Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.  
Ketiga, masih di Pulau Sulawesi, Taman Nasional Kepulauan Togean berlokasi di Sulawesi Tengah. Kepulauan dan daerah perairan Togean dilindungi karena memiliki kekayaan terumbu karang serta satwa laut yang menakjubkan. Selain itu, Kepulauan Togean menjadi rumah bagi Suku Bajo, salah satu suku di Indonesia yang hidupnya sangat dekat dengan laut. Oleh sebab itu, taman nasional ini tidak hanya menawarkan pengalaman menikmati keindahan alam tetapi juga mempelajari kekayaan budaya Indonesia.
Selain di pulau Sulawesi, Pulau Jawa ternyata juga memiliki taman nasional laut. Letaknya tidak jauh dari ibukota Jakarta yakni di Ujung Kulon, Banten. Selain meliputi pulau-pulau serta daerah perairan dengan kekayaan hayati yang beraneka ragam, Ujung Kulon juga menjadi rumah bagi satwa langka yakni badak Jawa. Gunung api Krakatau yang terkenal karena letusan dahsyatnya di masa lampau pun termasuk ke dalam bagian Taman Nasional Ujung Kulon. 
Dan, yang terakhir, Taman Nasional Komodo terletak di Nusa Tenggara Timur. Area ini mendapatkan titel taman nasional karena memiliki keindahan laut yang menakjubkan. Taman nasional ini telah menjadi destinasi wisata favorit baik bagi turis domestik maupun mancanegara. Salah satu daya tarik Taman Nasional Komodo ada keberadaan satwa langka endemik Indonesia yakni komodo.
Saudara, demikian Warna Warni kali ini dengan topik “Hari Laut Sedunia: Kenali 5 Taman Nasional Laut Terindah di Indonesia”.

06
June

Kabupaten Kudus adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah beribukota di Kota Kudus. Terletak di jalur pantai timur laut Jawa Tengah antara Kota Semarang dan Kota Surabaya. Kota ini berjarak 51 kilometer dari timur Kota Semarang.Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah dan juga dikenal sebagai kota santri. Kota ini adalah pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat dari adanya tiga makam wali/sunan, yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kedu. Jika Anda mengunjungi daerah ini, Anda tidak akan menemukan kuliner berbahan dasar daging sapi. Mengapa?

Ciri khas kuliner Kudus seperti sate, soto, pindang dan masakan daging lainnya adalah menggunakan daging kerbau. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah panjang kerukunan umat beragama sejak masa Sunan Kudus Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan. Saat itu Sunan Kudus melihat masyarakat setempat sudah memeluk agama Hindu yang sangat menghormati sapi.untuk menghormati pemeluk agama Hindu, Sunan Kudus melarang para pengikutnya menyembelih sapi, karena menurut kepercayaan agama Hindu, sapi adalah hewan suci. Sejak itu masyarakat Kudus yang ingin mengkonsumsi daging sapi memilih menyembelih kerbau sebagai gantinya. Hingga sekarang walaupun tidak ada larangan, masyarakat Kudus tetap memegang teguh larangan Sunan Kudus untuk tidak menyembelih sapi, termasuk pada perayaan Idul Adha.

Mengikuti jejak Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kudus memberikan dakwah dan petuah melalui kearifan lokal dengan mengapresiasi kebudayaan setempat dan keyakinan-keyakinan Pra Islam.Hal lain, padasan atau pancuran untuk berwudhu berjumlah 8 dan dihias ornament berbentuk relief arca. Angka 8 ini mengacu pada ajaran Buddha, Asta Sanghika Marga atau Delapan Jalan Utama (kepercayaan Budha). Pengambilan bentuk-bentuk dan filosofi Budha ini tentu saja dilakukan dengan alasan toleransi sekaligus mengundang para pemeluk Budha untuk mau datang dan mempelajari agama Islam.Dalam bentuk bangunan, terjadi alkulturasi pada Menara masjid yang berbentuk bangunan candi Hindu dengan arsitektur gabungan Islam, Hindu, dan Buddha. Dengan arsitektur masjid yang mengambil bentuk-bentuk arsitektur Hindu dan Budha, selain terjadi kesinambungan, diwujudkan pula nilai toleransi beragama.bukti sejarah dan berlangsungnya kehidupan masyarakat Kudus hingga sekarang ini, untuk memelihara kerukunan dan kedamaian dengan cara mempraktekkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

04
June

Warna Warni edisi kali ini kami akan mengajak Anda untuk mengetahui cerita mengenai wayang klithik, salah satu warisan budaya yang terlupakan. Wayang klithik adalah wayang yang terbuat dari kayu. Berbeda dengan wayang golek yang mirip dengan boneka, wayang klithik berbentuk pipih seperti wayang kulit. Wayang ini diciptakan pada abad ke-17, lebih tepatnya wayang ini diciptakan pada tahun 1648 tetapi siapa penciptanya tidak diketahui.

Pementasan Wayang Klithik diiringi oleh alunan musik gamelan instrumen dan beberapa pesinden, namun tidak menggunakan layar sehingga penonton dapat melihat secara langsung. Wayang ini disebut klitik karena mengandung arti kecil. Tidak hanya ukurannya yang kecil, tapi dimungkinkan karena bunyi klitik yang terjadi saat masing-masing tokoh dalam wayang ini saling beradu. Bunyi benturan terdengar dari wayang yang berbahan dasar kayu ini. Repertoar cerita wayang klitik juga berbeda dengan wayang kulit.Di mana repertoar cerita wayang kulit diambil dari   wiracarita Ramayana dan Mahabharata, repertoar cerita wayang klitik diambil dari siklus cerita Panji dan Damarwulan. Cerita yang dipakai dalam wayang klithik umumnya mengambil dari zaman Panji Kudalaleyan di Pajajaran hingga zaman Prabu Brawijaya di Majapahit. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan wayang klitik memakai cerita wayang purwa dan wayang menak, bahkan dari Babad Tanah Jawi sekalipun. Gamelan yang dipergunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang ini amat sederhana, berlaras salendro dan berirama playon bangomati. Ada kalanya wayang klitik menggunakan gending-gending besar.

Wayang Klitik banyak ditemukan di daerah – daerah di Jawa Tengah seperti di Kudus. Disini Wayang Klitik masih berkembang dan biasa ditampilkan saat hajatan perkawinan,upacara bersih desa,dan berbagai upacara desa lainnya. Wayang Klitik sendiri oleh sebagian kalangan disakralkan. Di Kudus kini hanya tinggal satu daerah yang melestarikan kesenian Wayang Klitik tersebut,yaitu di Desa Wonosoco. Seluruh peralatan serta 52 buah tokoh wayang yang ada merupakan warisan turun temurun dari para pendahulunya. Tak banyak yang tahu siapa yang membawa Wayang Klitik hingga ke Desa Wonosoco.

Konon kesenian Wayang Klitik tumbuh seiring masuknya agama Islam di tanah Jawa,khususnya daerah Kudus. Dalam satu kelompok kesenian wayang Klitik, biasanya didukung 18 orang yang dipimpin langsung oleh dalang dengan dibantu dua asistennya. Sisanya dua orang pesinden dan para penabuh gamelan. Seiring dengan perkembangan zaman pula, wayang klitik lambat laun mulai terlupakan. Meskipun sulit mencari seniman wayang klitik, namun yang pasti masih ada pewarisnya di daerah kudus, Jawa Tengah. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai wayang klitik yang mulai terlupakan.

03
June

Pada masa lalu, arloji atau jam tangan masih menjadi aksesoris yang mewah dan hanya dimiliki oleh orang tertentu saja. Semasa kejayaan Keraton Kasunanan Surakarta, masyarakat muslim dapat mengetahui masuknya waktu sholat melalui alat bernama jam istiwa' atau jam matahari. Saat ini, jam istiwa’ tersebut masih dapat ditemui di halaman Masjid Agung Keraton Surakarta. Masjid peninggalan Raja Paku Buwono XI, yang dibangun pada 1733 dan menjadi kebanggaan kota Solo.

meskipun terletak di tempat terbuka, tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan jam istiwa’ ini. Letaknya berada di bagian kiri halaman masjid. Meski sudah berusia seratus tahun lebih, kondisinya masih kokoh, bersih, dan terawat. Jam istiwa' itu diletakkan di atas tembok kokoh dan ditutup dengan kaca bening terbuka. Masyarakat yang sedang melintas dapat dengan leluasa melihat jam kuno itu. Jam ini terbuat dari pelat tembaga ditekuk sampai berbentuk setengah lingkaran. Di permukaannya terdapat guratan garis-garis dan angka-angka penunjuk waktu. Sedangkan sebuah besi berbentuk paku dengan posisi horisontal mengarah ke utara dan selatan terpasang di atas cekungan. Abdul Basyir, takmir masjid mengatakan, jam matahari itu masih berfungsi optimal jika kondisi cuaca cerah. Seperti untuk sholat zuhur. Menurut Basyir, tingkat ketepatan jam istiwa' sebagai penentu waktu shalat bias dipercaya. Namun jika cuaca mendung, jam istiwa’ tidak dapat bekerja efektif.

Selain di Keraton Surakarta, jam istiwa’ masih dapat ditemukan dan digunakan di tempat lain, seperti di Pondok Pesantren Al Mina, Semarang, Jawa Tengah. Di pondok pesantren ini, jam istiwa’ masih dipertahankan sebagai penanda waktu shalat bagi penghuni ponpes dan warga sekitarnya. Dwi Sutoro salah satu pengurus mengatakan karena hal itu penting bagi pesantren untuk melestarikan jam ini. Saat ini jam Istiwa’ ditempatkan di halaman masjid Al Huda. Sebelumnya jam ini telah beberapa kali dipindahkan, karena posisi semula sudah tidak mendapat sinar matahari penuh karena terhalang bangunan serta bayangan pepohonan.Kini penanda waktu ini sudah berada pada posisi yang ideal untuk digunakan sebagai mana fungsinya. Menjelang bulan Ramadhan kemarin, para penghuni pesantren membersihkan kawasan masjid serta jam istiwa’. Perawatan harus dilakukan karena jam itu berada di ruang terbuka tanpa pelindung sama sekali. Sehingga mudah terpengaruh terik matahari atau guyuran hujan pada saat musim penghujan. Agar penanda waktu ini mudah dibaca harus dibersihkan dari debu, jamur dan kotoran lain yang dapat merusak material jam.

pengurus pondok pesantren yang menguasai ilmu falak biasanya juga memeriksa serta membersihkan bagian demi bagian jam istiwa’. Tidak hanya itu, pihak yayasan juga mendatangkan staf Kementerian Agama Kabupaten Semarang untuk menguji akurasi jam istiwa’ ini. Dengan demikian, penanda waktu berbahan kuningan tersebut tetap terawat dan dapat berfungsi secara optimal. Dwi menambahkan, mempertahankan dan melestarikan penggunaan jam istiwa ini bukan tanpa alasan. Selisih waktu masih mungkin terjadi pada jam analog, dalam hitungan menit. Penentuan waktu sholat dengan jam istiwa’ bisa lebih akurat.

02
June

Kota Ende, di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur-NTT adalah tempat presiden RI pertama Soekarno dibuang oleh pemerintah kolonial Belanda selama empat tahun. Soekarno tiba di Ende pada Februari 1934 dengan kapal Jan van Riebeeck dan meninggalkan kota ini pada Februari 1938 dengan kapal De Klerk milik KPM menuju Surabaya.Flores sendiri merupakan pulau kecil pada periferi Soenda Kecil, yang baru menarik perhatian pemerintah Hindia Belanda pada awal dasawarsa kedua abad 20. Dengan demikian Ende dimaksudkan sebagai tempat yang dapat mengisolasi Soekarno, menjauhkan dia dari kegiatan politiknya, dan dari rekan-rekan seperjuangannya di Pulau Jawa. Kehadirannya di kota kecil ini dan pergaulannya dengan para misionaris Katolik sampai tingkat tertentu telah membawa sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia menjadi bagian sejarah gereja katolik di pulau ini. Sebaliknya, kehadiran seorang tokoh nasional dengan reputasi tak tertandingi pada masa itu telah membawa Ende, Flores, dan sejarah Gereja di pulau ini menjadi bab kecil atau catatan kaki dalam sejarah nasional Indonesia.

Selain alasan sejarah, menurut Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu, tanggal 1 Juni hari lahir Pancasila, tanggal 6 Juni hari lahir Soekarno dan tanggal 21 Juni hari wafatnya Soekarno, juga menjadi alasan dijadikannya bulan Juni sebagai bulan Soekarno. Ia menjelaskan sejumlah kegiatan kolektif antar instansi akan dilaksanakan selama bulan Soekarno di Ende. Mulai dari penanaman pohon, lomba cerdas cermat, sosialisasi upah dan narkotika, lomba tracking hingga pelatihan penggiat anti narkoba.

Selain itu, Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Ende akan menggelar dua kegiatan pada Mei dan Juni 2018. Dua kegiatan tersebut terdiri dari Festival Parade Pesona Kebangsaan dan Bulan Soekarno. Festival Parade Pesona Kebangsaan, digelar pada 20-31 Mei 2018 dan puncaknya pada 1 Juni 2018. Sedangkan Bulan Soekarno mulai digelar 1-21 Juni 2018.

Rangkaian kegiatan Bulan Soekarno di Ende lebih menonjolkan nuansa wisata kebangsaan terutama tentang sejarah kehidupan bapak proklamator Soekarno selama menjalani masa pengasingan di Ende. Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu menjelaskan, Bulan Soekarno yang digelar dari 1-21 Juni 2018 ingin merefleksikan kembali perjalanan Bung Karno sebagai seorang proklamator dan penggali butir-butir Pancasila. Untuk itu, katanya, ditampilkan berupa adegan diorama perjalanan presiden pertama Indonesia itu selama menjalani masa pengasingan di Ende pada tahun 1934-1938.

Semarak Bulan Soekarno diwarnai juga berbagai kegiatan pariwisata yang sudah dimulai 24 Mei seperti pegelaran budaya nusantara antaretnik dan paguyuban dan perlombaan paduan suara antaretnik. Ada pula perlombaan fotografi, expo budaya, perlombaan perahu layar, tracking di Gunung Meja, bersepeda santai mengelilingi Kota Ende dan destinasi wisata di sekitarnya.

Marius menambahkan, festival Bulan Soekarno akan digelar rutin setiap tahun di Ende khususnya pada Bulan Juni sejak kegiatan ini dideklarasikan pada tahun 2016 lalu.

31
May

Lahirnya Pancasila sebenarnya merupakan judul pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 pada sidang Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam pidatonya, Bung Karno menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia  merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)  Dr. Radjiman Widyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI tersebut. Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947, Dr. Radjiman Widyodiningrat menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila”. Sejak tahun 2017, hari tersebut resmi menjadi hari libur nasional.

Pemerintah bersama seluruh komponen bangsa dan masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni. Berdasarkan  Peraturan Presiden (Perpres) No 24 Tahun 2016 Tentang Hari Lahir Pancasila. Istilah Pancasila baru diperkenalkan oleh Sukarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Tetapi masih ada proses selanjutnya yakni menjadi Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945 dan juga penetapan Undang-undang Dasar yang juga finalisasi Pancasila pada 18 Agustus 1945.Pada Perpres tersebut dijelaskan bahwa penetapan hari lahir Pancasila mengacu pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei-1 Juni 1945.Dalam hari-hari itu, ada 3 orang tokoh yang memaparkan tentang dasar negara yakni Muhammad Yamin, Soepomo, kemudian Sukarno. "Bahwa rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Sukarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara," . 
Rumusan yang disampaikan Sukarno pada waktu itu pun berbeda dengan susunan Pancasila yang kita kenal sekarang.  Oleh para anggota BPUPKI kemudian disepakati bahwa pidato Sukarno-lah yang menjawab pertanyaan sidang tentang apa dasarnya Indonesia merdeka. Setelah itu dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang terdiri dari 9 orang dan dalam perjalanannya sempat merumuskan Piagam Jakarta. Tetapi kemudian isi dari Piagam Jakarta ditolak oleh perwakilan warga dari Indonesia timur. Sehingga pada 18 Agustus 1945 ditetapkanlah Pancasila yang kita kenal sekarang ini seperti tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.